Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Matamira: “Pada Sensus Pertama Kontribusi Pertanian Terhadap PDB 60 %”

Kontributor : Tim Editor: Sintus
Kepala BPS NTT Matamira B. Kale, S.Si M.Si saat menyampaikan sambutan pada seminar publisitas sensus pertanian di aula BPS NTT (selasa, 16/08/2022).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Kepala Badan Pusat Statistik NTT Matamira B. Kalle, S.Si, M.Si dalam sambutannya ketika membuka Seminar publisitas sensus pertanian 2023, menuju pertanian berkelanjutan di Aula BPS NTT Selasa (16/8/22) mengatakan, pada tahun 1963 saat sensus pertama digelar kontribusi pertanian terhadap PDB masih 60 persen.

 

“Kontribusi pertanian terhadap PDB tahun 1963 itu masih 60 persen dan komoditi pertanian masih merupakan komponen utama pada export Indonesia saat itu. Kalo sekarang kan Migas ya”, kata Mira.

Ia mengatakan, Presiden RI Soekarno ketika itu mengingatkan, Sektor Pertanian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan ekonomi Indonesia.

 

“Beliau menekankan bahwa angka statistik yang dibutuhkan melalui sensus pertanian yang menggambarkan berbagai aspek mengenai pertanian nasional sangat penting untuk penentuan kebijakan. Itu amanatnya saat itu dan masih relevan dengan kondisi saat ini”, ujarnya.

 

Menurut dia, kontribusi pertanian terhadap PDB saat ini tahun 2021 itu 13 – 14 persen. Jadi di bawah sektor industri pengolahan.

 

“Meski tinggal 13-14 persen namun masih menjadi sumber kehidupan bagi sekitar 26 juta rumah tangga di Indonesia. Peran strategis sektor Pertanian tak tergantikan, karena menghasilkan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia”, kata dia.

 

Presiden Jokowi saat membuka rakernas pembangunan pertanian 2021 menegaskan, untuk memenuhi pangan dari 273 penduduk Indonesia maka pembangunan pertanian harus dilakukan secara detail dan menggunakan skala yang luas.

 

“Artinya, sektor pertanian harus terus didorong untuk meningkatkan kinerjanya”, ujarnya.

 

Pembangunan sektor pertanian memerlukan data yang akurat dan memotret kondisi sektor pertanian secara komprehensif.

 

“Dengan data yang baik diharapkan kebijakan yang tepat dan efektif dapat dilakukan oleh Pemerintah. Tanpa data kebijakan pemerintah tidak tepat sasaran”, urainya.

 

Ia mengatakan, isu penting yang sedang bergulir saat ini yakni Petani muda makin kurang.

 

“Ketika yang tua masanya sudah lewat tidak ada Petani terus kita mau makan apa. Ini perlu ditanggulangi. Sehingga kita kenal istilah Petani milenial. Petani muda yang menggunakan teknologi bekerja di sektor pertanian. Kemudian ada modernisasi di sektor pertanian. Artinya perlu manfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktifitas. Jadi sensus Pertanian ST2023 merupakan aktivitas untuk menyedialan data yang dibutuhkan untuk menjawab isu-isu yang ada”, jelasnya.

 

Ia minta media melakukan sosialisasi kepada masyatakat agar memberikan data yang benar kepada Petugas Sensus yang datang.

 

“Tentunya kami mengharapakan bapa ibu Pejuang media mensosialisasikan kepada masyarakat supaya menerima dan memberikan informasi apa adanya.

 

Statistisi Ahli Madya Indra Achmad Sofian Souri S.ST, M.Si mengatakan, Seluruh rangkaian kegiatan ST2023 terangkum dalam 5 (lima) proses bisnis yang disebut dengan Pancalaksana ST2023.

 

Ada Koordinasi dan Konsolidasi, koordinasi dan konsolidasi internal dan lintas institusi pusat maupun daerah, Penyiapan Basis Data Pertanian Sementara, penyiapan basis data pertanian sementara terkait usaha pertanian perorangan, DPP dan UTL Updating DPP, UTL dan Eksplorasi usaha pertanian perorangan, Finalisasi Prelist DPP, UTL dan Usaha Pertanian Perorangan, penyusunan dan penyiapan dokumen prelist final DPP, UTL, dan usaha pertanian perorangan serta peta WB-2020 Pencacahan Lengkap usaha pertanian perorangan, perusahaan pertanian dan usaha pertanian lainnya.

 

Ia mengatakan, ST2023 dilakukan untuk mengakomodasi variabel yang dibutuhkan untuk kelengkapan data pertanian yang berkembang sangat dinamis, menjawab kebutuhan data baik di level nasional maupun internasional. Juga dirancang untuk memperoleh hasil yang berstandar internasional dengan mengacu pada program Food and Agricultural Organization (FAO) yang dikenal dengan World Programme for the Cencus of Agriculture (WCA).

 

Ia menjelaskan, terdapat beberapa inovasi yang dilakukan ST2023 untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diantaranya:

 

(1). Menggunakan Agriculture Intergrated Survey (AGRIS) sebagai instrumen survei antarsensus .

 

(2). Menggunakan kerangka geospasial dan studi tracking perubahan luas lahan menggunakan aplikasi geospasial.

 

(3). Memperluas cakupan unit statistik ST2023 dengan pendekatan unit usaha pertanian/rumah tangga, kelompok, perusahaan, dan catatan administrasi.

 

(4). Melengkapi instrumen dengan variabel yang sesuai dengan WCA 2020.

 

(5) Integrasi Sensus Pertanian dengan Sensus Penduduk.

(6). Memanfaatkan data potensi desa (PODES).

 

(7). Metode pengumpulan data dengan menggunakan PAPI (Paper and Pencil Interviewing), CAPI, CAWI, wawancara, dan ST online.

 

Pelaksanaan Sensus Pertanian Tahun 2023 (ST2023) makin dekat, berbagai persiapan telah dilaksanakan BPS.

 

“Salah satunya adalah Penyediaan Kerangka Induk Wilayah Kerja Statistik (Wilkerstat) yang mutakhir. BPS pada bulan Maret Tahun 2022 telah melaksanakan pemutakhiran kerangka induk sebagai dasar perencanaan dalam pelaksanaan ST2023”, terangnya.

 

Menurut dia, Kerangka induk yang dibangun tidak hanya pada muatan wilayah kerja statistik (Wilkerstat) saja, tetapi juga terkait penyusunan kerangka geospasial lahan pertanian.

 

Selanjutnya pada bulan Juni-Juli 2022 di seluruh Indonesia serentak dilaksanakan kegiatan Updating Direktori Perusahaan Pertanian (DPP) dan Direktori Usaha Pertanian Lainnya (DUTL). Tujuan dari Updating DPP dan DUTL adalah untuk memperoleh direktori yang lengkap dan terkini dari perusahaan pertanian dan usaha pertanian lainnya yang akan digunakan sebagai dasar pencacahan lengkap pada tahun 2023.

 

Direktori Perusahaan Pertanian (DPP) adalah Direktori seluruh perusahaan pada subsektor pertanian yang berbadan hukum, baik kantor cabang/tunggal maupun kantor induk/pusat.

 

“Direktori Usaha Pertanian Lainnya (DUTL) adalah direktori usaha pertanian lainnya pada subsektor pertanian non rumah tangga dan non perusahaan/tidak berbadan hukum”, jelasnya.

 

Sensus Pertanian 2023 diharapkan menjadi momentum terwujudnya Sistem Statistik Pertanian Terpadu. Dengan tagline “Mencatat Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani”. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai unsur yang terkait dengan pertanian, dan partisipasi aktif seluruh masyarakat demi terlaksananya ST2023 yang paripurna sehingga menghasilkan data pertanian yang akurat dan bermanfaat.

 

Ia menjelaskan, sektor pertanian meliputi sub sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan.

 

“Jadi Nelayan itu juga Petani dalam konsep kami. Petani itu bukan hanya yang kerja Sawah itu”, ujarnya.

 

Indra yakin seluruh keluarga didata dalam sensus Pertanian 2023.

 

“Target BPS adalah seluruh populasi pertanian di kabupaten kota. Saya pastikan tidak ada yang tertingal. Berapa jumlah kknya ? Semua. 100 persen. Sinergitas Media sangat dibutuhkan”, pungkasnya.

  • Bagikan