Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Terkait Polemik Bantuan Bencana Seroja di Media Sosial, Okto Tahik:”Tidak Ada Yang Salah”

Kaban Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kupang Oktovianus Tahik saat memberikan sambutan pada penyerahan bantuan kepada korban Seroja yang rumahnya mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan di kantor desa Merbaun Rabu (21/4/21)

 

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM – Bupati Kupang melalui Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Kabupaten Kupang Oktovianus Tahik tampil mendinginkan suasana terkait postingan Salah satu Pengguna Accun Fb @Efradus Loppies yang terkesan menyudutkan Pemerintah dalam penanganan Korban Bencana Siklon Tropis Seroja di kecamatan Amarasi Barat beberapa hari lalu.

 

Postingan itu membuat gerah banyak orang setelah difollow up oleh berbagai media Online dan Televisi.

 

“Tidak ada yang salah dengan postingan itu, karena itu kenyataan. Bersyukur, karena informasi itu baru kita tau”, ujar Okto Tahik dengan tenang dalam pertemuan sebelum pembagian bantuan kepada korban bencana yang mengalami rumah rusak berat, sedang maupun ringan di kantor Desa Merbaun kecamatan Amarasi Barat Rabu (21/4/21).

 

Ia menjelaskan, sifat bantuan pertama itu darurat sehingga yang mendapatkannya adalah korban yang tempat tinggalnya hanyut/hilang sehingga tinggal dengan orang lain atau di camp pengungsian.

 

“Kita dahulukan saudara-saudara yang rumah hanyut atau rusak berat dan mengungsi”, ujarnya.

 

Okto minta Camat Amarasi Barat melanjutkan pembagian beras dan mie instan yang ada di posko Bencana Siklon Tropis Seroja kepada masyarakat yang mengalami musibah.

Camat Amarasi Barat Chornelis Nenoharan saat menyerahkan bantuan beras kepada Korban bencana Seroja  yang rumahnya mengalami kerusakan berat, sedang dan ringan di Kantor desa Merbaun Rabu (21/4/21).

Camat Amarasi Barat Chornelis Nenoharan mengatakan postingan itu baik untuk evaluasi.

 

“Memang itu kelemahanan Kepala Desa menjelaskan kepada para Kepala Dusun dan RT – RW bagaimana makna dari tanggap darurat itu sendiri sehingga terjadi pembagian untuk mereka yang tidak berada di Camp”, kata dia.

 

Menurut dia bantuan darurat pertama itu hanya untuk yang di camp pengungsian, namun dibagi untuk 166 KK korban bencana.

 

“Sehingga kurang di situ. satu kk hanya dapat mie 1 bungkus atau telur 1 butir dan beras 1 kg”, terangnya.

 

Ia menambahkan, khusus di desa Tunbaun terjadi longsor yang menghanyutkan 14 rumah dan puluhan luka-luka.

 

“Dan secara umum terjadi kerusakan bangunan baik rusak berat, sedang maupun ringan.

 

Penjabat Kades Merbaun Yahya Otemusu mengatakan, postingan tersebut muncul karena ada miskomunikasi antara pemerintah desa dan masyarakat.

 

“Jadi karena kurang pemahaman oleh karena itu kami pemerintah desa tidak menganggap itu masalah”, jelas Otemusu.

 

Menurut dia, ke depan setiap bantuan harus disosialisasi kepada masyarakat untuk diketahui.

 

“Kalo saat itu semua korban tinggal satu tempat (posko) maka postingan itu tidak akan muncul karena memang bantuan darurat itu untuk korban di pengungsian”, jelasnya.

 

Menurut dia, jika dilihat dari sisi positif ada nilai tambah bagi Pemerintah.

 

Tokoh masyarakat desa Merbaun Daniel Naisanu (71) mengatakan, bencana Seroja ini yang pertama ia alami selama hidup.

 

“Selama hidup saya baru alami yang begini. Dan ada postingan tidak baik buat nama kabupaten Kupang sudah sampai ke mana-mana. Terimakasih kabupaten Kupang sudah perhatikan kami. Ada beras 1kg sampai ke kami”, ujarnya

 

Ia mengatakan, postingan itu datang dari desa Merbaun karena tidak ada sosialisasi.

 

“Tidak ada informasi harus berkumpul di camp. Postingan itu harus dipahami”, katanya.

 

Pemilik Accun FB @efradus Loppies, Efer Loppies mengatakan, apa yang dia lakukan hanya sebagai informasi kepada Pemerintah tanpa maksud melecehkan siapa-siapa.

 

“Karena fakta jadi harus disampaikan. Trimakasih karena setelah postingan saya itu, ada perhatian dari Pemerintah”, ucap dia.
(Tim)

  • Bagikan