Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Astaga !! Stunting di Takari Meningkat Lagi, Wakil Bupati Minta Kerja Kolaborasi

Kontributor : NH Editor: Redaksi

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT – “Stunting dan kurang gizi cukup tinggi di Takari. Saya harap PLKB, tokoh agama, dan masyarakat, TNI/Polri serta kader bisa berkolaborasi menurunkan angka stunting di sini. Yang tadinya 8 % kini menjadi 44%. Apakah ini karena kesalahan pengukuran ataukah memang stunting? Di sini juga ada Kadis Kesehatan kabupaten Kupang yang akan bekerja dengan maksimal dan memastikan bahwa tidak akan lebih dari kabupaten lainnya soal permasalahan stunting. Harus ada kolaborasi tim percepatan penurunan stunting dan kurang gizi. Apalagi dalam bulan timbang, semua bayi balita dan ibu hamil bisa hadir di posyandu. Saya senang bisa hadir di sini karena begitu banyak mama-mama yang membawa bayi balita mereka untuk datang ke posyandu”, ujar Wabup Jerry Manafe saat memantau operasi timbang di Posyandu Imanuel Desa Bokong Kecamatan Takari Jumat, (10/3).

 

Jerry minta, Para Kapus, Nakes, dan tenaga gizi diharapkan selalu ada di Posyandu untuk memberikan edukasi kepada para kader. Hal itu dimaksudkan agar Kader bisa menjelaskan kepada masyarakat yang memiliki bayi balita. Karena banyak pemahaman minim dari para orangtua tentang stunting.

 

Menurut Ketua TPPS kabupaten Kupang ini, sumber daya yang ada di Takari terbilang cukup dan termasuk daerah yang cukup baik. Harus ada intensitas dalam pengukuran di Posyandu. Camat, Lurah maupun Kades juga harus memperhatikan ibu-ibu yang belum menikah yang sudah memiliki anak untuk segera dinikahkan. “Karena berpengaruh pada psikologis dan administrasi”, tegasnya.

 

Pada akhir sambutannya, Jerry Manafe menegaskan agar dana desa bisa digunakan untuk masalah stunting dalam hal ini pemberian makanan tambahan seperti yang terjadi di desa Oelatsala.

 

“Kadesnya memberikan makanan tambahan kepada anak stunting dan kurang gizi selama 3 bulan dari dana desa dan stunting turun drastis. Tolong pak Camat perhatikan itu. Setiap desa juga harus menempatkan tiga tenaga kesehatan, yaitu tenaga gizi, perawat dan bidan. Karena semua itu ada anggarannya. Agar kita bisa turunkan stunting secara gotong royong”, pungkasnya.

 

Kadis Kesehatan kabupaten Kupang dr. Robert Amaheka mengatakan, anak-anak ini akan menjadi generasi produktif yang diharapkan kualitas lebih dari generasi sebelumnya. Perkembangan otak anak 80 % berlangsung mulai hamil hingga 2 tahun (1000 hari pertama).

 

“Terima kasih atas kehadiran kita semua disini. Kabupaten Kupang tidak bisa disebut terbelakang karena pengalaman dari 41 % turun bertahap hingga 16,6 %. Terima kasih juga kepada bapak Wabup Jerry Manafe selaku ketua TPPS yang selalu gencar mendampingi dan bekerja sama dalam memerangi stunting di kabupaten Kupang”, kata dia.

 

Turut hadir, Kapus Takari Agnes Raro, Bhabinkamtibmas Takari Aipda Kornelius Nomleni, Camat Takari Hendra Mooy, Lurah Bokong I Retno Saubaki, orang tua bayi balita dan ibu hamil.

  • Bagikan