Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Audiens Dengan Tim SRA NTT, Gubernur Ingatkan, Anak Dengan Penyakit Bawaan, Rentan Covid-19”

Kontributor : rilis Editor: sintus
Gubernur NTT Viktor Bungtilu laiskodat saat beraudiensi dengan Tim Sekolah Ramah Anak provinsi NTT Selasa (5/10/21)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) beraudiensi
dengan Tim Sekolah ramah Anak Provinsi NTT di ruang kerja
Gubernur, Selasa,(5/10/21). Ketika itu Gubernur menegaskan, berdasarkan data, anak dengan penyakit bawaan paling rentan terkena Covid-19. Sehingga anak-anak tersebut harus bisa dipantau secara serius dan mendapatkan vaksinasi lengkap.

 

Lebih lanjut Gubernur Viktor meminta untuk memperhatikan
anak-anak umur di bawah 12 yang belum mendapat vaksin.

 

“Harus mendapat perhatian khusus ketika sekolah tatap muka dimulai.
Anak-anak hampir menghabiskan waktu terbaik mereka di sekolah atau kurang lebih 8 jam setiap harinya berada di lingkungan sekolah. Artinya, Sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, bersih dan sehat apalagi di masa pendemi Covid-19 saat ini”, kata dia.

Hal inilah mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi NTT bersama Dinas P&K, Kemenag NTT. Dinkes, Dukcapil Provinsi NTT, Bappelitbangda NTT selaku Ketua Pokja AMPL Provinsi NTTmenggagas Webinar Series.  Webinar itu digagas untuk menginisasi sebuah langkah proteksi dini melalui Sekolah Ramah Anak untuk Sanitasi dengan penerapan
Sekolah Aman. Penerapan Sekolah Aman itu dalam rangka persiapan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19.

UNICEF sebagai lembaga PBB yang mendapat mandat untuk memastikan setiap Hak anak terpenuhi, ikut mendukung kegiatan tersebut. Mereka menggandeng mitra Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Provinsi NTT.

Kegiatan yang akan melibatkan seluruh PAUD/RA,SD/MI SMP/MTs,SMA/SMK/MA, dan SLB di Provinsi NTT direncanakan berlangsung selama tiga hari. Yaitu mulai 11 – 13 Oktober 2021 di Kupang melalui sistem daring dan luring.

Gubernur NTT mengapresiasi kegiatan tersebut dan kembali menekankaan aspek kesehatan lingkungan dimana perilaku menjadi penting untuk diperhatikan. Perilaku berkorealasi dengan penyakit yang muncul di masyarakat.

 

“Tugas pemerintah adalah memastikan orang sakit untuk segera menjadi sembuh dan memastikan orang sehat untuk tetap sehat”, ujarnya.

Kepala Dinas DP3A Provinsi NTT, drg. Iien Andriany, M.Kes menjelakan terkait dengan desain konsep webinar yang akan dilakukan. Menurut dia, Webinar dilakukan dalam 3 series dengan peserta dibagikan kategori sekolah yang menjadi kewenangan provinsi di hari pertama. Dan sekolah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota di hari kedua. Hari pertama dan hari kedua membahas tentang pentingnya Air, Sanitasi dan Hygiene. Serta manajemen kebersihan dan Kesehatan menstruasi di sekolah/madrasah, sekolah/madrasah ramah anak, alokasi pendanaan untuk sanitasi di sekolah/madrasah. Dan kebijakan pembelajaran tatap muka di NTT. Sedangkan di hari ketiga adalah materi tentang pentingnya pemantauaan 3M Covid-19, serta situasi terkini Covid-19. Vaksinasi bagi Pengajar dan remaja serta Protokol Kesehatan di Satuan Pendidikan dan Madrasah.

 

Selanjutnya Kepala Bappeltibangda Provinsi NTT selaku Ketua
Pokja AMPL Provinsi NTT, Kosmas D. Lana, memaparkan penyelenggaraan kegiatan tersebut. kegiatan ini digagas oleh Dinas DP3A Provinsi NTT berkolaborasi dengan Badan/Dinas terkait, Pokja
AMPL Provinsi NTT. Bersama Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB dan HAKLI NTT. Kemitran ini dibangun bersama untuk mencapai tujuan pembangunan air minum dan sanitasi yang aman untuk semua.

Kepala Kantor UNICEF Perwakilan NTT dan NTB, Yudhistira Yewangoe menambahkan, dukungan Sekolah ramah Anak di masa pandemi ini sangat penting. “Karena akan membantu penerapan Protokol Kesehatan 5M, sehingga dapat mencegah penularan Covid-19 di lingkungan sekolah”, jelasnya.

 

Selanjutnya Yudhistira mengatakan, untuk memutus penyebaran
Covid-19 para Guru dan tenaga kependidikan harus mendapat prioritas untuk divaksin secara lengkap. Tujuannya agar guru dan anak-anak tidak mudah terinveksi Covid-19″, tambah dia.

Kegiatan ini diselenggarakan untuk membangun pemahaman pihak-pihak sekolah di NTT dalam rangka penyelenggaraan Sekolah ramah Anak. Dan juga menginisiasi manajemen kebersihan dan kesehatan menstruasi di sekolah. Pemerintah Provinsi NTT berupaya keras menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah salah satunya melalui penerapan sanitasi aman. Dan mengembangkan sistem pemantauan 5M berbasis andorid di sekolah.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut sejumlah narasumber berkompeten baik di level nasional dan provinsi akan menyumbangkan konsep terbaiknya. Ini demi mewujudkan sekolah ramah anak melalui penerapan sanitasi aman di sekolah.

 

Diantaranya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kementerian P3A RI, Kementerian Agama RI, dan UNICEF Indonesia. Sementara narasumber di tingkat  Provinsi berasal dari dinas-dinas dan lembaga terkait.

 

Kepala Dinas P&K NTT Linus Lusi, berharap, penerapan Sekolah Ramah Anak dapat meningkatkan budi pekerti pada anak didik. Dengan demikian masa depan anak-anak NTT kelak mampu bersaing secara nasional dan global”.

 

PlT. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT H. Hasan Manuk, berkomitmen akan membangun sebuah role model penerapan Sekolah Ramah Anak. Ini akan terkoneksi dengan penerapan Sanitasi Aman, agar sekolah benar-benar menjadi tempat terbaik untuk anak saat berada di sekolah.

 

“Kita tegas, sebisa mungkin zero tolerance untuk penyebaran virus Covid-19 agar anak-anak merasa aman dan nyaman di sekolah”, kata dia.

Selanjutnya Hasan menambahkan,  aspek ini menjadi
penting dan pemahaman ini harus dibagikan kepada semua pelaku dan penggiat sekolah di NTT. “Kita harus satu visi untuk mewujudkan NTT Bangkit NTT Sejahtera”ujar Hasan(Rilis)

  • Bagikan