KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – “Kesuksesan itu bisa diraih oleh siapa saja, asalkan memiliki tekad dan semangat yang besar untuk melakukan perubahan baik bagi dirinya, maupun bagi banyak orang”.
Hal ini merupakan prinsip hidup yang dipegang oleh sang Motivator Christofel Liyanto, S.E..
Prinsip hidup ini tidak untuk Chris seorang.
Ia membagi kepada ribuan anak muda (Mahasiswa) Universitas Muhamaddiyah Kupang (UMK), di aula gedung B kampus Islam itu Kamis (25/1/23).
Tokoh inspiratif di dunia usaha itu tampil dalam Seminar Kewirausahaan bertajuk “Situasi ekonomi nasional dan potensi pengembangan wirausaha di Indonesia”, yang dihelat UMK.
Dalam seminar sehari ini Pengusaha hebat di kota Kupang itu menyampaikan,
anak-anak mahasiswa akan menghadapi pilihan hidup.
“Akan menjadi apa setelah menyelesaikan kuliah”, ujarnya di hadapan Mahasiswa.
“Dan yang paling penting di usia 20-30 tahun karena itu sangat menentukan pilihan hidup seseorang, mau menjadi orang sukses atau menjadi orang biasa saja”, tandasnya.
“Apa yang anda pikirkan akan menjadi putusan dalam menjalani hidup kedepan” ujar Christofel yang tampil dengan materi ‘kiat-kiat sukses’.
Masih menurut dia, kunci sukses seseorang ialah kerja keras dan disiplin.
“Tuhan memberikan kita semua waktu yang sama tergantung bagaimana anda mau menggunakan waktu itu untuk apa”, jelasnya.
Owner Bank Christa Jaya itu melanjutkan, ketika masih menjadi mahasiswa, ia sudah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan secara efektif, yakni bekerja dan kuliah.
Calon DPR RI dari dapil NTT 2 (Timor, Rote , Sabu dan Sumba) ini menjelaskan, kunci kesuksesan bagi seseorang juga bukan hanya kerja keras dan disiplin saja, tetapi harus memiliki kejujuran.
“Kejujuran merupakan kunci utama”, katanya.
Ditanya usai seminar ia menegaskan, kehadirannya di UMK, untuk membagikan ilmu terkait wirausaha dan kesuksesan.
Hal ini penting supaya lebih banyak anak muda bisa jadi Pengusaha.
“Setiap tahun angka angkatan muda pekerja produktif itu bertumbuh begitu besar di kota kupang kira-kira lebih dari 10.000 orang. Berapa banyak yang diserap oleh pemerintah jika dilihat dari angka rekrutmen CPNS tiap tahunnya. Paling 1000 s.d. 2000 orang dan selebihnya tidak memiliki pekerjaan karena cari kerja susah. Jadi paling tidak harus bisa membangun usaha kecil-kecilan” jelasnya.
Ia menambahkan bagi Pengusaha yang sudah memiliki usaha diharapkan dapat merekrut anak-anak muda dengan cara memperbesar usahanya, karena tantangan bagi anak-anak muda NTT saat ini adalah lapangan pekerjaan dan kurangnya minat dan modal untuk berwirausaha, meskipun peluang itu ada.
“Saya ingin memberikan gambaran bahwa kalau mau bisa. Cuman, hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bagi yang berminat dan mau bisa mengikuti media sosial saya karena saya rutin membagikan tips-tips dan kiat-kiat menjadi orang sukses”, tambahnya.
Ia berharap, selepas mengikuti seminar sehari ini para mahasiswa bisa mendapatkan wawasan yang lebih terbuka untuk mulai mdlihat peluang mumpung masih muda.
“Sama seperti saya dulu semasa kuliah saya sudah bekerja, sehingga di usia sekarang ini saya tinggal menikmati hasil usaha saya”, ucapnya bangga.
Pada akhir wawancara ia mengatakan jika terpilih menjadi anggota DPR RI, ia akan mengadvokasi pemerintah pusat agar memperhatikan kaum milenial.
“Mendorong mereka untuk menjadi Pengusaha dan pemerintah harus pro terhadap Pengusaha. Saya meninggalkan usaha saya dan keluar dari zona nyaman untuk mendorong pemerintah fokus kepada Pengusaha. Bantu Pengusaha untuk memperbesar usahanya dan menyerap banyak tenaga kerja karena hal itulah yang dapat membawa NTT, keluar dari Zona Provinsi termiskin”, pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri hampir 1000 mahasiswa dan didampingi 2 orang narasumber lainnya yakni: 1.Jack Loloin, kabid Infokom BPD HIPMI NTT
2. Dr. Syarifudin, M.M.,
dekan Fakultas Ekonomi UMK. (Ellena).
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
