Wabup Kupang Minta Pencegahan Brucellosis di Semau Harus Jadi Prioritas

  • Bagikan
Wabup Kupang Jerry Manafe Dalam Rapat Koordinasi Pemberantasan Brucellosis Pulau Semau Kabupaten Kupang Provinsi NTT, yang berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 23 - 24 Juni 2021

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM – Balai Besar Veteriner Denpasar (BBVet) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pemberantasan Brucellosis Pulau Semau Kabupaten Kupang Provinsi NTT,  yang berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 23 – 24 Juni 2021, di Hotel Swiss-Belinn Kristal Kupang, yang diikuti oleh 45 peserta terdiri dari, karantina pertanian kelas I Kupang, Fakultas Kedokteran Hewan Undana Kupang, Dinas Peternakan Prov.NTT dan UPT Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Camat dan Kepala Desa se-pulau Semau.

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe saat membuka secara resmi rakor ini menyatakan, meskipun Kabupaten Kupang masih dalam kategori wilayah tertular ringan penyakit brucellosis, dengan prevelansi reaktor kurang dari 2%, namun perhatian terhadap pencegahan dan pemberantasannya harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah bersama seluruh unsur terkait.

“Sebab apabila kita memperhatikan populasi ternak khususnya sapi di Kabupaten Kupang yang mencapai 284.289 ekor pada tahun 2020 adalah merupakan sebuah potensi di sektor peternakan yang harus dijaga dan dipertahankan, dari serangan penyakit yang dapat menurunkan angka produksi hewan di daerah ini. Dari angka populasi ternak sapi tersebut, wilayah Pulau Semau yang terdiri dari 2 Kecamatan dan 14 Desa menyumbangkan setidaknya 8% atau sebanyak 22.740 ekor sapi di Kabupaten Kupang”, tandas Jerry.

 

Pulau Semau menurut Wabup Kupang ini pantas dijadikan sentral pemurnian sapi Bali. Dia memuji ternak sapi di pulau Semau, kulit sapinya tebal dan badannya gemuk. “Kalau bisa nama sapinya diganti dari sapi Bali menjadi sapi Semau”, ucap Wabup Kupang   disambut tawa dan tepuk tangan peserta.

Jerry Manafe berpesan kepada camat juga kades, agar ilmu yg diterima dalam rakor ini, diterapkan dan disampaikan kepada masyarakatnya, gerakkan masyarakat Peternak untuk dapat mengumpulkan ternaknya, guna dilakukan pengambilan sampel dan vaksinasi, sehingga target pengambilan 8.100 sampel di seluruh desa pada tahun 2021 ini dapat direalisasikan. Bila camat dan kades merasa kurang akan tersedianya kandang jepit, bisa manfaatkan dana desa.

Ungkapan syukur dan terima kasih disampaikan Jerry Manafe kepada Kementerian Pertanian, BBVet Denpasar serta unsur terkait yg telah bersinergi bersama Pemkab Kupang dlm melaksanakan kegiatan ini.

Mengakhiri arahannya, Jerry Manafe tekankan agar segeranya dibuatkan surat edaran, agar jangan ada sapi dari luar daerah yang masuk ke pulau Semau. Semau dapat keistimewaan mejadi daerah pemurnian sapi bali.Sapi-sapi unggul terdapat di Semau. Namanya pemurnian berarti bersih dari penyakit, “katanya.

 

Kepala BBVet Denpasar, drh. I Wayan Masa Tenaya, menjelaskan tujuan rapat koordinasi ini, untuk menindaklanjuti hasil rapat dan sosialisasi sebelumnya terkait program pemberantasan brucellosis pulau Semau, untuk menentukan langkah-langkah pembebasan brucellosis di pulau Semau berdasarkan desa-desa yang telah di sampling dan hasil pengujian yang telah diketahui, serta melakukan kajian teknis untuk menentukan terbebasnya pulau Semau dari penyakit brucellosis. I Wayan melanjutkan, pemberantasan ini sudah dimulai dari program pengumpulan data dasar dan pengambilan sampel dari thn 2018, 2019 dan pada thn 2020 pengambilan 1.000 sampel serum sapi semua hasil uji RBT (Rose Bengal Test) menunjukkan negatif. Tahun 2021 ini sudah dilakukan sosialisasi dgn camat dan Kades yg dilaksanakan di Pulau Semau. Mengapa pemilihan lokasi di Pulau Semau? Karena menurut Wayan, sumber daya yang tersedia,berkomitmen serta partisipasi aktif masyarakat. Dan petugas Dinas Peternakan Kab.Kupang serta UPT Veteriner Dinas Peternakan prov. NTT disampaikan I Wayan, telah mengikuti pelatihan, penanganan sampel dan pengujian RBPT (Rose Bengal Plate Test) Brucellosis di BBVet Denpasar.

Direktur Kesehatan Hewan, drh.Nuryani bahwa brucellosis ini jika tidak diberantas, maka akan berpengaruh pada kehidupan ekonomi masyarakat peternak. Diharapkan pulau Semau akan berikan sumbangsih besar dalam pertumbuhan ekonomi.Kita sepatutnya memberikan dukungan agar pulau Semau bebas dari brucellosis maupun penyakit ternak lainnya. Dibutuhkan peran serta komitmen pemerintah daerah, “tandasnya. (rilis)

  • Bagikan