Aleks:”Saya Pertaruhkan Jabatan Untuk Capai Target”

  • Bagikan
Dewan Direksi Bank NTT dalam Diskusi bersama Wartawan di Kantor itu Kamis (14/5/20)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur  (Bank NTT) bertekad terus maju di tengah kondisi yang tidak pasti akibat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), yang sedang melanda Indonesia.

Tekad kuat ini disampaikan PLT Direktur Utama Bank NTT Aleks Riwu Kaho dalam bincang-bincang dengan wartawan di aula Lantai Lima bank itu, Kamis, (14/5/20).

“Saya mempertaruhkan Jabatan untuk mencapai target bank NTT ke depan dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada”, tegas Mantan Direktur Pemasaran Dana itu.

Menurut dia, Covid memberikan dampak luar biasa bagi seluruh aspek kehidupan manusia, tidak hanya krisis kesehatan tapi ekonomi dan sosial.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mendorong program

restrukturisasi dan relaksasi kredit bagi seluruh Nasabah Bank NTT.

Ia mengatakan, Meski dalam kondisi sulit, namun ia pastikan likuiditas bank NTT sangat aman sampai akhir 2020.

Direktur Umum Bank NTT Yohanes Landu Praing mengatakan, Bank NTT telah bermigrasi ke penggunaan Sistem Quick Response Code Indonesian Standard – Qris, pada 11 Mei 2020 lalu, karena itu ia minta masyarakat dapat memanfaatkan system tersebut.

Direktur Pemasaran Dana Absalom sine mengatakan, Media bisa membentuk opini masyarakat dalam hal yang benar dan juga dalam hal yang salah, karena itu tidak boleh terjadi miskomunikasi antar keduanya.

Lebih jauh Ia menegaskan, perubahan struktur pada RUPS tanggal 6 mei 2020 lalu tidak berdampak pada pelayanan kepada nasabah.

 

Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu mengatakan, dia bertugas  bertugas untuk menilai kesehatan bank dan untuk saat ini Bank NTT sangat sehat, bukan saja menurut penilaian Internal tapi juga berdasarkan penilaian Eksternal dari OJK.

“Kalo saya menilai sehat tapi OJK bilang tidak sehat kita ikut penilaian OJK”, tuturnya.

Mengenai Modal usaha bank NTT ia mengatakan, saat ini Bank Plat merah itu memiliki Modal 1,7 triliyun dan diharus untuk menyiapkan Modal 3 Triliyun hingga 2024 mendatang, jika tidak akan diturunkan statusnya menjadi Bank Perkreditan Rakyat.

Hila menegaskan, Untuk memenuhi tuntutan itu maka diharapkan setiap pemda mampu menyetor 300 Milyar pertahun jika tidak kita akan mengundang Investor swasta untuk berienvestasi di  sini.

“Dari pada kita turun status”, pungkasnya. (Sintus)

  • Bagikan