Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Terkait Pengelolaan Sampah, Meksy: “Gebrakan Penjabat Wali Kota, Motivasi Bagi Masyarakat”

Kasie Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Meksy Pingak, S.K.M, M.P.H saat memberikan ketrangan kepada Media Rabu (14/6/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Upaya mempercantik wajah Kota Kupang terus – menerus didorong. Pemerintah tak bosan-bosan mengajak masyarakat untuk terlibat secara aktif. Tapi lihatlah wajah kota bermotto “KASIH” ini, belum cerah.

 

Gebrakan yang dimotori Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh belum mampu mendongkrak kesadaran orang terhadap pengelolaan sampah.

 

Kepala Bidang pengelolaan sampah melalui Kepala Seksi Penanganan Sampah Meksy Pingak, S.K.M, M.PH mengatakan, menjaga kebersihan belum menjadi budaya bagi masyarakat.

 

“Budaya malu belum seperti negara maju. Mereka tidak buang sembarangan. Orang lihat atau tidak, mereka malu. Kita tidak. Asal buang saja. Mau orang liat atau tidak, kita tidak peduli. Kita terus sosialisasi. Pak Penjabat punya gebrakan itu baik. Motivasi bagi masyarakat”, ujar Mantan Mahasiswa S2 Bidang Kesehatan Masyarakat di Negri Kanguru itu.

 

Menurut dia, menjaga lingkungan bersih, belum menjadi bagian dari hidup masyarakat Kota Kupang.

 

“Saya waktu di Australia, kalo di kampus jauh dari TPS kita taruh sampah di tas. Lingkungan kita harus bersih”, ujarnya.

 

Kalau begitu sudah saatnya pemerintah menegakkan Perda tentang sampah pak Meksy ?

 

“Seharusnya begitu. Perda kita belum penegakan. Belum berjalan. Ada Perda nomor 3 tahun 2011 tentang Penangann sampah. Perda 04 tahun 2011 tentang Pengurangan sampah. Tapi belum ada penegakan. Kalo itu dijalankan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat. Ada pasal tentang denda sebesar Rp. 50 juta”, kata dia.

Ia menyebut, volume sampah tiap hari mencapai 228 ton.

 

“160 ton dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sisanya ada bank sampah. Belasan Pengepul, stor ke bank sampah. Ada yang masyarakat bakar. Kalo dari warung masy langsung ambil”, jelas dia.

 

Mengenai menejemen pengelolaan sampah di kelurahan Liliba yang bisa dijadikan contoh untuk kelurahan lain, Meksy mengatKan, seharusnya itu bisa dilakukan.

 

“(Kelurahan) Liliba bisa jadi contoh. Sering diposting di fb. Waktu kunjungan dari Pemda Sikka, kita dorong ke sana.
Batu plat juga sudah baik. Tergantung dari lurahnya”, kata Meksy.

Ditanya berapa armada truck yang dimanfaatkan untuk pengangkutan sampah ia menjelaskan, “Dump truck ada 38 buah. 34 buah, baik. Truk amrol ada 10 buah. Yang berfungsi 8 buah. Pick up 5 buah. Dump mini 2 buah. Satu kumpul sampah di taman. 1 angkut sampah dari pihak ketiga. Ada kerjasama”.

 

“Jalur pengangkutan sudah ditetapkan. Kerja sesuai dengan rute”, tambah dia.

 

Ia berharap masyarakat ikut menjaga kota Kupang tetap bersih.

 

“Kita berharap kalo bisa masyarakat punya budaya malu. Kita mau pake kesadaran mungkin terlalu tinggi. Kita malu saja sudah bagus. Orang lihat atau tidak kita harus malu.
Dengan budaya malu dapat menutupi kekurangan sarana prasarana pemerintah”, pungkasnya.

  • Bagikan