Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Tampil Sebagai Narasumber, Danrem 161/WS Sampaikan Hal Menohok

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang, S.H., M.M., tampil sebagai salah satu Narasumber pada acara Sarasehan kebangsaan.

 

Seminar berlangsung dengan tema, “SEMINAR KEBANGSAAN” di Aula Sudirman Makorem 161/Wira Sakti JL. W.Z Lalamentik Oebufu Kota Kupang, Kamis (9/11/23).

 

Seminar kebangsaan yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Provinsi Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia Prov NTT ini diawali dengan laporan ketua panitia Stenly Boymau, S.Pd., sambutan Ketua DPP IARMI NTT H. Fahmi Abdullah, S.E.

 

Selesai rangkaian kegiatan pembukaan, dilanjutkan kegiatan dialog seminar kebangsaan yang di sampaikan oleh Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Febriel Buyung Sikumbang, S.H., M.M., sebagai Narasumber I (Satu). Setelah itu Rektor Undana Kupang Prof. Dr. drh. Max U.E.Sanam. M.S.c sebagai Narasumber II (Dua), dan Alexander Riwu Kaho, S.H., M.M., sebagai Narasumber ketiga.

 

Dalam acara ini Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Febriel menyampaikan tentang era Disrupsi, masa di mana perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya inovasi yang begitu hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara luas.

 

“Kita tau bahwa sekarang kondisi dunia memasuki era disrupsi. Era ini terjadi karena suatu perubahan mendasar dalam suatu sistem tatanan kehidupan yang terjadi secara cepat melalui teknologi. Kondisi ini mengurai beberapa ciri seperti situasi yang sulit ditebak Informasi sangat cepat terjadi,” jelas Danrem 161/Wira Sakti.

 

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu perubahan ini terjadi karena adanya perubahan generasi.

 

“Ada beberapa generasi yang bisa diidentifikasi, Ada istilah baby boomer adalah generasi yang lahir berumur 50/70 tahun. Ciri ini memiliki rasa disiplin, tekad kerja keras namun agak gagap teknologi sehingga gampang di bodohi”, ungkap Danrem.

 

Generasi berikutnya yaitu generasi X, Umur 43/65 tahun Lahirnya di jaman baby boomer tetapi memiliki karakter yang mandiri, disiplin, kerja keras dan mulai mengenal teknologi. Namun sering membawa kehidupan keras di masa lalu, karena dulu dididik orangtua dengan sangat keras.

 

Generasi Y Generasi berumur 28/44 tahun Genarasi ini lahir di perkembangan teknologi yang tinggi, kreatif, bebas, bisa mengekspresikan berbagai hal dan terbuka. Namun mereka kurang berinteraksi karena sibuk dengan dunianya sendiri.

 

Danrem 161/Wira Sakti menyampaikan, yang berada di ruangan ini hampir semua masuk dalam generasi Z. Umur di bawah 27 tahun. Cirinya aktif dalam dunia maya, menguasai teknologi yang tinggi, kritis.

 

“Namun biasanya generasi Z suka proses yang instans. Sehingga terkadang mudah menyerah”, paparnya.

 

Danrem 161/Wira Sakti juga menyampaikan tentang pesatnya perkembangan teknologi informasi.

 

“Internet merupakan sistim yang sangat terbuka tapi tidak semua bisa memberikan validasi kebenaran tentang informasi yang diakses melalui internet. Sehingga kita tau bahwa sekarang di media jaringan internet itu begitu banyak berita hoax/kebohongan. Kondisi ini yang cukup bahaya dan memprihatinkan,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan ini juga dijelaskan tentang Era post truth yaitu suatu era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Caranya dengan memainkan emosi dan perasaan netizen.

 

“Sekarang kita masuk dalam era ini. Yang artinya suatu kebohongan dapat menjadi kebenaran dengan memainkan emosi dan perasaan. Artinya suatu informasi yang salah/bohong kalau di beritakan terus menerus bahwa itu benar. Lama-lama orang menyakini bahwa apa yang di beritakan itu benar. Sehingga peran media dalam memberikan informasi ini sangat besar/tinggi pengaruhnya. Apabila anak-anak yang mengakses internet tidak dibekali dengan informasi yang cukup sehingga apa yang diterima dianggap benar”, ujarnya.

 

Pada akhir materi, disampaikan juga Kunci kesuksesan, lupakan masa lalu, lakukan yang terbaik hari ini secara optimal dan cita-cita jangan hanya harapan dan angan-angan, tetapi harus diperjuangkan.

 

“Pedomani Nilai-nilai bangsa indonesia yaitu; menghormati perbedaan, mendahulukan kepentingan umum, rela berkorban, pantang menyerah, gotong royong, omtimisme dan nasionalisme”, tegas Danrem.

 

Adapun peserta pada kegiatan ini berjumlah 300 orang, terdiri dari pelajar SMA/SMK se Kota Kupang, utusan pelajar SMA/SMK dari Kab Kupang, Mahasiswa dan Ormas.(Penrem).

  • Bagikan