Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Inovasi Wolbachia, Cara Pemerintah Atasi DBD

PlH. Sekda Kota Kupang A.D.E Manafe fan jajaran Pemkot Kupang bersama tim dari Pemerintah Pusat pada sosialisasi Wolbachia Rabu (13/9/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Pemerintah Kota Kupang menyambut baik implementasi inovasi wolbachia untuk mengatasi wabah demam berdarah dengue (DBD).

 

Pernyataan tersebut disampaikan Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Kota Kupang, A.D.E. Manafe, S.IP., M.Si, saat membuka Sosialisasi Implementasi Wolbachia Tingkat Kota di Hotel Aston & Convention Center, Rabu(13/09).
Dalam sambutannya Plh. Sekda Kota Kupang menyampaikan, DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya Kota Kupang.

Menurutnya masalah kesehatan ini berdampak hingga ke aspek ekonomi, menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup.

Dia menyampaikan terima kasih dn apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, demi tercapainya penurunan kasus dan kematian akibat DBD, dengan Implementasi Teknologi Wolbachia yang dilaksanakan di 5 kota yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang dan Kupang.

 

Dia berharap, semua peserta yang hadir terutama para camat dapat memanfaatkan sosialisasi ini sebagai momentum untuk mengoptimalkan upaya pemerintah dalam menurunkan angka DBD.

 

Pada akhir sambutannya, Plh. Sekda minta sinergi yang terjalin ini dapat meningkatkan efektivitas upaya bersama sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, Kota Kupang dapat benar-benar terbebas dari DBD.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi, MPHM, menjelaskan inovasi wolbachia merupakan salah satu bakteri alami yang hidup atau terdapat pada hampir 60 persen jenis serangga yang ada di sekitar kita, seperti kupu-kupu, lalat buah, capung, kumbang dan sebagian nyamuk yang menggigit manusia. Wolbachia ini merupakan bakteri yang aman bagi manusia dan lingkungan.

 

“Melalui bakteri wolbachia yang diambil dari serangga dan dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti nantinya akan menghambat virus dengue penyebab DBD. Jadi ini aman untuk manusia”, ungkapnya.

 

Lebih lanjut dikatakan, nyamuk yang telah mengandung wolbachia akan disebar untuk selanjutnya berkembang biak secara alami. Sehingga diharapkan nantinya seluruh nyamuk telah memiliki kandungan wolbachia yang mampu menghambat virus dengue penyebab DBD.

“Kami mohon dukungan masyarakat, selain pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M Plus yang telah berjalan, kami juga meminta peran serta aktif masyarakat untuk mensukseskan inovasi wolbachia. Karena tanpa masyarakat program ini tidak akan berhasil. Ini diharapkan dapat menjadi percontohan menuju Kupang bebas DBD,” tambahnya.

 

Terima kasih disampaikan kepada Pemkot Kota Kupang atas komitmen kuat dalam program ini.

 

Dia berharap program ini bisa berjalan lancar dan sukses dalam mencegah DBD berkelanjutan dan diharapkan angka kematian akibat DBB semakin berkurang bahkan tidak ada lagi.

 

Hadir dalam sosialisasi tersebut Kepala B2P2VRP Salatiga, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kepala BBTKL PP Surabaya, Kepala BBTKL PP Jakarta, Tim Universitas Gajah Mada, Ketua Tim Kerja HOH , Warsito Tantowijoyo, PhD. Ketua Komisi IV, Theodora Ewalde Taek, S.Pd, Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT, Ruth D. Laiskodat, S.Si, Apt, MM. Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, drg. Retnowati, M.Kes. Para camat dan kepala puskesmas se-Kota Kupang, Kepala Bagian Hukum Setda Kota Kupang, Pauto Wirawan Neno, SH. Serta akademisi dari FKM Undana Kupang, Dr. Yendris Syamruth.
(PKP_nit).

  • Bagikan