Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Setelah Dites 3 Sahabat El Asamau Dinyatakan Negatif

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM –Tiga orang
Sahabat  yang sempat kontak langsung dengan El Asamau, pasien pertama virus covid-19 di Provinsi NTT, telah menjalani rapid test di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Naibonat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Direktur RSUD Naibonat, dr.Erol Nenobais, yang dikonfirmasi media, Jumat (10/4/2020) siang, mengatakan, tiga orang yang menjalani rapid test itu yakni Pratu Doddy Blegur, Ratu (pacar Pratu Doddy Blegur) dan Prada Mathias. Pratu Doddy Blegur dan Prada Mathias adalah anggota TNI dari satuan Brigif 21 Komodo Naibonat.

Hasil Rapid test ketiga orang tersebut semuanya negatif virus covid-19.

“Ketiganya negatif covid-19,” ungkap Erol.

Menurut Erol, karena hasil rapid test negatif, maka ketiga orang tersebut akan menjalani isolasi mandiri di rumah dalam pengawasan yang ketat dari petugas medis selama 10 hari atau masuk kategori Orang Dalam Pengawasan atau ODP.

Pasca 10 hari, ketiga ODP tersebut harus kembali ke RSUD Naibonat untuk menjalai rapid test yang kedua kali sekaligus menjalani pemeriksaan swab tenggorokan.

“Nanti 10 hari dilakukan rapid test kedua dan swab. Jika rapid test dan swab kedua negatif maka akan dinyatakan sembuh namun tetap harus tetap dipantau,” jelasnya.

Dikutip dari sehatq.com, rapid test adalah pemeriksaan virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah.

IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat kita mengalami infeksi virus. Jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah.

Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh.

Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi COVID-19.

Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorok atau hidung.

Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh.

Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab COVID-19) di tubuh.

Dr.Erol melanjutkan, saat ini hanya ada 15 set Alat Pelindung Diri (APD) yang terdiri dari hazmat coverall, pelindung mata (goggles), serta sepatu boots.

“Hanya kaca pelindung mata yang habis,” jelasnya.

Sebab itu menurut dr.Erol, jika terjadi penambahan PDP maka tenaga medis akan mengalami kesulitan dalam penanganan.

“Kita harap semoga jangan ada penambahan pasien (PDP). Kalau tidak kita repot,” pungkasnya.(sintus)

Sumber: jurnalntt1.comi

  • Bagikan