Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Jadi Sekolah Penggerak? Simak Penjelasan Kepala SMAN 10

Kontributor : Ellena Editor: Sintus
Kepala SMAN 10 Kota Kupang Daniel Bolle saat memberikan ketrangan kepada Media Jumat (22/4/22).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM-SMA Negeri 10 Kota Kupang  sebagai salah satu sekolah yang di pilih untuk menjalalankan program Sekolah Penggerak.

 

Kepala SMA Negeri 10 Daniel Bolle ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya Jumat, (22/04/2022) mengatakan, program Sekolah Penggerak dan Kurikulum Merdeka, memberikan dampak yang sangat positif bagi warga sekolah terutama para siswa.

 

“Setelah ditetapkan sebagai sekolah penggerak, sekolah menggelar beberapa  kegiatan-kegiatan  yaitu  IHT untuk guru-guru demi mempersiapkan diri, dalam rangka melaksanakan kurikulum Operasional Sekolah. Sebelumnya disebut sebagai kurikulum Prototype yang sekarang dikenal dengan nama  kurikulum merdeka.” ujar Daniel.

 

Ia menambahkan “Dengan adanya kurikulum Merdeka yang kami laksanakan di sini, dampaknya sangat positif baik prestasi maupun atitude siswa sudah berubah banyak.  Kurikulum ini sebenarnya kurikulum yang berpusat pada siswa”, tuturnya.

 

Ia menjelaskan, Untuk mendukung progran sekolah penggerak menuju kurikulum merdeka di SMAN 10 Kupang  setiap Sabtu  ada pendampingan oleh guru terhadap siswa baik coaching, lokakarya, juga webinar  agar program sekolah penggerak itu dapat terwujud.

 

“Proses belajar mengajar di sekolah ini juga sesuai dengan Kurikulum Merdeka belajar, dimana selain kegiatan pembelajaran juga ada yang namanya Project penguatan profil Pancasila.

 

“Di sekolah ini diwajibkan melaksanakan tiga Project di semester pertama yakni Project penguatan profil Pancasila dengan dua tema besar yakni, suara demokrasi dan pada semester kedua, Project dengan tema Bhineka Tunggal Ika”jelasnya lagi.

 

Kegiatan kegiatan, selain penguatan Project, juga ada kegiatan-kegiatan untuk memperkuat karakter siswa yaitu adanya kegiatan pelatihan 30 orang agen perubahan anti perundungan yang dilaksanakan pada 30 Desember tahun 2021 di sekolah ini. Yang diikuti dengan deklarasi agen perubahan anti perundungan bagi guru, pegawai dan juga siswa. Yang dihadiri juga oleh orangtua dan Ketua Komite sekolah.

 

“Pada deklarasi tersebut kami bersama menetapkan komitmen agar di sekolah ini tidak ada lagi praktek perundungan terhadap anak. Jadi kegiatan-kegiatan ini sebenarnya sudah dikemas dalam satu festival yang dilaksanakan pada bulan Desember 2021”, urainya.

 

Menurut dia, Dalam festival itu selain memamerkan semua kegiatan siswa yang selama ini sudah dipersiapkan, baik berupa foto kegiatan, Bazaar, lomba-lomba, debat bahasa Inggris, debat Bahasa Indonesia, vokal dan Solo.

 

“Itulah kegiatan-kegiatan yang sudah kami laksanakan dalam mewujudkan sekolah penggerak dan kurikulum merdeka”, kata dia.

 

Kurikulum sekolah penggerak ini sudah dilaksanakan sesuai dengan arahan dari pusat atau Kemendiktibudristek. Kurikulum Merdeka akan berlanjut yang dimulai dari sekolah sekolah penggerak pertama.

 

Kemudian di tahun ini juga sebenarnya, seluruh SMA dan SMK, mulai dari tingkat dasar memberikan kebebasan bagi sekolah pada tahun ajaran baru untuk menerapkan kurikulum merdeka. Dan di tahun 2024 semua sekolah di Indonesia akan menerapkan kurikulum Merdeka ini.

 

“Yang memang dimulai dari sekolah penggerak. Sedangkan pada tahun 2024 baik sekolah penggerak maupun seluruh SMA SMK yang belum menjalankan sekolah penggerak harus melaksanakan kurikulum merdeka” tandasnya.

 

Di SMA Negeri 10 kurikulum merdeka dengan sekolah penggerak, sudah dilaksanakan selama 1 tahun ajaran 2020-2021 dan saat sekarang memasuki tahun ajaran kedua, 2021 – 2002.

 

Dampaknya sangat positif dari pelaksanaan sekolah penggerak dan kurikulum merdeka sekolah SMA Negeri 10 Kupang.

 

Ia juga mengharapkan minimal dalam satu tahun pelajaran atau satu putaran anak-anak sudah menjangkau.

 

Jika siswa dalam satu kelas terlalu banyak sehingga dia tidak memperoleh giliran maka dia akan diberi tugas membuat sebuah laporan berkaitan dengan apa yang dia baca.

 

“Terkait kedisiplinan memang belum semua siswa dapat melaksanakannya dengan sempurna masih ada anak yang terlambat tetapi secara umumada perubahan”, pungkasnya.

  • Bagikan