Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Hati-Hati, Agama Jadi Jualan Politisi

Bie Obe Atik Bacaleg Demokrat TTS.

SO’E, FLOBAMORA-SPOT – Agama sering dijadikan sebagai alat untuk kepentingan oknum politisi sebagai jualan dalam politik. Hampir semua agama yang dianut oleh politisi dijadikan sebagai alat politik. Memang agama merupakan keyakinan individu yang tidak bisa diganggu apalagi diperdaya, namun agama sering diperalat demi kepentingan pribadi dan golongan tertentu.

 

Agama adalah sebuah dogma yang mengantarkan semua Pemeluknya untuk menanamkan nilai keimanan dan meyakini dalam hati setiap individu.

 

Dari sinilah individu mengambil agama sebagai ukuran atau barometer untuk melakukan aktivitas di setiap nilai kehidupan yang diperankan.

 

Agama sering diajdikan sebagai tunggangan dan paling banyak diperalat adalah di dunia politik oleh oknum politisi yang sering menggunakan agama untuk memuluskan keinginan, entah itu keinginan baik atau buruk.

Berpolitiklah yang baik dan benar dengan mengesampingkan agama saat menyampaikan aspirasi atau janji politik kepada konstituen. Jangan mengutip ayat-ayat dalam kitab suci untuk membenarkan dan mendukung aspirasi yang disampaikan. Tapi jadikanlah agama itu sebagai benteng untuk mengawasi diri pribadi agar tidak melakukan politik kotor atau bahkan sudah terpilih terhindar dari korupsi, kolusi dan nepotisme dalam membahas anggaran.

 

Setiap agama mengajarkan kebaikan dan melarang individu penganutnya untuk melakukan tindakan kotor atau kejahatan yang terencana sekalipun. Ayat-ayat dalam kitab suci dilafalkan dengan fasih tanpa salah satu hurufpun tapi untuk membohongi konstituen agar bisa terpilih, kadang ayat yang dilafalkan tidak sesui dengan karakter yang melafalkannya.

 

Jubah para politisi kadang sebagai kamuflase dalam penampilan luar saja, namun itu membuat konstituen terjebak pada penampilan semata. Dengan penampilan dan lafalan ayat-ayat kitab suci sering menjadi racun yang memabukkan para konstituen sehingga terjebak pada penampilan yang mirip bunglon padang pasir. Perubah ucapan dan perbuatan politisi membuat dagelan yang kadang menggelitik dan melucu yang tidak berfaedah bagi masyarakat pada umumnya, namun itu fakta yang terjadi pada saat ini.  Sering mengajak mimpi para Pemilih dengan janji manis melalui jualan agama sebagai pemoles bibir yang membuat konstituen terjebak pada bualan dengan jualan agama para politisi.

 

Saat menyampaikan petuah para politisi kadang lebih hebat dari para kyai, pendeta, pastor dan yang lainya dari para pemuka agama.

 

Jubah kebesaran politisi jauh lebih menggoda daripada jubah para tokoh agama yang sering memberi petuah. Namun paling berbahaya lagi adalah jika para tokoh agama yamg sering memberi petuah dan kemudian petuahnya memberikan dukungan politik.

 

Di sinilah ketimpangan dalam menyampaikan pesan kenbaikan dalam nilai-nilai keagamaan. Politik itu punya seni yang ibarat para pemain piano yang begitu lihai, maka politisi harus punya banyak cara dalam merebut simmpati dari konstituen tapi bukan jadikan agama sebagai jualan politik.

 

Para tokoh agama dijadikan tunggangan dalam politik hanya untuk mendulang suara dan paling mirisnya setelah mendoakan apa yang diinginkan maka pemuka agama ditinggalkan. Ada juga yang jadikan agama sebagai underbow politik dengan mengatasnamakan partai agama. Agama rusak dan jelek karena kelakuan politisi, karena agama dipolitisasi untuk kepentingan semata.

 

Oleh karena itu, untuk para politisi dan juga tokoh agama bangunlah kerja sama yang sehat dalam hubungan pertemanan dan hindari membawa agama dalam percaturan politik agar agama tetap bersih dan suci dari bias politik yang sering mencorengnya. Politik itu jika berada pada orang yang tepat, akan memberikan dampak yang baik dan positif bagi perkembangan sebuah bangsa, tapi jika berada pada orang yang salah maka akan hancur sebuah bangsa.

 

Para tokoh agama yang sering memberikan petuah sebaiknya memberikan nasihat dan teguran pada  semua politisi sehingga tidak melakukan kesalahan yang membawa-bawa agama.

 

Solusi dari semua ini mudah jika  semua politisi minta fatwa pada para tokoh agama dan hindari menjadikan agama sebagai jualan dalam politik. Karena agama merupakan dogma suci dari sang Pencipta yang dititipkan kepada para pembawa risalah kebenaran untuk memperbaiki manusia dari buruk jadi baik, salah jadi benar dan agama itu menjadi nasehat kebaikan untuk semua manusia. Dan para tokoh agama jangan terlibat dalam politik praktis agar agama ini masih terjaga kesucian dari lisan dan perbuatan kotor manusia yang mencampuradukkan politik dan agama.

 

Tetaplah semangat dalam menjaga martabat bangsa dari politik kotor. Setiap agama itu suci menurut keyakinan Pemeluknya, hanya orang-orang berhati licik yang sering mengotorinya.

 

Salam waras. (Bi Obe Atiek, Bacaleg Demokrat Dari TTS).

  • Bagikan