Ketua RW di Kupang Jual Hasil Kebun Masyarakat

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Anjloknya harga hasil pertanian di pasar khususnya saat masa panen tak menyurutkan niat para Petani. Mereka tetap menjual dengan harga yang tak mengecewakan.

Ketua RW03 Kelurahan Bello, Kota Kupang Goris Takene, ditemui di Bello Minggu, (26/09)
mengatakan, masyarakat bisa menjual secara online hasil kebunnya.

 

Dia mengakui, sering melakukan penjualan online hasil kebunnya.

 

Tak hanya hasil pertanian miliknya tetapi juga sebagian besar milik Petani.

Ia menjelaskan, Petani mengalami kondisi seperti ini saat musim panen, karena dilakukan serentak. Sehingga untuk mendapatkan harga yang sesuai, Petani terpaksa menjajakan jualan secara online.

“Misalnya kalau tiba musim panen biasanya harga lombok/cabai keriting berkisar Rp.10.000 – RP.17.000/kg. Tetapi saat menjajakan secara online bisa dengan harga Rp.25.000- Rp.30.000/kg.

 

“Saya berpikir cara ini juga sebagai solusi atasi anjloknya harga panen Petani. Juga sebagai upaya meningkatkan daya beli masyarakat. Terutama para pekerja kantoran yang tak sempat datang ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur,” ujar Takene.

 

Staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang itu mengatakan, kendala yang dihadapi sebagian Petani Bello yakni ketersediaan air jelang kemarau. Biasanya jelang bulan September – November debit air berkurang drastis. Sehingga luas tanam Petani juga dipersempit sesuai ketersediaan air. Ia berharap, bisa ada solusi pengadaan sumur bor dari pemerintah untuk petani Bello.

Menurut dia, Penjualan hasil pertanian secara online, sudah dilakoninya sejak 2013 silam hingga sekarang. Sistimnya hasil pertanian yang sudah siap panen maupun yang telah dipanen dipost ke FB. Juga grup-grup WA. Lalu dipesan oleh Pembeli yang sebagian besar kerabat dan kenalannya sendiri. Jualan biasanya habis terjual”, ujarnya.

Takene juga minta ada gerakan membeli hasil panen masyarakat dari masyarakat Bello sendiri.
Sebab, meskipun dalam kondisi keterbatasan air, masih ada hasil yang dipanen petani. Sayangnya belum menemukan harga yang sesuai.

“karena itu yang kami harapkan adalah mesti ada kepedulian untuk membeli hasil panen. atau mungkin Mesti ada satu geraan membeli hasil produksi masyarakat”, harapnya lagi.

 

Salah seorang Petani Marince Baitanu (41) warga RT 03RW02 Kelurahan Bello membenarkan penjualan online oleh Ketua RW 03 Goris Takene.

“Saya merasa terbantu oleh bapak Ketua RW 03 Goris Takene. Beberapa tahun ini hasil pertanian kami dia bantu kami cari pasar dan menjualnya ke beberapa kerabatnya. Kami sangat senang karena hasil penjualan yang didapat dari bapak Goris jauh lebih baik dibanding menjualnya sendiri ke pasar. Di pasar banyak orang yang jual sehingga harganya menurun,” terang Baitanu.

 

Rumianik (37) warga RT27 Kelurahan Liliba, mengatakan, dirinya bersyukur karena meskipun sibuk sebagai PNS, selalu mendapatkan sayur langsung dari kebun.

“Om Goris yang sering tawarkan secara online”, kata Penbeli sayur online ini.

“Saya ini sibuk. Pulang sore tidak bisa belanja ke pasar. Sering saya dapat pasokan sayur dari Bello yang segar-segar sehingga bersyukur kebutuhan dapur selalu ada,” jelas Rumianik.

Ia mengatakan, tak hanya sayur mayur tetapi juga bawang dan lain-lain sering ditawarkan melalui online oleh Takene.

Ditanya soal harga, dia mengatakan, memang tidak berbeda jauh kalau belanja ke pasar. “Tetapi karena belanja dari rumah bisa menghemat waktu”, tandasnya.

 

Jumlah petani di Bello hanya berkisar 310 kk atau 1,8% dari jumlah kk penduduk Bello. Jumlah ini sebagian besar tergabung dalam kelompok tani yang dimonitor pihak Dinas Pertanian. “Tersebar di wilayah RW 01 -06 Kelurahan Bello”, pungkasnya. (goe)

  • Bagikan