Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kapustu Oebelo Tak Akui Chat Dengan EP

Kapustu Oebelo, RP

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT – Perseteruan antara Kapustu Oebelo RP dengan Kader Posyandu EP, berbuntut panjang.

Ini terjadi karena ada potongan chat antara Kapustu Oebelo (RP) dan Kader Posyandu (EP) beredar luas di kalangan wartawan kabupaten Kupang.

 

Dalam potongan chat tersebut bukan hanya berisi perselisihan antara keduanya, tetapi ada penghinaan terhadap profesi wartawan.

Ketika hal itu dikonfirmasi wartawan Senin (26/2/24), RP tidak mengakui potongan chat yang ia kirim ke EP.

 

Wartawan berusaha meyakinkan RP dengan menunjukkan potongan chat tersebut. Lagi-lagi RP tak mengakui chat tersebut.

 

“Saya tidak pernah chat dengan Eka”, kata RP.

 

Percakapan antara Kapustu Oebelo RP dengan Kader Posyandu EP tentang dukung mendukung caleg yang diterima Media dari EP.

 

Sikap yang sama ditunjukkan RP, ketika disinggung ada potongan chat lainnya yang mengatakan, “Wartawan susah makan, tinggal dikasih uang”.

“Oh itu saya tidak ada. Saya tidak ada omong begitu. Tapi kalo ada omong ya sapa yang omong ya. Tapi saya pribadi tidak ada omong begitu”, kata dia.

Bagian ini merupakan percakapan RP dengan sesama Bidan di Pustu yang bocor keluar.

Sementara itu Kader Posyandu EP mengatakan, chat dari RP yang merendahkan martabat wartawan berawal dari dukung mendukung calon legislatif yang disodorkan EP kepada dia untuk dipilih.

 

“Saya dikasih uang 200.000 suruh coblos bapa RAM.
Dia antar tanggal 12 Februari (H-2-red). Saya sudah lupa jam. Suruh coblos. Tapi beta berat juga terima itu uang, karena beta memilih sesuai hati nurani.

Setelah tanggal 14 (Februari) habis coblos dia bilang apa ke EP ? “Sonde ada kabar kak. Hari jumat tanggal 23 Februari itu tiba-tiba dia telpon. Ibu (Kapustu-red) bilang KK Eka, suara di TPS 06 sonde (tidak) ada. Beta bilang beta coblos ibu soal suara ada atau tidak beta sonde tau. Ibu bilang kasih kembali uang sa ko. Beta jawab iya sebentar baru beta antar. Dia bilang antar sa ibu ada di Pustu. Be bilang sebentar sa nanti b antar di rumah. B titip di Lala dengan Lita (anak RP) sa. Ibu menyahut iya. Terus beta su takut to. Jadi b cari Wi-fi ko chat dengan ibu. B bilang ibu tolong cek ulang di tps 6 karena memang beta coblos. Kalo mau kasih kembali uang, uang beta su pake. Dan kalo bisa beta ketemu langsung itu orang untuk kasihtau langsung supaya ibu jangan dapat marah”, kata EP.

 

“Tapi mamatua (Kapustu) minta c1 karena mau kasih mama Kapus (Tarus). Bukti chat masih ada di b pu HP. Terus dia bahas pi beta pung kerja sebagai Kader. Mau berentikan beta karena sonde kasih kembali uang. Dia bilang itu hari bapa desa suruh ganti orang. Terus bilang mama Halla juga datang lapor. Beta bilang ibu mau kasih berenti beta, beta terima. Dan untuk uang beta kasih kembali. Dia bilang gak usah Eka. Sudah ditolong. Na tiba-tiba semua chat sudah dihapus. Tapi beta sudah discreenshoot. Lalu b kasihtau saudara wartawan”, terang EP.

 

Lantas untuk apa Eka ke Pustu ?, tanya Jermy (wartawan Kabar Indepent).

 

“Kasih kembali uang kk. Beta sampai sana b selamat pagi ibu. Mau kasih kembali uang. Tapi ibu sonde mau terima dengan alasan dia sonde kasih beta uang. B angkat hp mau foto sebagai bukti. Dia bilang hei mau rekam. Tapi dia sonde mau. Dia Bilang beta sonde pernah kasih kk Eka uang”, jawab EP.

“Terus kami dua sudah bahas sampai kader. Beta pung saudara wartawan beta kasihtau, ibu sonde mau terima uang. Habis itu b punya saudara masuk mau wawancara dia sonde mau. Saat itu mau kasih uang dia buang. Baru dia rampas beta punya sodara wartawan punya hp untuk hapus foto dan video”, EP bersaksi.

 

Dalam chat antara RP (Kapustu Oebelo) dan RP (Kader) ada nama Kepala Desa yang dibawa-bawa.

 

“Terkait bukti chat (WA) di situ sebenar bukan tertulis istri Kepala Desa e tetapi tertulis mama Halla. Nah mama Halla itu sebenarnya bukan istri Kepala desa”, kata Marten.

 

“Kayaknya itu ada persoalan di Posyandu Lansia. Di dalamnya ada keluarga juga. Mama Halla. Jadi itu terkesan istri Kepala Desa, padahal bukan itu”, Marten mengklarifikasi.

 

Nama Kepala Desa disebut dalam chat yang dikirim kepada EP (Kader Posyandu) yang mana akan mencabut SK Kader (memberhentikan). Sikap anda ?

“Mungkin berkaitan dengan ini kita liat dulu to. Tidak mungkin duduk-duduk langsung kasih berenti orang dari sebuah tugas dan tanggungjawab. Itu melihat regulasi atau mungkin evaluasi kinerjanya karmana (bagaimana). Apalagi belum ada laporan tentang (Kader) itu. Kalopun ada laporan kita mengikuti musyawarah dan rapat”, ujarnya.

 

Ketika disinggung adakah langkah dan sikap tegas terhadap Kapustu RP ?

 

“Kalo sikap saya, saya akan memanggil Kapustu setelah moment politik selesai. Saya harus panggil dulu Kapustu untuk meluruskan dan mendengar kronologisnya”, kata dia.

 

Seperti diberitakan berbagai media, Kapustu Oebelo RP tak terima ketika wartawan media online Suarantt.com Mel alopada mencium isu adanya politik uang yang dimainkan Kapustu Òebelo.

Mel berusaha menfonfirmasi, namun telepon genggamnya dirampas dan videonya dihapus.

 

Aksi tak terpuji ini telah mendapat perhatian dari organisasi pers Nasional SMSI dan komunitas wartawan kabupaten Kupang (KONJAKK).(Tim).

  • Bagikan