Pusat Kuliner Loti K3T, Hadir di Pinggiran Kota Kupang

Reporter: Rilis/PKP Kota_ansEditor: Sintus
  • Bagikan
Walikota Kupang Dr. Jefri menyempatkan diri berbelanja di kulinet Loti K3T usai pengresmian Selasa (19/10/21).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Walikota Kupang, Dr. Jefirstson Riwu Kore, MM., MH., meresmikan pusat kuliner “Loti Klasis Kota Kupang Timur (K3T)”. Kuliner ini dikelola Jemaat GMIT Hosana Sungkaen, Klasis Kupang Timur di jalur 40, Kelurahan Naimata, Selasa (19/10).

 

Pusat kuliner tersebut bakal menjadi rest area bagi para pengguna jalan di jalur 40. Juga warga sekitar untuk melepas dahaga dan mengisi perut dengan jajanan yang disuguhkan jemaat. Ada 15 tenda yang disediakan Bank NTT sebagai tempat berjualan, tepat di ujung jembatan Petuk II.

Walikota Kupang, dalam peresmian tersebut menyampaikan terima kasih kepada Klasis Kota Kupang Timur yang melalui program ini sudah mengingatkan Pemerintah Kota Kupang. Tentu saja untuk senantiasa memperhatikan sama saudara yang membutuhkan.

 

Dia mengkui, karena keterbatasan data dan dana, masih banyak warga yang belum tersentuh perhatian Pemkot Kupang. Karenanya Walikota mengapresiasi langkah yang diambil oleh Klasis Kota Kupang Timur tersebut.

 

Menurutnya langkah ini sudah membantu tugas pemerintah lewat pemberdayaan ekonomi jemaat. Dia yakin akan menjadi kekuatan yang luar biasa jika dapat diterapkan di tempat lain.

 

Karena itu Walikota berharap langkah ini dapat menjadi contoh bagi warga Kota Kupang lainnya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

 

Walikota menuturkan, kurang lebih satu tahun lagi masa jabatannya sebagai akan berakhir. Namun dia akan terus berjuang untuk memberikan perhatian dan bantuan kepada masyarakat kecil yang membutuhkan. Salah satunya adalah melalui program bedah rumah, yang menyediakan rumah layak huni bagi warga yang tidak mampu.

 

Saat ini sudah ratusan unit rumah yang berhasil kita bangun dan ke depan masih akan ada rumah warga yang akan dibedah”, ujarnya.

 

Anggota Majelis Harian Sinode GMIT, Fary Francis mengapresiasi langkah pemerintah.

 

“Program ini sesuai dengan komitmen Sinode GMIT, yakni gereja tidak hanya hadir di mimbar tetapi juga di dapur jemaat dan di pasar untuk pengembangan ekonomi jemaat”, jelasnya.

 

Menurutnya langkah yang diambil oleh Klasis Kota Kupang Timur ini dapat menjadi contoh bagi klasis lain dalam rangka pemberdayaan jemaat. Ini karena berbasis data yang dikaji secara mendalam dan melibatkan semua komponen termasuk pemerintah.

 

Mewakili Sinode GMIT Fary Francis meminta untuk tidak hanya sekedar meresmikan lokasi tersebut tetapi juga terus melakukan pendampingan yang berkelanjutan.

 

Demikian pula dengan Bank NTT yang menurutnya selama ini sudah memberikan dukungan agar dapat meningkatkan supportnya.

 

Ketua Majelis Klasis Kupang Timur, Pdt. Samuel Pandie, S.Th menjelaskan, pemilihan nama Loti didasari oleh usaha tim percepatan ekonomi Klasis Kota Kupang Timur. Tim sudah bekerja keras memeriksa data jemaat yang perlu dibantu.

 

“‘Loti’ sendiri dalam bahasa Kupang artinya ‘maloi’ (melihat lebih jelas).

“Secara Alkitabiah kata loti bertolak dari kisah orang Samaria yang baik hati. Dia mau turun dari keledainya untuk melihat lebih dekat orang yang menjadi korban perampokan untuk kemudian ditolongnya.

 

UMKM Loti bisa diartikan sebagai UMKM Lompat Tinggi. Ditambahkannya saat ini Pemuda Klasis Kota Kupang Timur sedang mempersiapkan penerapan digitalisasi bagi pelaku UMKM. Juga sedang dalam proses pengurusan izin agar ke depan semua usaha jemaat di klasis tersebut. Termasuk koperasi nelayan yang akan dibentuk berbasis pada brand Loti K3T.

 

Pdt. Samuel mengakui pada mulanya gerakan ini didasari data 20 persen dari 92 ribu jemaat di Klasis Kota Kupang Timur. Mereka masih berpenghasilan di bawah dari Rp 400 ribu/bulan.

 

“Gereja ingin terlibat bersama pemerintah menolong jemaat yang membutuhkan”, ucap dia.

 

Hal senada disampaikan Ketua Tim Percepatan Ekonomi Klasis Kupang Timur, Absalom Sine. Menurutnya Klasis Kota Kupang memiliki tim percepatan ekonomi yang beranggota 23 orang, terdiri atas pendeta, akademisi, praktisi juga politisi. Dengan langkah sederhana mereka ingin memberikan sumbangan positif bagi kemajuan ekonomi jemaat. Langkah awal mereka adalah pendataan.

 

“Hingga saat ini ada 1.439 pelaku UMKM di Klasis Kota Kupang Timur yang terdata. Tim bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka, mulai dari pemberdayaan, pendampingan dan pembiayaan. Juga bagaimana menyediakan pasar bagi pelaku ekonomi terutama di tengah pandemi covid -19”, jelasnya.

 

Dia menambahkan, masih ada sekitar tiga hingga empat spot kuliner semacam ini di lokasi lainnya.

 

“Harapan mereka di masing-masing gereja memiliki spot kuliner sendiri, kata dia.

 

Usai meresmikan pusat kuliner Loti K3T, Walikota bersama undangan yang hadir mengunjungi setiap tenda tempat jemaat menjual kulinernya dan membeli beberapa produk makanan yang dijual.

 

Turut hadir pada kesempatan tersebut Anggota DPRD Kota Kupang Djunaedi Kana dan Satrio Pandie. Juga Pimpinan Cabang Utama Bank NTT, Boy Nunuhitu, Camat Maulafa, Matheos da Costa, S.Sos, M.Si, Lurah Naimata, Hendrikus Banunaek. Dan Ketua Majelis GMIT Hosana Sungkaen, Pdt. Nyongki Riry, M.Th serta para pendeta dan tokoh masyarakat setempat.

  • Bagikan