KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Gugus tugas percepatan penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/5/2020) sore mengumumkan adanya penambahan satu pasien Covid-19 di NTT. Demikian angka Positif Covid-19 menjadi 13 kasus.
Rinciannya, 9 kasus positif Covid-19 dari Klaster Sukabumi yang ada di Kota Kupang, 2 dari Klaster Goa yang saat ini berada di Labuan Bajo Manggarai Barat dan satu kasus dari Klaster Kapal Lambelu yang ada di Larantuka Flores Timur. Sementara satu kasus lain yakni El Asamau telah sembuh. El merupakan pasien Covid-19 pertama di NTT.
Sekretaris II Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19NTT, dokter Dominikus Mere kepada wartawan di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium atas swab Klaster Sukabumi yang dikirim ke laboratorium RSUD Profesor W.Z Yohannis Kupang menunjukkan adanya satu sampel swab dari Klaster Sukabumi yang positif COvid-19.
“Sebagaimana kita ketahui, bahwa dari 8 yang positif Covid-19, 4 negatif, 4 masih positif dan semuanya masih dalam perawatan. Semua kondisinya baik dan stabil dan sudah diberikan pengobatan sesuai standar pengobatan Covid-19. Untuk 4 yang negatif kita akan ambil lagi swab nya untuk periksa kembali. Manakala sudah dua kali diambil swab nya dan hasilnya negatif maka yang bersangkutan bisa kembali ke rumah,” kata dokter Domi didampingi Juru bicara Gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 NTT, Jelamu Ardu Marius.
Kepala Dinas Kesehatan NTT ini sebelumnya menjelaskan, mesin PCR yang ada di RSUD Prof. WZ Johanis Kupang yang digunakan untuk pemeriksaan swab Covid-19 sebelumnya digunakan untuk pemeriksaan HIV/AIDS. Namun mesin itu telah modifikasi untuk pemeriksaan Covid-19.
“Oleh karena itu perlu adaptasi disana sini dan penambahan komponen peralatan. Pada tahap awal kita tentu tidak akan me-runningkan sesuai kekuatan maksimal. Dalam hal ini 96 sampel atau 48 sampel sekaligus. Pada tahap awal kita lakukan pemeriksaan untuk 24 sampel swab. Kita prioritaskan pertama pemeriksaan swab dari klaster Sukabumi,” jelas dokter Domi lagi.
Menurut dia, saat ini kerumunan massa kembali marak dan penggunaan masker saat ke luar rumah mulai longgar. Padahal hal ini sangat berbahaya karena berpotensi terjadi transmisi atau penularan lokal. (Sintus)
Sumber : Swaratimor.com
Pewarta:Epo
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.