Satu-Satunya Kabupaten Yang Tanam Jagung Sampai 36.000 Hektar, Gubernur NTT:”Ini Langkah Hebat”

Reporter: BAP_EllenaEditor: sintus
  • Bagikan
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sedang menyampaikan smabutan pada High level Meeting TPID di Sumba Barat Daya Jumat (21/10/22).

SBD, FLOBAMORA_SPOT.COM – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya terkait dengan Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dan juga penanganan stunting. Apresiasi ini disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (HLM TPID) Bersama Pulau Sumba Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi NTT yang dilaksanakan di Rumah Budaya Kabupaten Sumba Barat Daya pada (21/10/2022).

 

“Kabupaten Sumba Barat Daya ini menjadi contoh dari kerja kolaborasi dan bukti nyata di lapangan dalam Program TJPS dengan menjadi satu-satunya Kabupaten yang menanam jagung program TJPS hingga 36.000 Ha. Ini langkah hebat karena kita lihat hasilnya sudah ada dan ini membuktikan bahwa bila kerja bersama dan sinergi yang baik maka pasti memberikan hasil yang sangat maksimal,” ujar beliau.

 

“Para Bupati lainnya harus belajar dari Kabupaten ini. Saya harapkan bisa memberikan pengaruh positif bagi kabupaten lainnya untuk meningkatkan produktifitas pertanian,” tambahnya.

 

“Saya juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras sehingga mampu menurunkan angka stunting di Sumba Barat Daya dengan cukup signifikan yakni dari angka 40% kini turun menjadi 20%. Ini sangat luar biasa dan ini adalah bukti bahwa kita bekerja dengan hati dan kepedulian yang tulus maka akan membawa hasil yang baik,” ujar Gubernur.

 

Gubernur menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang datang dari sektor pertanian, peternakan, dan perikanan akan sangat banyak memberikan pengaruh pertumbuhan ekonomi daerah karena banyak masyarakat yang memiliki profesi dari berbagai sektor tersebut.

 

“Saya selalu tekankan agar kita kerja kolaboratif. Semua harus saling mendukung juga untuk pihak Perbankan. Pihak Perbankan yang tidak ikut kolaborasi dalam pembangunan daerah bersama pemerintah dan masyarakat maka saya akan tegur dan beri peringatan dan bahkan tutup kantornya karena dianggap tidak berkontribusi aktif membangun daerah,” tegas beliau.

 

Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati menjelaskan beberapa hal terkait dengan pengendalian inflasi.

 

“Terkait untuk membantu pengendalian inflasi dan meningkatkan ketahanan pangan dalam rangka menjaga pasokan pangan dan stabilitas harga maka langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain Memperkuat komoditas strategis di daerah, Melakukan manajemen pengelolaan stok bahan pangan seperti melalui Offtaker dan Memperluas kerja sama antar daerah untuk mengurangi terjadinya disparitas harga,” jelasnya.

 

Agus juga menambahkan beberapa rekomendasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi khususnya sektor pertanian yaitu 1. Melakukan penguatan sumber daya manusia (memperbanyak penyuluh pertanian, meningkatkan keterampilan kepada kelompok petani, memberikan pelatihan secara berkelanjutan untuk tingkatkan keterampian dalam mengolah lahan pertanian, serta kerja sama dengan pihak pendidikan); 2. Melakukan peningkatan produktifitas pertanian (melakukan perluasan lahan pertanian, memberikan bantuan alat sarana produksi pertanian dan termasuk pupuk bersubsidi, melakukan integrasi program TJPS dengan ekosistem peternakan, mendorong investasi dan pembiayaan di bidang pertanian dan optimalisasi anggaran pemda); dan 3. Melakukan pengembangan manajemen SWOT (melakukan kerja sama antar daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan, meningkatkan nilai produk, dan digitalisasi produksi.)

 

Ditempat yang sama, Bupati Sumba Barat Daya dr. Kornelius Kodi Mete menjelaskan, beberapa langkah yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah diantaranya Melakukan Pengendalian Penertiban BBM bersubsidi sehingga tepat sasaran, mengoptimalkan operasi pasar, pemantauan harga pasar, melaksanakan kegiatan pasar murah secara rutin, menghimbau pada ASN dan masyarakat agar melakukan penanaman holtikultura di pekarangan rumah, membentuk 100 kelompok petani kluster untuk hortikultura.

  • Bagikan