Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Ada Kampung Vanili, di Amfoang Barat Daya

Kontributor : Merc Editor: Sintus
Gubernur NTT Viktor Laiskodat memukul gong peremsian kampung vanili di Letkole, kec. Amfoang Barat Daya, disaksikan Wabup Kupang Jerry Manafe Jumat (8/7/22).

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM – Kabupaten Kupang, khususnya daerah Amfoang, sangat besar potesinya dalam bidang perkebunan. Salah satu buktinya adalah tanaman Vanili. Tanaman perdagangan ini tumbuh subur di Desa Letkole, Kecamatan Amfoang Barat Daya.

 

Pemerintah tentu terus mendukung perkembangan usaha masyarakat. Sebagai bukti dukungan tersebut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, bersama Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, meresmikan “KAMPUNG VANILI” Desa Letkole, di halaman Kantor Desa Letkole Jumat (8/7/22).

 

Turut hadir pada kesempatan tersebut, 2 Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Abia Yerusa Sobeukum, dan Otniel Bonsuni, Beberapa Pimpinan OPD Lingkup Pemerintahn Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat setempat, dan seluruh warga Desa Letkole yang memadati seputaran Kantor Desa.

 

Viktor Laiskodat pada kesempatan tersebut berkesempatan berdialog dengan warga, dan menjawab pertanyaan dan keluhan yang disampaikan, antara lain masalah jalan, masalah listrik dan air.

 

“Jalan trans Lelogama – Manubelon (yang melewati Letkole) saja janji akan selesai paling lambat tahun 2025, kalau listrik pasti dalam waktu dekat akan terealisasi, dan air akan kita bangun beberapa sumur bor disini”, janji Viktor Laiskodat.

 

Sementara itu Jerry Manafe dalam kesempatan tersebut menjelaskan, awal mula vanili dibawa ke Letkole tahun 2012 yang lalu oleh seorang warga dari Alor. Dan setelah coba ditanam dan dibudidayakan, ternyata bisa berkembang baik.

 

“Tanaman vanili sangat layak dibudidayakan di Amfoang Barat Daya, khususnya di Letkole. Pemerintah akan mendukung hal tersebut”, tegasnya.

 

Untuk diketahui pada awal kedatangannya, Viktor Laiskodat dan Jerry Manafe diterima secara adat oleh masyarakat setempat dengan Natoni dan pemakaian pakaian adat, dan setelah itu ke 2 tokoh tesebut digendong menuju tempat duduk masing-masing.

  • Bagikan