Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Anggaran Pembangunan Gedung Sekolah Terbatas, Imanuel Buan:”Mana Yang Bisa Kita Benahi, Ya Kita Benahi”

Kontributor : Sintus Editor: Redaksi
Kadis Pendidikan dan kebudayaan kabupatwn Kupang Imanuel Buan

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT – Gedung sekolah menjadi sarana belajar paling utama. Apa jadinya jika yang utama ini tidak ada, atau ada tapi dalam kondisi memprihatinkan.

 

Kondisi ini yang dialami 4 SMPN di wilayah kabupaten Kupang, masing-masing SMPN 04 Amfoang Barat Laut, SMPN 04 dan 07 Kecamatan Kupang Tengah dan satu lagi di kecamatan Amabi Oefeto.

 

Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Drs. Imanuel Buan ketika dikonfirmasi tentang hal ini meminta masyarakat bersabar.

 

“Mari kita bersabar. Di mana yang bisa kita benahi, ya kita benahi. Yang belum kita bersabar. Begitu”, ujarnya ketika dihubungi Media Via telpon Selasa (28/2).

 

Ia menjelaskan, di kabupaten Kupang ada 4 SMP yang sudah dibangun dengan kondisi apa adanya. Seperti SMP 04 dan 07 kecamatan Kupang Tengah, SMPN 04 di Amfoang Barat Laut di pinggir pantai dan satu di SMP di Amabi Oefeto.

 

“Yang di Amfoang Barat Laut itu memang betul daerah itu penduduknya terpencar dan jauh dari sekolah tapi akan dibenahi. Tahun ini kita bangun 3 ruang kelas”, kata dia.

 

“Pertimbangannya mau ke Amfoang Barat Daya, jauh, mau ke Amfoang Barat Laut sendiri yang ada SMP juga jauh. Itu yang kita perhatikan. Tapi kalo SMPN 04 dan lainya mari kita coba memahami keadaan keuangan karena terbatas. Mau memaksakan kita juga mau bagaimana. Jadi kalo ada pilihan-pilihan sekolah terdekat silahkanlah mereka bisa menentukan pilihan itu”, imbaunya.

 

Menurut dia, pihak Kementrian Pendidikan sudah mengetahui persoalan ini.

 

“Saya baru-baru ditelpon pak Direktur SMP. Isinya pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap sekolah-sekolah. Karena ada satu peraturan Mentri yang menyatakan siswa tidak mencapai 60 orang maka sekolah itu dianggap tidak layak. Karena membangun satu sekolah yang jumlah siswa sedikit dengan yang banyak membutuhkan biaya yang sama”, terangnya.

 

“Komponen-komponen itu sama. Seperti perpustakaan, lab komputer, lab IPA, di sekolah yang siswanya banyak dengan yang sedikit juga membutuhkan fasilitas itu. Sehingga sebagai Kepala Dinas saya menyatakan bahwa memang kondisi seperti itu. Mari kita berbenah pelan-pelan karena kita keterbatasan anggaran”, urainya lagi.

 

Ia menjelaskan, sesuai standar, membangun satu SMP itu harus didukung dengan 3 SD. Jarak antara satu SMP dengan SMP lain paling kurang 6 km.

 

“Kemudian jumlah siswa harus di atas 60 orang”, ucapnya.

 

Ia mengatakan beberapa tahun lalu pemerintah mendorong pembangunan sekolah di mana-mana tanpa memperhitungkan anggaran.

 

“Ya itulah yang menjadi tanggung jawab berat bagi kami. Karena waktu itu kita membangun sekolah secara besar-besaran tanpa memperhatikan kelayakan dan lain-lain. Akhirnya sekarang menjadi bumerang bagi kami karena keuangan daerah tidak memadai.
Lima tahun terakhir tidak ada Dana DAU untuk pembangunan fisik yang berhubungan dengan ini”, pungkasnya.

  • Bagikan