Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pelatih Muaythai:”Tidak usah lagi beritanya Diplintir, Sehingga Menimbulkan Polemik”

Kontributor : Biro AP NTT Editor: sintus
Wagub NTT JNS, saat menerima Pelatih dan Atlet Cabor Muaythai Kamis (7/10/21)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Pelatih Muaythai, Angga Silitonga buka suara soal penjemputan Atlet Peraih Emas Susanti Ndapataka.  Ia mengatakan, ada kesalahpahaman dan kondisi yang terjadi tidak seperti yang diberitakan. Silitonga meminta wartawan untuk tidak lagi memberitakan hal yang menimbulkan polemic.

 

“Benar yang disampaikan Ketua Kontingen PON NTT bahwa tidak ada masalah terkait penjemputan kemarin karena kita masih sempat melakukan pawai. Kondisi sebenarnya tidak seperti yang diberitakan jadi tolong jangan lagi mempersoalkan kejadian kemarin. Karena kita sebagai pelatih dan atlet tidak merasa bermasalah dan pemerintah sendiri kemarin sudah ada perhatian dengan melakukan penjemputan. Jadi tidak usah lagi beritanya diplintir sehingga menimbulkan polemik,” pinta Angga kepada wartawan dalam Jumpa Pers di Lantai I kantor Gubernur NTT, Kamis, (7/10).

 

Atlit Muaythai peraih medali emas pertama untuk NTT di PON XX, Susanti Ndapataka membenarkan pernyataan yang disampaikan pelatihnya. Menurut dia,  pulang menggunakan pick-up merupakan kemauan meraka karena ada penjemputan dari teman-temannya.

 

“Memang benar kemarin sudah ada penjemputan dari pemerintah. Akan tetapi karena ada penjemputan dari teman-teman Tim Muay Thai Kupang dan Laskar Timor Indonesia. Mereka telah jauh-jauh hari sudah mengkonfirmasi,  akan menjemput kita di kupang. Jadi kita sudah merencanakan akan pulang dengan mereka menggunakan mobil pick-up itu, ” kata Susanti.

Wakil Gubernur NTT Josep Nae Soi menjelaskan, sampai saat ini kontingen NTT  telah meraih 1 Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu.Dan  masih berpeluang untuk mendapatkan medali dari beberapa cabang olahraga yang masih dipertandingkan.

 

“Perolehan medali kontingen NTT saat ini adalah 1 Emas dari Muaythai, 1 Perak dari Kriket, 1 Perunggu dari Wushu. Akan tetapi kita masih mempunyai peluang untuk mendapatkan medali dari cabor tinju, silat, kempo dan renang,”jelas Wagub JNS.

 

Wagub JNS juga menjelaskan  terkait  atlet muaythai yang menumpang pick up. Pemerintah provinsi telah melakukan penjemputan dan menyiapkan tumpangan.   Namun pelatih dan atlet lebih memilih untuk pulang bersama-sama teman-teman yang sudah menjemput di bandara.

 

“Sebenarnya penjemputan secara resmi akan dilaksanakan tanggal 17 Oktober nanti. Kita sudah pertemuan di Jayapura dan mendapatkan kesepakatan bahwa atlit yang pulang mendahului silahkan berkoordinasi dengan cabornya masing-masing. Tetapi kemarin saya juga menelpon Kadispora untuk menjemput atlit yang sudah pulang. Teman-teman Dispora sudah menjemput dan menawarkan kepada atlet,pelatih dan manager untuk bersama-sama mengikuti acara sederhana di GOR Oepoi. Akan tetapi pelatih dan atlet lebih memilih untuk bersama teman-temannya dari Laskar Timor Indonesia menuju ke Camp Latihan,”jelas Wagub JNS.

 

Lebih lanjut Wagub JNS menjelaskan bahwa pemprov jelas akan memberikan apresiasi kepada para atlit yang berprestasi. Yang resminya akan diumumkan pada saat penjemputan resmi tanggal 17 Oktober nanti.

 

“Pasti ada apresiasi dari pemprov untuk atlit yang telah berprestasi. Contohnya secara pribadi Gubernur NTT telah menawarkan beasiswa untuk Susan. Itu hanya merupakan contoh. Akan tetapi apresiasi resminya akan diserahkan tanggal 17 Oktober pada saat penjemputan nanti. Intinya seluruh kepulangan atlit kembali ke NTT menjadi tanggung jawab  saya sebagai ketua kontingen PON NTT,” kata Wagub JNS.

 

Wagub JNS juga menjelaskan terkait dengan berita yang beredar di masyarakat bahwa terjadi perselisihan antara KONI dan Pemprov NTT.

 

“PON seharusnya dilakukan pada tahun 2020 tetapi karena adanya Covid-19 perhelatan tersebut ditunda hingga tahun 2021. Karena penundaan tersebut dana yang semulanya diperuntukkan untuk perhelatan PON telah di rekofusing. Sehingga perhelatan PON saat ini NTT menggunakan dana Biaya Tak Terduga (BTT) yang pertanggungjawabannya harus dilakukan oleh pemerintah daerah karena ini bukan hibah. Banyak Provinsi lain yang mengikuti PON ketua kontingennya adalah Gubernur maupun Wakil Gubernur dan tidak menjadi masalah,” ungkap Wagub JNS.

 

“Saya minta seluruh masyarakat terus mendukung para atlit sehingga mempunyai persiapan yang matang untuk menghadapi event-event selanjutnya.

 

“Mari kita mendukung agar pembinaan atlit tidak hanya terjadi pada saat perhelatan atau pertandingan. Pembinaan sudah harus dilakukan jauh-jauh hari sehingga persiapan untuk mengikuti event tersebut lebih matang,” pungkas Wagub JNS.

 

  • Bagikan