Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Perangi Sampah, Pj. Wali Kota Minta Tuhan Beri Kemampuan Lebih

Pj. Wali Kota Kupang George Hadjoh saat membuka kegiatan Workshop Pengembangan Ketahanan Iklim dan GEDSI dalam Perencanaan Manajemen Sampah yang diselenggarakan oleh Water for Women, Yayasan Plan International Indonesia di Kelurahan Oebufu, Senin (12/6).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Perangi sampah di Kota Kupang membutuhkan kemampuan ekstra. Hal ini penting karena persoalan sampah menjadi masalah pelik di wilayah perkotaan tak ketinggalan Kota Kupang.

 

Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh meminta pertolongan Tuhan untuk memberikan kemampuan lebih dalam mengatasi sampah.

 

“Awal masuk ke Kota Kupang Saya membaca dan mendengar bahwa kita termasuk 5 kota terkotor di Indonesia. Inilah mengapa saya langsung berdoa dan minta tolong Tuhan supaya kasih saya tenaga lebih, kemampuan lebih, supaya saya urus ini sampah duluan. Karna menjadi masalah buat orang itu kita harus liat menjadi solusi untuk kita kerja. Maka semua orang akan tertarik, Tuhan akan menolang kita agar menggerakan semua orang. Dan hari ini buktinya bersama RT RW dan Lurah Oebufu bersama Plan internasional serta perguruan tinggi poltekes dan Muhamadya”, ujar George Hadjoh dalam sambutannya saat membuka kegiatan Workshop Pengembangan Ketahanan Iklim dan GEDSI dalam Perencanaan Manajemen Sampah yang diselenggarakan oleh Water for Women (WfW), Yayasan Plan International Indonesia (YPII) di Kelurahan Oebufu, Senin (12/6).

 

“Saya punya mimpi kalau semua perguruan tinggi bisa menjadi duta kebersihan, saya kira pasti akan berbeda karena ini orang-orang muda yang masih punya mimpi yang besar bisa merubah apa saja yang berguna dan bisa menjadi uang tapi kini kita belum lakukan itu. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Plan internasional bersama perangkat kelurahan bersama para orang tua, tokoh masyarakat perguruan tinggi untuk mau memberi diri untuk peduli terhadap lingkungan kita”, tambah dia.

 

Menurut George, persoalan sampah dan problematika lingkungan lainnya bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti Demam Berdarah.

 

“Kita pernah dengar hebohnya demam berdarah. Dia turun sangat drastis ketika tiga tahun lalu itu jumlahnya di atas 400 sekarang tidak sampai 100. Itu karena tidak kasih ruang untuk nyamuk menciptakan jentik-jentik yang membawa perkembang biakan nyamuk”, jelasnya.

“Itu artinya bahwa jika kita tidak peduli dengan lingkungan kita tidak peduli dengan bumi kita maka sampah akan kembali menyerang kita dengan cara dan variannya masing-masing. Oleh karena itu seperti kata umat muslim kebersihan adalah bagian dari iman, maka kita tidak boleh hidup kotor. Harus bersih. Kotoran yang kita ciptakan harus kita olah menjadi sesuatu yang kembali kepada alam dan alam bisa mengembalikannya kepada manusia. Kalau kita lupakan siklus itu maka kita akan kembali pada persoalan. Dan ini mungkin menjadi catatan kecil”, urainya.

 

George mengaku sangatapapun keadaannya dia tetap bekerja terserah apa kata orang terhadapnya.

 

“Biar orang bilang Pejabat sampah juga tidak apa-apa. Saya tidak terpangaruh, karena iman percaya saya, Tuhan Yesus yang adalah Allah dia berupa seorang hamba. Hamba itu kita selalu omong suka di suruh-suruh. Lahir di kandang bukan di rumah sakit yang terbaik. Padahal Dia Allah Pemilik langit dan bumi serta segalah isinya tetapi Allah merendahkan diri. Apa lagi Pejabat. Sombong bukan main. Turun serendah mungkin. Makanya kenapa tiap pagi saya mengunjungi sekolah-sekolah dan minta supaya mendidik karakter kebersihan menyelamatkan alam ini supaya jangan gampang sakit”, tandasnya.

 

Pada akhir sambutannya George mengajak seluruh hadirin untuk mendiskusikan berbagai hal seputar lingkungan.

 

Provincial Coordinator NTT Project Water For Woman Yayasan Plan International Indonesia, Ani Talan menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk terbentuknya perencanaan manajemen pengamanan sampah dan pengembangan ketahanan iklim dalam isu STBM GEDSI, serta adanya kesepakatan pembagian peran Pemerintah Kota Kupang dengan YPII dan terjadwalnya rencana tindak lanjut dan rencana aksi pengembangan ketahanan iklim dalam isu STBM GEDSI dan manajemen persampahan.

 

Workshop berlangsung di tiga titik yakni di RW 01, RW 02 dan RW 07 Kelurahan Oebufu.

  • Bagikan