Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Butuh Sinergitas Yang Tinggi, Antisipasi Bencana Alam dan Karhutla,

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif mengatakan dalam kesiapsiagaan mengantisipasi dan menghadapi bencana alam dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) maka diperlukan sinergitas yang tinggi antara komponen TNI, Polri, BPBD, Basarnas serta Pemerintah Daerah dan masyarakat. Pernyataan tersebut diungkapkannya pada saat memberikan sambutan pada Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Alam dan Pengendalian Karhutla bertempat di Lapangan Utama Mapolda NTT Senin (22/3/21).

 

Kegiatan tersebut diikuti TNI, Polri, BMKG, BPBD, Basarnas, Instansi Pemerintah Provinsi NTT Terkait. Turut hadir pula Wakil Gubernur NTT, Drs. Josef A. Nae, Soi, MM.

 

“Dengan kegiatan ini, diharapkan dapat dilakukan pengecekan kesiapsiagaan personil dan sarana pra sarana yang dimliki, sehingga kesiapsiagaan penanggulangan bencana dari semua komponen dapat bersinergi mewujudkan output adanya kesiapan dalam menghadapi situasi bencana alam yang kemungkinan terjadi di Provinsi NTT,” ujar Kapolda Latif.

 

“Bencana alam dan kebakaran hutan masih kemungkinan besar terus terjadi baik di darat dan laut. Ini harus ada kesiapsiagaan kita bersama dalam mengantisipasi untuk mencegah adanya korban jiwa dan kerugian materil, serta kerusakan ekosistem,” tambahnya.

 

Beliau mengatakan kondisi NTT dalam beberapa tahun terakhir juga dilanda bencana diantaranya tahun 2019 -terdapat bencana banjir yang mengakibatkan 165 buah rumah terendam banjir, 1 sekolah dan Kantor Bupati Sumba Tengah rusak akibat angin kencang. Tahun 2020 terdapat 4 desa terendam banjir, rumah warga rusak dan ruas jalan putus akibat tanah longsor, dan 36 rumah rusak akibat angin kencang dengan 1 korban jiwa. Juga gelombang laut yang mengakibatkan tenggelamnya kapal di Manggarai barat dan Alor.

 

Tahun 2021 terdapat 20 kejadian bencana alam diantaranya banjir dengan 9 kejadian dengan 270 rumah dan 80 Ha sawah terendam banjir, 5 kejadian tanah longsor salah satunya di Kota Kupang yang mengakibatkan 2 orang meninggal, serta angin puting beliung dengan 6 kejadian masing-masih di Sumba barat, Alor dan Rote Ndao.

 

Kapolda Latif juga mengatakan data kebakaran hutan di NTT periode tahun 2019 seluas 139.920 Ha dan tahun 2020 yang terbakar seluas 114.719 Ha. Serta Wilayah NTT yang memiliki cuaca ekstrem yaitu musim kemarau lebih lama dari musim hujan yang menyebabkan kekeringan dibeberapa tempat.

 

Kapolda Lotharia Latif juga meminta agar semua kesiapsiagaan bencana dapat dilakukan sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo.

 

“Sesuai arahan Bapak Presiden RI tentang antisipasi Karhutla dan bencana alam di Indonesia yang disampaikan pada acara Rakornas Pengendalian Karhutla pada tanggal 22 Februari 2021 untuk diperhatikan beberapa hal seperti, Pencegahan diprioritaskan dengan deteksi dini, pemantauan di area rawan (titik api), infrastruktur pemantauan dan pengawasan harus sampai ditingkat bawah. Presiden juga meminta agar unsur Pemerintahan, Polri dan TNI juga terus mensosilisasikan pencegahan karhutla dan siap siaga bencana pada masyarakat, juga pemua pihak harus mencari solusi yang permanen untuk tahun-tahun ini dan selanjutnya. Kemudian pastikan juga permukaan air tanah dijaga dalam kondisi tinggi dan baik serta penegakan hukum dilakukan tanpa kompromi,” pungkasnya.

(SP BIRO AP NTT/Ellena)

  • Bagikan