Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Festival BSL Bisa Lestarikan Makanan Lokal

Sabtu, 21 April 2018

Laporan : Yasintus Fahik

Asisten Adminitsrasi Umum Sekda NTT Stef Ratoe Oejoe ketika menandatangani Berita Acara Pemberian Penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia sebelum penyerahan kepada Para pihak

Kupang, flobamora-spot.com – Pemerintah Kota Kupang menggelar Festival  Bose Se’I Lu’at dalam rangka memperingati  Hari Ulang Tahun ke – 22 tahun 2018. Festival ini sangat positif dalam mendorong kecintaan masyarakat kepada pangan lokal juga menambah daya tarik wisatawan ke NTT dari sisi Pariwisata.

“Saat ini masakan jaman dulu – Jadul semakin tergerus oleh Perkembangan Jaman. Dengan Festival ini Generasi  Muda Kita bisa melestarikan makanan tradisional yang kita punyai ini”, kata Asisten  Administrasi Umum Sekda Nusa Tenggara Timur Stefanus Raoe Oedjoe, MT, pada Pelaksanaan Festival  Bose Se’I Lu’at (BSL) di Jalan El Tari Kupang Sabtu (21/4/2018).

Selain sebagai ajang untuk berkumpulnya ribuan orang, festival ini menjadi ajang

Ketua Panitia FBSL Klementina Sungkono ketika menerima piagam Penghargaan dari Lembaga Prestasi Indonesia Dunia – LePriD dalam Festival Bosa Se’i Lua’at di Jalan El Tari Sabtu 21 April 2018 dari tangan Kepala LePriD

Pariwisata untuk mengundang wisatawan domestic maupun luar negri ke Kota Kupang. “Wisatawan yang datang bisa mengenal makanan tradisional BSL dan memyampaikannya kepada orang lain untuk datang ke Kota Kupang”, katanya.

Festival Kuliner BSL tambah dia,  menjadi cara Pemkot Kupang mempromosikan makanan Lokal NTT dan patut diapresasi karena acara ini akan menaikkan Pamor makanan lokal. “Kita pasti ingin BSL naik kelas baik dari sisi kwalitas Masyaraakt akan menjadi semakin bangga untuk menjadikan makanan tradisional ini bisa di temui di Hotel-hotel Berbintang juga warung-warung rakyat”, jelasnya.

Masih menurut Stef, Festival ini adalah bagian Diplomasi Pariwisata Masyarakat Kota Kupang untuk mengundang banyak orang datang. “ Sekali lagi saya mengharapkan kepada  masyarakat Kota Kupang, kita punya tanggungjawab yang besar untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan makanan tradisional BSL kepada masyrakat luas”, urai Mantan Kadis Komunikasi dan Informatika Provinsi NTT ini.

“Biarlah festival ini menjadi diplomasi Pariwiata yang jangakauannya luas dan tanpa batas.  Ini melengkapi Pariwisata NTT yang terkenal dengan alam destinasinya. Hal ini saya sampaikan karena cara ini terbukti ampuh untuk menaikkan kunjungan Wisatawan ke NTT baik domestic maupun Internasional”, ungkapnya.

Festival BSL diikuti 30 ribu  masyarakat Kota Kupang dari target hanya 10 – 20 ribu orang. “Kami minta maaf jika banyak masyarakat yang hadir tidak mendapatkan kupon makan BSL, karena panitia hanya menyiapkan 18. 600  lebih kupon”, ungkap Ketua Panitia Festival Klementina Sungkono.

 

  • Bagikan