Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Lily Suradilaga:”Sebuah Kebanggaan SEPASI Kerjasama Pemprov. NTT Kembangkan Sorgum”

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) atas nama Pemerintah melakukan Penandatanganan Kerja Sama dengan Sejati Petani Sorgum Indonesia (SEPASI) tentang Pendampingan Budidaya Sorgum.

 

“Suatu kebanggaan SEPASI bisa berkumpul dan berkerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam perjanjian budidaya Sorgum dari hulu sampai ke hilir,” kata Lily Sutarsi Suradilaga saat penandatangan perjanjian kerja sama di ruang rapat Gubernur NTT, Jumat (16/10).

 

Ketua Umum SEPASI ini menjelaskan tahapan- tahapan pendampingan budidaya Sorgum yang akan dilakukan di lahan pertanian Sorgum Provinsi NTT.

 

“Pertama, dimulai dari hulu yaitu peningkatan produksi tanam sorgum, pemanfaatan menjadi pakan ternak.Terus di hilir berupa pendampingan UMKM dan UKM untuk pengolahan barang setengah jadi menjadi barang jadi serta pemasaran. Kedua, dengan ditandatangani
kerjasama ini menjadi bukti komitmen antara SEPASI dengan Pemerintah NTT untuk pemanfaatan sumber daya alam menjadi maksimal, menyiapkan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mandiri,” Jelasnya.

 

Sementara itu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyampaikan harapan besarnya untuk bangun hubungan kerjasama dalam bidang pertanian khususnya Sorgum.

 

” Mudah-mudahan ini dapat diterapkan di NTT dan membantu mengelola produk, baik dari penanamannya sampai dengan hasil panen dan dilanjutkan agar mampu dikembangkan sampai menjadi produk lain seperti pakan ternak,” Jelas Gubernur Viktor.

 

Menurut Viktor, uang yang keluar dari NTT untuk datangkan pakan ternak dalam 1 tahun sekitar 1 triliun rupiah, baik pakan ternak ayam maupun babi.

 

“Harusnya uang sebesar itu dapat berputar di NTT, karena itu Provinsi NTT berencana untuk menyiapkan 3 pabrik pakan ternak di Flores, Sumba dan Timor,” kata Viktor.

 

Politikus asal Nasdem ini memberikan apresiasi atas penandatanganan kerjasama ini. Tentunya harus diikuti langkah-langkah konkret di lapangan dari tanam, panen sampai pada pemilihan produk yang bisa dipakai oleh masyarakat.

 

“Karena itu saya mengharapkan pola-pola kerja sama ini, tidak hanya berkerja secara formal di atas kertas tetapi dapat dilanjutkan dengan kerja nyata. (SP/DAL)

  • Bagikan