Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Hari Kebangkitan Nasional, Refleksi Peran Mahasiswa Tanpa Mengintervensi Nilai-nilai Lokal

Santi Kolo

KEFAMENANU, FLOBAMORA-SPOT.COM Kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang tepatnya pada tanggal 20 Mei. Ini merupakan Suatu hari yang selalu diperingati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

 

Kita semua, entah sudah atau belum, perlunya ketahui bahwa latar belakang ditetapkannya Hari Kebangkitan Nasional ini adalah bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangan bangsa Indonesia dari berbagai kemelut.

Kita merdeka karena adanya Persatuan dan kesatuan dari masyarakat Indonesia, ini merupakan suatu eksistensi masyarakat untuk tidak terpecah belah.

 

Latar belakang masyarakat Indonesia berbeda-beda, dari beragam suku, ras, agama dan lain sebagainnya. Namun itu jangan kita jadikan patokan untuk menciptakan perpecahan tapi bagaimana kita menemukan ini sebagai suatu kesatuan yang utuh, sebuah nilai yang tinggi tentang peradaban bangsa kita.

 

Kita adalah satu, kita Indonesia, dan diketahui bersama bahwa semboyan kita adalah Bhineka Tunggal Ika, yang artinya “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

 

Di Hari Kebangkitan Nasional tahun 2021, pemerintah mengusung Tema: “Bangkit! Kita Bangsa Yang Tangguh”.

Tema ini dapat kita maknai bahwa kebangkitan nasional merupakan salah satu spirit kebangsaan, kenapa kita disebut bangsa yang memiliki semangat Nasionalisme? Karena kita adalah orang-orang tangguh yang tidak pernah pantang menyerah.

Hari Kebangkitan Nasional ini diperingati setiap tanggal 20 Mei yang diambil dari lahirnnya organisasi Boedi Oetomo.

 

 

Boedi Oetomo didirikan oleh Dr Sutomo dan para mahasiswa School tot Opleiding Van Indische Artshen atau STOVIA pada 20 Mei 1908.
Dr Sutomo beserta kawan-kawannya memiliki keinginan untuk mendirikan sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial, ekonomi dan budaya.

Keinginan itu berdasarkan dari gagasan Dr Wahidin Sudirohusodo yang ingin meningkatkan martabat rakyat dan Bangsa Indonesia.

 

Dr Sutomo juga merupakan seorang pahlawan yang patut kita teladani, karena memiliki keinginan yang tinggi untuk meningkatkan eksistensi masyarakat Indonesia di bidang sosial, ekonomi dan politik.

 

Refleksinya adalah bagaimana dengan kedudukan serta peran mahasiswa yang katannya kaum intelektual dan memiliki semangat juang tinggi dan yang merupakan tonggak utama bangsa? Sudahkan kita berpikir untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia untuk tetap utuh dan tidak terpecah belah dan menjaga harkat bangsa Indonesia?

 

Hi Pamuda-pemudi Indonesia, buktikan kepada masyarakat bahwa kita adalah mahasiswa yang peduli, mahasiswa yang tangguh yang bukan hanya mementingkan kepentingan sendiri tetapi juga untuk kepentingan rakyat jelata.

 

Sebagai mahasiswa, seharusnya dan sepatutnya menjunjung tinggi tri dharma perguruan tinggi, dan bukan sekedar konsep dan teoritis, maliankan ketiga prinsip itu benar-benar disetarakan dalam kehidupan sebagai mahasiswa.

 

Sebagai agen perubahan, agen kontrol, spirit dan semangat mahasiswa bukan berasaskan kepentingan semata, perjuangan mahasiswa harus independen, tanpa termakan arus politik, apalagi sebagai praktisi politik hingga pada tahapan penerapan praktik-praktik politik kotor di lingkungan kampus.

 

Di hari Kebangkitan Nasional ini, mahasiswa petutnya merefleksi perjalanan sejaran sebagai landasar pergerakan, pengelaman dan strategi yang benar, tentunya disesuaikan dengan lingkungan sekitar tanpa mengintervensi nilai-nilai lokal dan keindonesiaan.

 

Mari buktikan kemampuan kita dengan belajar dan menghasilkan karya-karya nyata demi bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia. (sk)

Penulis: Maria Rosanti Kolo
Mahasiswi Ekonomi Pembangunan
Universitas Timor

  • Bagikan