MALAKA, FLOBAMORA-SPOT.COM – Tega Nian. Politik di Malaka sudah tak bernurani. Kok bisa ya !! Inilah yang terjadi di Pilkada Kabupaten Malaka. Diduga Tim Sukses Paslon SBS – WT mengambil paksa Traktor yang sedang dipakai untuk membajak tanah masyarakat di RT / RW. 01 / 30/05 kampung Nailera, Dusun Katimun Laran, Desa Suai Kecamatan Malaka Tengah, kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur Selasa (27/10) pukul 15.00 WIT.
Adalah Antonius Bere leki, Natalia Hoar Lekik dan Meliana Luruk Fahik yang menjadi korban. Dalam sebuah video berdurasi 3, 11 detik (Judul: Waduh Tim SBS Larang traktor pemerintah Malaka balik tanah warga desa Suai) yang beredar luas itu Antonius Bere Leki mempertanyakan mengapa oknum yang diduga tim sukses Paslon SBS-WT tiba-tiba datang mengambil kembali traktor tanpa penjelasan apa-apa.
“kami mau Tanya Ini untuk seluruh masyarakat atau bukan, terakhir mereka balik (tanah) tidak habis mereka datang muat (traktor), alasan apa?”, ujar Tony penuh Tanya dalam bahasa daerah setempat.
Pertanyaan yang sama datang dari Petani lainnya Natalia Hoar Lekik yang mengatakan, apakah bantuan (traktor) ini hanya untuk Pemilih SBS – WT atau untuk seluruh masyarakat Malaka ?
“Sementara balik (ko’a/potong bahasa daerah setempat-red) kami punya, tiba-tiba tim dari SBS datang kasih naik traktor dari lokasi tanah (kebun) kami”, ujarnya masih dalam bahasa daerah yang sudah diterjemahkan.
Tidak hanya itu dalam video tersebut Natalia Hoar lekik mengatakan oknum tim sukses itu menghina mereka sebagai orang tidak beruntung.
“Bilang kami miskin, susah, makan tidak cukup (kurang lebih artinya sama, Miskin) tidak tau mandi, kira-kira bagaimana. Kami minta kepada Pemerintah?”, ujarnya.
Ditanya siapa yang tim sukses yang datang ambil paksa traktor tersebut Natalia menyebutkan, nama oknum tersebut.
“Om Paulus Mau. Tim Sukses dari SBS. Traktor ini khusus untuk SBS saja kah. Kalo khusus SBS dari awal tidak perlu kasih masuk memang supaya kami jangan sakit hati (Laran moras-red). Kerja belum habis datang muat traktor. Manusia siapa yang tidak sakit hati ?”, ujar Natalia dalam nada suara tinggi.
Petani lainnya Meliana Luruk Fahik mengatakan, kebunnya berdampingan dengan lahan lain yang dibalik menggunakan traktor tersebut namun setelah kebun di sebelah selesai dikerjakan, langsung pindah ke tempat lain.
“Saya punya (kebun) berbatasan langsung tapi lari kasih tinggal. Padahal dua hari berturut-turut saya masak kasih mereka ikut mereka kerja biar matahari panas”, ujarnya sambil memelas.
Ketiganya berharap, Pemerintah kembali melayani masyarakatnya karena bertani merupakan sumber hidup mereka. Apa lagi sudah memasuki musim penghujan.
“Kami harap supaya Pemerintah datang bajak kasih kami karena ini kami punya hidup. Kalo tidak bantu kami mau hidup dengan apa”, pungkas mereka. (Tim kerja).
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.