Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

JNS:”Semangat Kehidupan Beragama, Munculkan Kebanggaan dan Fanatisme Berlebihan”

Wagub NTT Josep Nae Soi memukul Gong pada pembukaan Konfrensi ke VII Gereja Kemah Injil Indonesia NTT Rabu (8/9/21)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Wagub NTT Josep Nae Soi (JNS) menghadiri pembukaan Konfrensi ke VII Gereja Kemah Injil Indonesia NTT. Kegiatan berlangsung di Gedung Kebaktian GKII Jemaat Oebobo,  Rabu (8/9).

 

“Menyaksikan semarak dan semangat kehidupan beragama di tengah masyarakat saat ini, di satu sisi menjadi kebanggaan atas keberhasilan pembangunan di bidang agama. Di sisi lain kita juga menyaksikan munculnya sikap fanatisme yang berlebihan, yang mungkin saja disebabkan kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap nilai agama. Sehingga terkadang sampai menimbulkan keresahan bahkan tindakan kurang menghargai atau bertenggang rasa terhadap pihak lain yang berbeda agama/keyakinan”, kata JNS dalam sambutannya.

Ia mengatakan, Pemerintah sangat mengagungkan dan menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu semangat persatuan dan kesatuan bangsa tersebut bukan hanya terbatas pada kesatuan bangsa, tanah air dan bahasa. Tetapi juga melingkupi seluruh dimensi kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

“Salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesatuan dan kerukunan nasional adalah apabila terdapat kerukunan hidup beragama dalam masyarakat”, jelasnya.

Keharmonisan hidup sosial kemasyarakatan, khususnya kerukunan umat beragama, dapat tercapai jika masing-masing pihak mampu mengesampingkan ego dan fanatisme agamanya. Dan sebaliknya mengedepankan nilai-nilai agama dalam perspektif humanis yang universal.

 

Lebih lanjut Wagub menjelaskan, “Tantangan kehidupan kita kedepan sebagai bangsa, khususnya sebagai umat beragama agar mempertebal keimanan terhadap Tuhan. Dan mengantisipasi adanya dampak negatif globalisasi, kemajuan ilmu dan teknologi serta perubahan sikap dan gaya hidup masyarakat kita. Khususnya di kalangan kaum muda-mudi Kristiani”.

Menurutnya, Pemerintah sangat mengharapkan terbinanya hubungan kemitraan yang sinergis dengan seluruh lembaga keagamaan termasuk GKII. Dengan demikian dapat meningkatkan peran dan fungsinya mensejahterakan kehidupan masyarakat. Hal ini  sebagai wujud ibadah kepada Tuhan dan pengabdian kepada bangsa dan negara serta masyarakat pada umurnya.

“Sebab, setiap agama memiliki nilai universal (kemanusiaan, cinta kasih, kedamaian, toleransi, kerukunan, dll) yang dapat mengikat semua orang lintas suku. Juga lintas bangsa, bahasa, budaya dan geografi serta tingkat sosial ekonomi dan pendidikan. Sehingga tidak ada alasan, berbeda agama, tidak bisa rukun dan menyatupadukan kekuatan untuk bekerja sama membangun masyarakat, bangsa dan negaranya”, terangnya.

Mantan Anggota DPR RI itu menambahkan, prinsip wawasan multikulturalisme dan pluralis perlu terus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Saya sangat optimis, kehidupan keagamaan di masa mendatang semakin semarak, apabila semua pimpinan keagamaan dan umat beragama saling bergandengan tangan mewujudkan kerukunan. Dan keharmonisan hidup beragama dan menjadikannya pilar penyangga terwujudnya kerukunan nasional”, ungkapnya. (SP Biro AP NTT/Ellena)

  • Bagikan