Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Muslim Garis Keras Mari Belajar Toleransi di Sini !! Di NTT Takbiran Idul Fitri 1442 Dimulai Dari Gereja, Diibadatkan Sebelum Dilepas

Peserta Pawai Malam takbiran saat berada dalam gereja untuk mengikuti ibadat sebelum dilepas pihak gereja Kamis (12/5/21).

KALABAHI, FLOBAMORA-SPOT.COM – Perayaan Idul Fitri 1442 di kampung Lola-Langleki Desa Probur Utara Kecamatan Alor Barat Daya kabupaten AlorNTT, benar-benar patut ditiru oleh Muslim garis keras di mana pun berada. Bayangkan saja pawai Malam takbiran dimulai dari Gereja dan didoakan dalam sebuah ibadah bersama umat Kristen sebelum pelepasan.

Pemandangan seperti ini di desa Probur Utara sudah biasa sebagai sarana membina keakraban antar sesama pemeluk agama di Alor.

Ketua Pemuda Gereja Sion Lola, Desa Probur Utara, Enos Durakal kepada Media ini Kamis, (13/5/2021) mengatakan, kegiatan ini di lakukan karena adanya kesepakatan antara gereja Sion Lola dan mesjid Rahmahtulah Lalengki Probur Utara.

“Kita sepakat takbiran di mulai dari gereja. Karena menggunakan gereja, sehingga sebelum takbiran di kumandangkan terlebih dahulu dilakukan ibadah secara iman Kristen”, ujarnya.

“Jadi sembayang menurut iman Kristen untuk melepaskan saudara-saudara muslim yang melakukan takbiran,” ujar Durakal.

Rombongan pawai malam takbiran di Alor mulai bergerak kamis (12/5/21)

Ia mengatakan, Setelah ibadah, penanggungjawab gereja melepaskan rombongan takbiran Idul Fitri 1442, yang berjarak kurang lebih 2 Km dari gereja menuju mesjid.

Ia menambahkan, Setelah takbiran Idul Fitri 1442 dilanjutkan dengan halal bihalal bagi semua yang ada di desa Probur Utara.

Menurut Durakal, hal seperti ini bukan baru di Desa probur Utara, tapi sudah di lakukan sejak turun temurun, hanya saja, selama ini tidak pernah dipublikasikan sehingga dunia luar tidak pernah tahu.

“Saya dengar informasi bahwa kejadian seperti ini sudah terjadi sejak tahun 1960an. Ini berawal dari kesepakatan leluhur desa probur Utara tahun 1960-an untuk membuat fondasi tiga buah rumah ibadat. Fondasi tiga buah rumah ibadat tersebut di sepakati untuk di kerjakan sehari. Dan, itu mereka dapat melakukannya.

“ Tahun 1960-an itu, orang tua dong sepakat, bangun fondasi 2 mesjid 1 gereja dalam sehari,” kata Durakal.

Sementara itu, ketua Remaja Mesjid Rahmatullah Lalengki Probur Utara, Taslim memberikan alasan adanya takbiran Idul Fitri 1442 dimulai dari dalam gereja Sion Lola.

“Alasan mendasar sampai takbiran Idul Fitri 1442 harus dimulai dari gereja serta sebelum di lakukan takbiran Idul Fitri 1442, di lakukan doa secara iman Kristen. Lalu, penanggungjawab gereja Sion Lola melepaskan rombongan takbiran ke mesjid Rahmatullah”, Kata Taslim..

Semua yang di lakukan ini kata Taslim, semata-mata hanya mau mempertahankan perjuangan para pendahulu yang telah mencetuskan kebersamaan di bumi Probur Utara.

Ia menjelaskan, Hal yang memotivasi terjadinya kegiatan takbiran Idul Fitri 1442 yang keluar dari dalam gereja karena dasar yang telah ditanam oleh para leluhur sudah tidak menjadi kekuatan dan kegiatan ini untuk merekatkan kembali persaudaraan yang ada di Lola dan lalengki.

“ Yang kami buat ini, bukan saja untuk mempersatukan pemuda ataupun remaja saja tapi seluruh masyarakat Desa probur Utara,” kata Dia.

Baginya, dengan adanya dunia globalisasi banyak nilai budaya yang sudah mulai luntur, sementara tali persaudaraan di dalam darah orang Probur Utara tidak dapat dipisahkan.

“ Kita buat Idul Fitri dan takbiran di dalam gereja karena para orang tua pernah bangun kesepakatan antara orang tua asal kampung Lola dan Lalengki saat itu, sehingga, kaum muda sekarang hanya menjalankan dan menjaga agar tidak luntur digerus arus zaman”, terangnya.

Kegiatan ini di lakukan karena dari Mesjid Rahmatullah Langleki berpikir jangan sampai sejarah ini hilang sehingga pemuda gereja dan remaja mesjid hanya mengangkat kembali.

“ Dari situ kita bangun komunikasi dengan gereja Sion Lola dan mereka meresponinya secara positif, sehingga dibentuk panitia untuk pelaksanaan Idul Fitri 1442,” kata Taslim.

Ia mengatakan, Dalam rapat panitia, pihak mesjid maupun gereja bersepakat untuk pawai akbar takbiran Idul Fitri 1442 keluar dari dalam gereja dan sampai di halaman mesjid ada penerimaan rombongan takbiran oleh pihak Mesjid..

“Untuk menandai penerimaan itu,remaja mesjid maupun pemuda gereja membuat sebuah obor dengan cabang 3 buah. 3 cabang obor ini menandakan bahwa, obor pertama di pegang oleh penanggung jawab gereja Sion lola. Dan obor kedua di pegang Imam Mesjid Rahmatullah lalengki dan obor ketiga itu di pegang pemerintah desa.

Ini bBukti bahwa di lalengki dan Lola ada persaudaraan yang tidak dapat dipisahkan oleh paham apapun,” kata Dia. (Sintus)

Sumber:Safarintt.com

 

  • Bagikan