Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Beras Bulog Isi Lapak Pedagang, Vivi: “Dengan Adanya Beras Bulog, Harga Bisa Stabil Kembali”

Kontributor : Sintus Editor: Redaksi
Kabid Pengembangan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi NTT Herlyn Silvy Manafe saat memberikan ketrangan kepada Media Kamis (9/3).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Dinas Perindutrian dan Perdagangan provinsi NTT meminta masyarakat Nusa Tenggara Timur khususnya warga Kota Kupang untuk tidak resah terhadap kebutuhan pokok khususnya beras.

 

Menurut dia, Bulog telah mendistribusikan beras 100 ton ke pasar-pasar di Kota Kupang pada Rabu (8/3).

 

“Jadi mungkin dengan adanya beras Bulog harga bisa stabil kembali. Karena banyak peminat to pak. Maksudnya masyarakat ekonomi lemah itu semuanya beli beras Medium. Jadi kalo yang harga di atas 13.000, 14.000 dan 15.000 itukan harga beras premium’, ujar Herlyn Silvy Manafe kepada Media Kamis (9/3).

 

Vivi, demimikian ia disapa, menegaskan, meski beras bulog sudah didistribusi namun pemantauan dari Disperindag terus dilakukan.

 

“Jadi besok kami akan turun lagi untuk mengecek ke pasar apakah betul beras Bulog harganya sudah sesuai Harga eceran tertinggi (HET)nya kan 9.950 /kg. Biasanya mereka jual rp. 9.500, karena mereka ambil di Bulog Rp. 8.600”, kata dia.

 

Menurut Vivi, selama hampir 3 Minggu beras Bulog hilang dari peredaran karena stok di pusat habis.

 

“Jadi Rp. 13.000, 14.000 dan 15.000 itu beras bukan Bulog. Ada nona Kupang, Nyong Kupang, Ina Bo’i dan lain-lain”, jelasnya.

 

Disinggung mengenai kekurangan beras yang dialami masyarakat ia menjelaskan hal itu terjadi karena import beras dikurangi dan juga karena daerah-daerah lumbung padi seperti Jawa Timur, Sulawesi selatan mengalami cuaca extrem.

 

“Jadi ada gagal panen dan panennya sedikit. Makanya beras harganya naik. Biasanya kan hanya Rp. 10.000, 10.500 sekarang tidak ada harga 12.500. Tapi kemarin informasi dari Sulawesi, mereka sudah mulai panen dan setelah itu mereka bisa mol dan distribusi ke NTT. Kita punya Pemasok dari sana. Kita punya ini kan (Beras lokal NTT-Red) ya untuk lokal bisa tapi untuk kebuttuhan masyarakat ini. Kita makan nasi na bukan jagung. Terus sekarang kita sudah banyak rumah makan, kuliner. Apalagi moment-moment acara pesta pernikahan”, jelasnya.

 

Mengenai kebutuhan bumbu dapur seperti Cabai ia menjelaskan, saat ini sesuai pemantauan harian dari tim Perindag Provinsi, harga cabai biasanya 80.000 naik hingga 120.000.

 

“Posisi (Kamis) tadi cabai rawit (yang kecil) sudah 140.000 /kg. Kalo yang besar (cabai keriting) Rp. 100.000 /kg. Kalo cabai besar biasa rp. 80.000/kg”, jelasnya.

 

Ditanya mengapa demikian Vivi mengatakan, hal itu terjadi karena stok sedikit.

 

“Cuaca begini kan cabai tidak jadi. Busuk. Trus kalo lombok besar itu kebanyakan dari Atambua dan Oesao dan Amarasi. Jadi kita tidak ambil dari daerah lain. Kemarin saya sudah tanya kenapa harganya naik. Ibu kita ambil dari Petani harganya sudah tinggi”, jelasnya.

 

Mengenai operasi pasar untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok menjelang hari raya keagamaan ia mengatakan, akhir bulan ini akan digelar pasar murah di Kabupaten Kupang.

 

“31 Maret ini kita adakan pasar murah di kelurahan Batakte kecamatan Kupang Barat. Kemudian untuk kota Kupang sudah tiap minggu mereka laksanakan pasar murah bersama Bank Indonesia. Itu juga dalam rangka pengendalian inflasi”, jelasnya.

 

“Tanggal 18 dan 19 Ini juga ada pasar murah di gereja santo Yosep Naikoten. Itu fasilitasi kita provinsi permintaan dari gereja. Kami siap saja permintaan dari mana dari gereja dari mana saja untuk fasilitasi pasar murah, kita bersedia”, ujarnya.

 

Ia mengimbau masyarakat tidak resah dan panik karena ketersediaan beras aman beberapa bulan ke depan.

 

“Walaupun harganya di atas tapi masih ada beras Bulog yang sesuai harga HET”, pungkasnya.

  • Bagikan