Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

73 Tahun Pancasila Jadi Pemandu Bangsa

Danrem 161/Wira Sakti Brigjen Teguh Miji Angkasa

Jumat, 01 Juni 2018
Laporan: Ellena Christine

Danrem 161/Wira Sakti Brigjen Teguh Miji Angkasa

Kupang, flobamora-spot.com – “Pancasila sudah menjadi bintang pemandu bangsa Indonesia. Selama 73 tahun
Pancasila sudah bertahan dan tumbuh di tengah deru ombak ideologi
ideologi lain yang berusaha menggesernya. Selama 73 tahun Pancasila sudah menjadi rumah kita yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Insya Allah sampai akhir zaman, Pancasila akan terus mengalir di denyut nadi seluruh rakyat Indonesia. Sungguh Pancasila adalah berkah yang indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita, melalui perenungan, pergulatan
pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia, Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada tanggal
18 Agustus 1945”, kata Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Danrem 161 / Wira Sakti Mupang Brigjen Teguh Muji Angkasa S.E. MM. ketika memimpin Apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Rumah Jabatan Gubernur NTT Jumat 1 Juni 2018.
Mantan Gubernur DKI itu menjelaskan, para pendiri bangsa dari berbagai kelompok, golongan dan latar belakang duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan. Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“Rangkaian proses besar tersebut harus selalu kita ingat, kita dalami semangatnya dan kita pahami rohnya. Adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam
setiap sudut kehidupan serta hati dan pikiran kita:, ujarnya.
Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, Bangsa Indonesia harus meneguhkan semangat untuk bersatu, berbagi dan berprestasi.
“Sebagai bangsa yang majemuk yang terdiri atas 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, semangat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin. Semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama juga merupakan sebuah keharusan. Kita harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati”, tegasnya.
Ia menambahkan, Bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi. Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus dipupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat. “Dengan modal semangat dan energi kebersamaan, kita akan mampu
berprestasi untuk memenangkan kompetisi. Kita harus percaya diri
dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif. Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh menghambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lompatan besar untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan tangguh”, urainya.
Mantan Walikota Solo dua Periode itu mengatakan, yakin semangat berprestasi itu tertanam kuat di dada para atlet, untuk mengibarkan bendera merah putih di Asian Games dan Asian Para games yang diselenggarakan tahun ini.
“Saya yakin semangat berprestasi ini juga membara di seluruh lapisan masyarakat dan di seluruh jenis profesi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara mal negeri yang baidafun foyyibatun wa rabbun ghafur”, katanya.
Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni ini harus dimanfaatkan sebagai momen pengingat, momen pemacu dan momen aktualisasi nilai-nilai Pancasila.
“Marilah kita terus amalkan warisan mulia para founding fathers ini untuk kemajuan bangsa, dan sekaligus juga menjadi sumbangsih Indonesia kepada masyarakat dunia. Negara manapun di dunia ini akan selalu berproses menjadi masyarakat yang bineka dan majemuk. Seringkali kemajemukan ini juga dibayang-bayangi oleh risiko intoleransi, ketidak-bersatuan dan ketidak-gotongroyongan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam
berbhinneka tunggal ika, dalam bertoleransi serta dalam membangun
persatuan dan kebersamaan. Saatnya kita berbagi pengalaman dalam mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, tambahnya lagi.
Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada para founding fathers atas warisan luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Pancasila yang dinikmati saat ini.
“Saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada generasi –generasi berikutnya yang telah menanamkan pemahaman dan pengamalan Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara”, ujarnya.
“Pada kesempatan yang mulia ini, saya ingin mengajak para ulama dan tokoh agama, para guru dan ustad, para politisi dan jajaran aparat pemerintahan, para anggota TNI dan Polri, para pekerja dan pelaku ekonomi, serta seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mengamalkan Pancasila dalam keseharian kita. Semangat bersatu, berbagi dan berprestasi akan meneguhkan derap langkah kita dalam membawa Indonesia menuju negara yang maju dan jaya”, pungkasnya.

  • Bagikan