Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Akibat Longsor di Desa Kiupakas, Pendapatan Sopir Pick Up Merosot Tajam

Kontributor : Goe Editor: Redaksi
Longsor di desa Kiupakas. Diabadikan Minggu (12/2/23).

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM – Hujan deras yang melanda seluruh wilayah Indonesia mengakibatkan longsor di mana-mana. Tak ketinggaggalan kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang
Nusa Tenggara Timur.

 

Aktivìtas ekonomi 6 desa di wilayah itu sejak sepekan ini tidak berjalan normal akibat longsor di Kampung Kiupakas Desa Oemasi.

 

6 des itu diantaranya; Desa Oenif, Desa Usapisonbai, Desa Taloetan, Desa Bone, Desa Tasikona dan Desa Oepaha.

 

Pantauan Media ini Minggu, (12/02), masyarakat yang hendak bepergian dari Desa Bone dan Usapisonbai harus ganti kendaraan lain di sebrang.

 

Marsel Boki (30) seorang Sopir Pick up mengatakan, lokasi itu sudah rusak sejak enam tahun terakhir akibat tanah longsor. Namun paling parah baru terjadi satu pekan terakhir setelah hujan terus menerus dan longsor terjadi di lebih dari setengah badan jalan sepanjang kurang lebih 20 meter.

 

Ia mengakui, akibat kejadian itu dirinya yang berprofesi sebagai sopir mobil pickup sangat merasakan dampaknya.

 

Menurut dia, Sebelumnya dia bisa menghasilkan Rp. 600.000 – 800.000, tetapi setelah jalan putus hanya Rp. 200.000 – 300.000,.

 

Sopir lainnya Eklopas Aluman (46) mengungkapkan hal senada.

 

Masyarakat Desa Oenif ini mengatakan, sebelumnya dia meraup Rp. 20.000 untuk satu orang penumpag tanpa barang dari Oenif ke Kota Kupang. Jika ditambah barang maka tarifnya bisa Rp. 30.000 PP.

 

Saat ini hanya Rp. 5.000 / Penumpang, karena rutenya hanya sampai di lokasi longsor.

 

Masalah lainnya yakni kendaraan roda empat juga kesulitan mendapatkan bahan bakar. Mereka hanya mengisi BBM yang dijual seharga Rp.15.000/botol.

 

Aluman mengakui, pendapatannya turun drastis karena jaraknya hanya sampai di lokasi longsor.

 

“Di sini Penumpang turun dan tukar kendaraan untuk melanjutkan perjalanan ke Kupang”, kata dia.

 

Cerita pilu datang juga dari Rince Baitanu (38) warga desa Oemasi. Ia menjelaskan, ia tinggal dekat lokasi longsor. Namun saat saat mau ke pusat kecamatan maupun ke Kupang harus berjalan kaki melewati longsor baru menumpang kendaraan.

 

Rince Baitanu, Aluman maupun Boki berharap Pemerintah Kabupaten Kupang bisa segera memperbaiki ruas jalan tersebut, agar aktifitas bisa kembali normal.

  • Bagikan