Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Guru Diminta Bantu Atasi Anak Malas Sekolah

Koordinator Pengawas sekolah Kota Kupang Jhoni Rihi, S.Pd saat berdiskusi dengan para guru tentang bagaimana mengatasi anak enggan sekolah.

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Sering kali dijumpui tidak hanya di desa tetapi juga sekokah-sekolah di kota masih ada anak yang enggan atau malas ke sekolah.

 

Untuk mengatasi persoalan ini serta demi memberikan layanan pendidikan terbaik kepada masyarakat, para guru diminta ikut bertanggungjawab membantu mengatasi anak enggan atau tidak sekolah (ATS) di sekolah masing-masing.

 

Kondisi ini dijumpai tim Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang yang terdiri dari Pengawas sekolah dan pegawai dinas saat melakukan monitoring ujian semester di sejumlah Sekolah Dasar di Kota Kupang, Kamis, (25/4/2024).

 

Kepada media ini Koordinator Pengawas sekolah Kota Kupang Jhoni Rihi, S.Pd mengingatkan kepada pihak sekolah untuk ikut bertanggungjawab terhadap kondisi tersebut.

 

“Memang kondisi ini kita tidak bisa pungkiri tetapi tentu Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Pendidikan berharap kita semua yang ada di sekolah mesti ikut bertanggungjawab. Kita sebagai guru juga mesti berlaku sebagai orang tua ke dua di sekolah. Mencari solusi mengapa persoalan ini terjadi dengan menciptakan suasana belajar yang diinginkan anak,” demikian Jhoni Rihi di hadapan Asnad Adel Kepala Sekolah SDN Bello dan guru-guru.

 

Terpisah, salah satu pengurus Yayasan Persekolahan Katolik Swastisari Kupang Romo Kontradus Takene, MM melalui pesan whatsApp
Menceritakan pengalaman menjalani Tahun Orentasi Pastoral di SDK Swastisari Lobus Kecamatan Toianas Kabupaten TTS sebelas tahun lalu.

“Memang kalau mau jujur Kondisi anak sekolah di desa berbeda jauh dengan anak sekolah di kota. Misalnya di Lobus saat kami menjalani Tahun orentasi di sana, hampir setiap pagi kami guru mesti cari anak-anak di kebun untuk masuk sekolah, karena meskipun pagi itu sudah jam 9 tetapi masih ada anak yang berada di kebun”, kata RD Takene.

“Setuju kalau guru juga mesti berlaku sebagai orang tua karena itu juga dihendaki Yayasan Swastisari. Kerja Kolaborasi antara guru dan orang tua untuk dapat menciptakan suasana dan komitmen belajar bagi anak,” ujar pengajar SMA Katolik Seminari Santo Rafael Oepoi Kupang.

Pengurus pendidikan Luar Sekolah di NTT Polikarpus Do mengatakan, mesti ada komitmen semua pihak untuk memastikan nanti ke depan tidak ada lagi anak yang putus sekolah akibat enggan bahkan malas ke sekolah.

“Saya berharap jangan ada lagi anak-anak di sekitar kita yang tidak sekolah. Pastikan bahwa anak usia sekolah harus bersekolah, baik secara Nonformal maupun formal,” tegas Ketua PKBM NTT itu. (Goe).

  • Bagikan