Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Apapun Kendalanya, Maulafa Harus Bebas Sampah

Lurah Maulafa, Yanto Sapay saat memberikan ketrangan kepada Media Selasa (13/6/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Lurah Maulafa Yanto Sapay terus berupaya membebaskan Maulafa dari Sampah apapun kendalanya.

 

Saat ditemui di Kantor Lurah Maulafa Yanto mengatakan, sebelumnya ada TPS dan 3 Container yang disediakan pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, namun karena mental masyarakat yang kurang baik membuat Container ditarik kembali.

 

“Kami pernah dapat container tapi masyarakat kita ini tidak jaga. Dari jauh sudah lempar sampah jadi tidak semua masuk di dalam container. Akhirnya jadi momok bagi warga sekitar. Mereka lapor ke dinas Kebersihan sehingga container diambil kembali. Padahal ada pasang papan himbauan.
Untuk sekarang kami sudah himbau warga di RT / RW bahkan sampai ke gereja-gereja, sampah itu dikemas di tempat yang rapih lalu taruh di tempat yang sering dilewati truk sampah. Di pinggir jalan Amabi. Kita tetap upaya bebaskan Maulafa dari sampah”, kata Yanto Selasa (13/6/23).

 

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Kupang menggelontorkan dan Rp. 200 juta bagi Kelurahan, sehingga dana itu akan dipakai untuk pengadaan motor sampah.

 

“Kami dapat 200 juta dan sesuai rencana untuk pengadaan motor sampah listrik. Sehingga saya minta setelah pengadaan satu unit taruh di Tofa dan satu lagi di Maulafa”, sebut dia.

 

Ia menambahkan, saat ini di beberapa RT sudah membentuk tim penanggulangan sampah. “Dan ada beberapa jenis sampah seperti dus atau sampah yang bisa dikelola atau ditimbang jadi uang, dipisahkan”, terangnya.

 

Yanto mengatakan, untuk maksud itu tidak terlalu susah karena ada Bank sampah di RT 13 RW 5.

 

“Nona Mansula yang punya bank sampah, namanya Mutiara Timur. Kita juga umumkan ke warga untuk antar sampah. Satu di RT 17 RW 6. Yusak subnafeu. Kelola sampah juga”, kata dia.

 

Menurut dia, dua bank sampah ini mengurangi sampah dalam volume besar.

 

“Yang dibuang tu betul-betul sampah yang tidak bisa diuangkan”, kata dia.

 

Ia mengatakan, pihaknya sangat tertolong dengan hadirnya Mahasiswa KKN.

 

“Kami pungut sampah tiap hari. Selain hari jumat. Sementara masyarakat biasa kerja bakti itu hari Minggu. Kalo Jumat itu mereka aktivitas jadi Sabtu dan Minggu. Lebih banyak Minggu sore”, kata dia.

 

Lebih jauh ia mengatakan, ada upaya meniru model pengelolaan sampah di kelurahan Liliba.

 

“Hanya lahan untuk TPS itu susah. Sejak pak Djungu Lape (Mantan Camat Maulafa-red) kami liat tanah kosong, Cina punya tanah di jalan HTI tapi tidak mau kasih. Pak
Penjabat juga minta tapi belum ada warga yang merelakan lahannya. Lahan pemerintah tidak ada. Orang bangun pagar langsung mepet jalan”, ujar dia.

 

Menurut dia, himbauan terus dilakukan lewat grup RT RW, saat rapat, melalui mimbar Gereja dan Masjid.

 

“Apapun masalahnya Kita tetap berupaya bebaskan Maulafa, kota Kupang dari sampah”, pungkasnya.

  • Bagikan