Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pinang dan Sirih, Miliki Peluang Usaha dan Bermanfaat Bagi Kesehatan

Warga kelurahan Belo Kota Kupang baru saja menerima bibit pinang dan sirih dari Ketua RW 03 Goris Takene Sabtu (10/2/23).

KUPANG, FLOBAMORA, SPOT – Menanam pinang dan sirih mungkin terdengar sangat sederhana dan kuno namun memiliki dampak sangat luas.

 

Tidak semua orang bisa melakukannya, padahal dua jenis tanaman ini yakni pinang dan sirih sangat dibutuhkan sebagian besar masyarakat di Nusa Tengga Timur.

 

Sirih dan pinang menjadi sajian utama dalam menerima tamu karena tradisi adat masyarakat di Timor.

 

Tak hanya itu sirih dan pinang juga tak jarang dalam tradisi dan budaya pedalaman di Timor menjadi pelengkap bawaan bahan mas kawin dalam urusan peminangan dalam tradisi orang Timor khususnya di Kabupaten Belu dan Malaka.

 

Tanah yang cocok untuk tanaman sirih dan pinang.

 

Pinang dalam bahasa latin Areca catechu merupakan tanaman yang memiliki banyak manfaat. Buah pinang dan sirih dapat dimakan dengan campuran kapur makan. Pinang dapat tumbuh mencapai tinggi 15-20 meter dan diameter 15 cm, cocok ditanam di tanah gambut. Dan sebagian besar jenis tanah dan iklim di NTT diyakini sangat cocok.

 

Hal ini menarik sehingga masyarakat di Kelurahan Bello Kecamatan Maulafa Kota Kupang mulai Sabtu, (10/2/24) menggalakkan tanam pinang dan sirih lima pohon di halaman rumah masing-masing.

 

Hari itu lebih dari 30 orang warga Bello secara inisiatif melakukan gerakan itu serentak di halaman rumah masing-masing.

 

Mereka berharap, gerakan itu bisa ditularkan kepada seluruh warga di kelurahan mereka di hari-hari mendatang.

 

Yanus Riwu (36) warga lingkungan RT 006/RW 003 kepada media mengatakan, untuk gerakan pertama kali ini hanya melibatkan 30-an orang warga. Sehingga dengan ini dapat menggerakan semua warga Kelurahan Bello.

 

Dirinya mengaku senang bisa tanam pinang dan sirih di halaman rumah karena selain dapat gratis juga karena setiap waktu diminta dan dicari orang dalam urusan keluarga.

 

“Saya senang bisa galakan tanam sirih dan pinang karena dapat gratis dan kalau urusan kekeluargaan selalu membutuhkan sirih dan pinang,” kata ama Anus penuh semangat.

 

Hal sama dikatakan Mersiana Riwu ((46) warga RT 007.

 

Menurut dia, dua tanaman itu dikenal sebagai tanaman adat sebab dalam urusan adat bagi komunitas suku Sabu selalu membutuhkan sirih dan pinang.

 

“Saya senang bisa dapat anakan dan tanam karena ini tanaman adat kami orang Sabu selalu butuh ini terutama dalam urusan adat,” ungkap Nakopo, sapaan manis Mersiana.

 

Salah satu tokoh adat Kelurahan Bello, Habel Tuan (58) mengapresiasi gerakan ini karena meskipun nilainya kecil dan sederhana tetapi dampaknya sangat luas bagi seluruh masyarakat NTT.

 

Ia mengatakan, dua jenis tanaman ini selalu dicari masyarakat dalam setiap urusan adat.

 

“Terimakasih banyak pak Goris Takene selaku Ketua RW 003 Bello yang telah berpikir dan menggerakan masyarakat untuk tanam pinang dan sirih, saya sangat senang dan bersyukur karena tidak semua orang lakukan ini. Dampaknya luas sebab dua tanaman ini sering dibutuhkan kami dalam urusan adat,”ujar Tuan.

 

Pinang Menjadi Peluang Usaha Yang Mengiurkan.

 

Tradisi makan pinang dan sirih bagi sebagian besar masyarakat di NTT, menyebabkan harga pinang maupun sirih di sejumlah pasar tradisional terus merangkak naik bahkan stabil dua tahun terakhir.

 

Di Pasar kasih Naikoten Dua Kota Kupang Minggu, (11/2/24) harga pinang kering tembus Rp80.000/kg (kwalitas baik) dan Rp20.000/kg (kwalitas rendah). Sedangkan pinang muda dijual dengan harga Rp 5000 per empat sampai lima buah. Sedangkan sirih Rp.5000/ lima batang.

Om Ba’i (55) salah seorang pedagang pinang di pasar kasih Naikoten mengaku keuntungan yang didapat dari hasil menjual pinang setiap bulannya berkisar
Rp3 juta – Rp6 juta.

 

Pasokan pinang kering dia peroleh dari Alor dan Pulau Jawa.

 

“Setiap bulan keuntungan berkisar tiga sampai enam juta, pasokan biasa Saya dapat dari Alor dan Jawa,”jelasnya.

 

Makan sirih pinang merupakan tradisi yang banyak dihidupi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Bahkan tak jarang di pedalaman Timor pada umumnya, suguhan sirih pinang merupakan urusan wajib.

“Jika kita mendatangi rumah kerabat atau kenalan sebelum teh atau kopi, sirih pinang harus disuguhkan terlebih dahulu.

“Sehingga dikenal sebagai suguhan pembuka menyambut tamu di setiap momen.

 

Lurah Bello melalui Ketua RW 003 Goris Takene mengatakan, untuk awal pihaknya hanya melibatkan 30-an orang warga, dengan jumlah anakan pinang 150 pohon dan anakan stek sirih enam karung yang dibagikan ke warga secara gratis.

Anakan pinang di peroleh dari Balai Pembibitan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) NTT.

 

Sirih Dan Pinang Tak Sekedar Untuk Urusan Silaturahim Tetapi Juga Bermanfaat Bagi Kesehatan.

 

Biji pinang atau buah dari pohon pinang berwarna coklat kemerahan bila sudah tua dan mengandung alkaloid serta proantosianidin yang termasuk dalam golongan flavonoid. Artinya, biji pinang mengandung efek antibakteri dan antivirus. Maka dari itu, bijinya kerap dimanfaatkan dalam ramuan tradisional untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, hingga kudisan.

 

Khasiat buah pinang juga untuk menambah energi, menjaga kesehatan jantung, melindungi hati dari kerusakan dan berpotensi menurunkan risiko kanker.

“Sehingga sangat dibutuhkan sepanjang tahun. Bahkan menjadi salah satu sumber devisa ekspor. Oleh karena itu peluang bisnis pinang sangat mudah dan menjanjikan”, pungkasnya. (Goris Takene).

  • Bagikan