Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

SMAN 10 Masuk Daftar “Sekolah Penggerak”

Kepsek SMAN 10 Daniel Bole bersama Wakil Kepsek usai wawancara Rabu (18/8/)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – SMAN 10 Kota Kupang menjadi salah satu “sekolah penggerak” yang ada di NTT dari 15 sekolah yang terpilih oleh KEMENDIKBUD RI.

Kepsek SMA 10 Daniel Bole ketika ditemui media di ruang kerjanya Rabu (18/8/21) menuturkan, Kegiatan Belajar Mengajar masih berlangsung secara online. Ia menjelaskan, tahun ini melalui peraturan pemerintah, SMA 10 menjadi ikon sekolah penggerak dari 15 sekolah yang terpilih.

Menurut dia, “sekolah Penggerak” ini menggunakan kurikulum yang baru namanya kurikulum “sekolah Penggerak”.

“saat ini kami masih menyusun kurikulum setelah mengikuti diklat sekolah penggerak baik diklat antara kepala sekolah maupun metode pembelajaran”tuturnya kepada media rabu(18/08).

 

“Setelah mengikuti diklat selama 10 hari selanjutnya akan dilakukan In House Training (IHT) selama 2 hari”, lanjutnya lagi.

Kegiatan tersebut kata dia, dilakukan bersama dengan guru yang ada di sekolah dan berlangsung selama 8 hari.

Masih menurut dia, kurikulum 2013 masih tetap dilakukan kepada murid-murid dikelas 11 dan 12.

 

Ia menambahkan, untuk menjadi “sekolah Penggerak” dipilih melalui tes antara lain tes wawancara , tes tertulis dan mengajar di kelas. “Tes yang dilakukan terkait tes kemampuan tapi lebih banyak tes scholastik”, tambahnya.

Sebanyak 2.500 sekolah di Indonesia mengikuti tes tersebut akan tetapi khusus provinsi Nusa Tenggara Timur hanya 15 sekolah yang diikutsertakan diantaranya, Kota Kupang , Manggarai, Rote, Manggarai Timur dan Sumba.

 

Ia menjelaskan Sekolah penggerak merupakan kurikulum baru yang memberikan kebebasan kepada anak untuk lebih merdeka belajar dan Kurikulum ini sendiri sudah mulai diterapkan tahun 2021 di 2.500 sekolah yang ada di Indonesia.

“Kita berharap agar di tahun 2025 nanti semua sekolah di Indonesia sudah mulai menerapkan kurikulum ini”, pungkasnya.

Ia mengatakan, KBM saat ini berlangsung online. “Memang ada siswa yang melakukan pembelajaran secara offline akan tetapi dari pihak sekolah hanya memberikan tugas dengan pembagian jadwal. “Misalnya kelas 10 datang mengambil tugas pada hari senin, kelas 11 pada hari selasa dan kelas 12 pada hari rabu”,ucapnya.

Ia menambahkan memang tidak banyak siswa yang datang akan tetapi sekolah tetap melayani. Ia menuturkan, sekolah daring memiliki kendala akan tetapi sebisa mungkin diatasi. Salah satu contohnya bagi siswa yang tidak memiliki kuota internet dari pihak sekolah menyiapkan fasilitas wifi yang bisa diakses. “Di sini kami siapkan wifi, sehingga siswa yang tidak ada data datang untuk akses”pungkasnya. (Ellena)

  • Bagikan