Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Lestarikan Hutan Mangrove Bupati Kupang – Rektor Undana Lakukan Ini  !!

Bupati Kupang Korinus Masneno dan Rektor Undana Fred Benu tanam mangrove di Bipolo Selasa (30/3/21).

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM –  – Bupati Kupang Korinus Masneno bersama Rektor Undana Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M. Si., Ph. D melakukan penanaman anakan Mangrove di Lokasi Pengolahan Garam Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang Selasa (30/3/21).

Kedua Pejabat penting ini tidak sendiri. Hadir pula Direktur Pengembangan PT.Garam (persero), anggota DPRD Kabupaten Kupang, Sekjen Lembaga Pemangku Adat (LPA) Kabupaten Kupang, Kadis Disperindag, Kadis Pertanian, Kadis Pariwisata, Kepala RSKK, Camat Sulamu, Kades Bipolo, Tokoh adat, Tokoh masyarakat serta undangan lainnya.

Sekjen LPA, Yorhan Nome menerangkan kegiatan ini digagas dengan tujuan : (1).melestarikan kembali hutan mangrove di pesisir pantai pasir putih, (2).menunjukkan kepada berbagai pihak bahwa ternyata masyarakat adat juga dapat memanfaatkan wilayah adatnya untuk kepentingan pembangunan, buktinya masyarakat adat desa Bipolo dapat melakukan kerjasama dengan PT. Garam Persero sejak tahun 2018 dan memberikan lahan adat seluas 300 ha.LPA jamin keamanan dan kenyamanan berusaha bagi para investor untuk investasi. Jika potensi lahan adat yg dikuasai oleh masyarakat adat dapat dimanfaatkan secara maksimal maka tidak mustahil misi ke-2 Pemkab Kupang “mengembangkan ekonomi kerakyatan untuk mewujudkan kedaulatan ekonomi daerah” akan segera terwujud.

 

Direktur Pengembangan PT. Garam (persero), Arief Hendra melanjutkan atas kerja sama tersebut, tahun 2019 sudah menghasilkan garam sebanyak 15.000 ton dan 2020 = 14.600 ton. Namun di tengah situasi pandemi saat ini, belum bisa jual dengan lancar, baru 3.900 ton yang terjual di tahun 2020.

 

Ia menjelaskan,  untuk impor garam nilainya masih 450 rupiah. Sementara untuk proses pemanfaatan garam di Bipolo, selain untuk garam makanan, ada juga proses untuk garam farmasi. Garam farmasi ini tergolong mahal dengan harga 40.000/kilo, serta proses pembuatan garam untuk soda es.

 

“Semata-mata peran kita semua di sini untuk sejahterakan masyarakat”, katanya.

 

Rektor Undana Fred Benu. PT. Garam (persero) dan UNDANA mengatakan, sepakat melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan penelitian, dan pengabdian pada masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya  yang dimiliki oleh masing-masing pihak.

 

Fred menambahkan, upaya untuk bangun daerah di Kabupaten Kupang tidak bisa berjalan sendiri, butuh kolaborasi dan sinergitas semua unsur. “Konsekwensi kerjasama harus di ikuti dengan upaya dan komitmen selamatkan lingkungan ini”, ujarnya.

 

Kepada LPA ia minta, agar hutan mangrove yang sudah kita konversi untuk tambak garam harus dipelihara. “Karena manfaat lingkungannya, hutan mangrove masih bisa dikonversi untuk tambak garam seluas 5,81 hektar. Pada dasarnya program pembangunan yang dicanangkan Bupati Kupang, Rektor Undana selalu mendukung salah satunya gerakan di sektor perkebunan yakni tanam Lamtoro Taramba”, ujarnya.

 

Bupati Kupang Korinus Masneno mengatakan, Tanam Lamtoro, Panen Beras merupakan motivasi yang secara menerus di suarakan Bupati Kupang kepada rakyatnya. “Gambarannya, jika setiap Kepala Keluarga (KK) tanam lamtoro 1 hektar, bisa pelihara 5 ekor sapi. Dari 5 ekor sapi tersebut kalau dijual bisa peroleh 25 juta. Dan uang tersebut bisa beli beras 50 karung. Teori seperti ini merupakan kiat sederhana yang dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga”, jelas masneno.

 

Korinus meng aku bangga, produksi bibit lamtoro Teramba di seluruh Indonesia hanya ada di camplong 2 kecamatan Fatuleu dengan penjualannya 50.000/ kilo. “Kecamatan-kecamatan lainnya cobalah menerapkan pola seperti ini”, harap Masneno.

Ajakan menanam selalu digalakkan orang nomor satu di Kabupaten Kupang tersebut. “Dengan menanam rakyat akan sejahtera, apalagi Kabupaten  Kupang berbatasan langsung dengan Kota Kupang, hasil bumi bisa dijual di Kota kupang”, ucap dia.

Selain itu kata Bupati masih ada potensi kekayaan lain yang dimiliki yaitu kekayaan air laut.

“Potensi yang paling diberkahi, tidak perlu tanam, tinggal kita tuai dan jaga alamnya. Seperti  garam. Investasi garam sangat potensial walaupun hasilnya kecil tapi pasti. Jangan pesimis dengan penjualannya, produksi saja dulu untuk garam dapurnya karena sesuai kebutuhan”, jelasnya.

Dia mengingatkan, untuk melestarikan lingkungan mangrove yang berpotensi bisa sebagai area wisata karena sepanjang garis pantai dekat dengan permukiman. “Jaga ekosistemnya, jaga abrasinya”, pungkasnya. (rilis)

  • Bagikan