Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Ketua LPM Liliba: “Tidak Mudah Bangun Kesadaran Masyarakat, Perangi Sampah”

Ketua LPM Kelurahan Liliba Apolonius Nurak saat memberikan ketrangan kepada Media Senin (12/6/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT – Salut, untuk kelurahan Liliba yang melihat sampah sebagai persoalan serius. Sampah dinilai sebagai perusak lingkungan dan estetika sebuah kota, karena itu perlu diperangi.

 

Ketua LPM Kelurahan Liliba Apolonius Nurak ketika ditemui media ini di sekretsriat LPM Senin (12/6/23) mengatakan, tantangan paling besar dalam upaya menghadirkan Kelurahan Liliba bersih dari sampah yakni membangun kesadaran masyarakat.

 

“Itu tidak mudah. Butuh kekompakan kebersamaan. Kita dalam hal apa saja selalu sama-sama. Karena pak Lurah kita ini, aktivitasnya tinggi dan dengan melibatkan semua tim. Bukan pak Lurah sendiri. Selalu dia omong, kelurahan Liliba ini kerjanya harus selalu tim. Kolaborasi dari tim yang ada di kelurahan itu luar biasa”, terangnya.

 

“Lurah dengan perangkatnya LPM dan Karang Taruna hingga warga dari setiap RT /RW. Itu selalu dihimbau dan mereka ikut mulai dari pekerjaan membangun TPS itu semua swadaya. Bukan dana dari LPM. Itu semua murni swadaya dari masyarakat”, tambahnya.

 

“Kebersamaan dibangun dari situ sampai pembangunan itupun bersama-sama tanpa ada yang bayar-bayar”, jelasnya.

 

“Artinya soal penanggulangan sampah ini tidak bisa diserahkan ke satu orang tapi semua orang harus terlibat. Melibatkan banyak orang itu susah. Tapi Liliba mampu”, ujarnya.

 

Ia menegaskan, pihak kelurahan Liliba tidak ingin sampah rumah tangga dibuang sembarangan dan menjadi masalah lingkungan.

 

“Jangan orang buang sampah sembarangan. Lalu kita musyawarah melalui pertemuan di tingkat RT /RW. Ini penting. Kita pengadaan TPS sehingga kita punya warga ini boleh membuang sampah pada tempat yang sudah di siapkan pemerintah”, kata Mo’at didampingi salah satu stafnya.

 

Menurut dia, dalam rembuk warga disepakati pembangunan 3 unit Tempat Pembuangan Sampah (TPS).

 

“Kami mempunyai TPS yang berjumlah 3. Nilainya 27 juta. Ukuran 8×3 tinggi 1/2 meter. Dan 1 Container”, kata Nurak.

 

Ia menjelaskan, setelah dibangun TPS dicat dan ditulis dengan pesan-pesan berisi ajakan untuk membuang sampah sesuai dengan aturan.

 

“Dan juga jenis sampah yang harus dibuang. Ada sampah cair, kayu dan batu, sampai sampah medis dipisahkan”, jelas dia.

 

Ia menjelaskan, pada awal setelah membangun TPS pihaknya memberikan kesempatan kepada semua warga untuk memanfaatkan TPS, namun hal ini membuat sampah menumpuk dan sulit diatasi sehingga pihaknya mengeluarkan himbauan agar pembuangan sampah di TPS khusus bagi warga Liliba.

 

“Dalam perjalanan sampahnya luar biasa penumpukan. Orang dari luar datang buang sampah dengan pick up dan itu jadi persoalan sehingga pada tahun yang kedua kita memberi himbauan melalui surat bahwa yang boleh membuang sampah pada tiga TPS tanguh itu hanya orang liliba”, kata dia.

 

“Maka sampah pun berkurang dan setiap hari pun bersih terus dan ketika truck sampah datang angkut sampahnya sedikit saja”, ujar dia.

 

Ia menjelaskan, tidak hanya di tingkat kelurahan, di tingkat RT/RW juga memiliki menejemen sampah yang baik.

 

“Untuk mengambil sampah ada timnya. Di grup RT itu juga ada himbauan, Pengurusnya, Pengelolanya juga ada.
Ada yang mendatangkan kontenernya dengan truk sampahnya”, terangnya.

 

“Terus juga ada dukungan untuk transport. Jadi Petugas itu tepat waktu sesuai dengan hari yang sudah disepakati dia datang dan parkir kontenernya. Terus masyarakat yang sudah kumpulkan sampahnya satu minggu satu kali dijemput dengan pick up dibawa ke container. Nanti ada tipnya (uang rokok). Jadi sampah di kelurahan Liliba tidak berserakan di mana-mana”, ujarnya.

Atas prestasi ini, Tim dari DPRD dan dinas Kebersihan Kabupaten Sikka telah melakukan studi banding di kelurahan Liliba.

 

“Pejabat Pemerintah Kota Kupang selalu meminta kelurahan lain untuk
mencontohi kelurahan Liliba. Sampai sekarangpun diinstruksikan pada seluruh Lurah harus bangun TPS, tidak tau realisasinya seperti apa.
Kami ikut pertemuan di tingkat kota himbauannya juga tetap seperti itu. Ya mengambil contoh Liliba”, pungkasnya.

  • Bagikan