Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pemprov NTT, Dapat Alat Deteksi Virus Babi Dari Pemerintah Australia

Kontributor : BAP_Ellena Editor: Redaksi
Kabid Kesehatan Hewan drh. Melki Angsar menerima alat deteksi virus babi dan pihak Australia disaksikan Wagub NTT Josep Nae Soi Selasa (7/2/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – African Swine Fever (ASF) atau Virus Demam Babi Afrika kembali merebak di NTT.

 

Untuk mendukung Pemerintah NTT dalam upaya pemulihan sektor peternakan babi, Pemerintah Australia menyerahkan alat deteksi virus penyakit Demam Babi Afrika (ASF) kepada Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat diterima oleh Wakil Gubernur Josep Nae Soi. Penyerahan bantuan berlangsung di Kantor Gubernur NTT, Selasa, 7 Februari 2023.

 

Alat diagnostik Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP), dan reagen terkait yang dikirimkan sebagai bagian dari paket, senilai Rp. 1.4 Milyar tersebut dapat mendeteksi virus ASF pada babi.

 

Alat ini diharapkan dapat mendukung Pemerintah NTT dalam upaya pemulihan sektor prternakan khusuanya babi di Provinsi NTT mengingat diagnosis dapat dilakukan lebih cepat, sehingga tindakan pengendalian dapat segera dilakukan.

 

NTT memiliki populasi babi terbesar di Indonesia. Pada tahun 2020, penularan cepat virus ASF di NTT mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 ekor babi dan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi Peternak dan rumah tangganya. Wabah baru virus ASF kembali membuat NTT menjadi daerah yang paling terdampak di Indonesia‒baik secara ekonomi maupun budaya.

 

Selain penyerahan LAMP, Pemerintah Australia melalui Program Australia Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) dan Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) juga akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas (Bimbingan Teknis), Lokakarya, dan Training of Trainers (ToT) dengan sasaran Petugas lapangan veteriner dan teknisi laboratorium.

 

Selain membantu produsen ternak, dampak dari penggunaan LAMP juga diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi bagi pelaku pasar yang terlibat dalam perdagangan ternak dan produk turunannya.

 

“Penanganan ASF di NTT membutuhkan kerjasama multi pihak. Pemerintah Australia menyadari bahwa ASF membawa kerugian besar bagi NTT baik secara ekonomi maupun budaya. Dengan menyerahkan alat deteksi virus ASF (LAMP) sekaligus membangun kapasitas petugas lapangan dan teknisi laboratorium kami mendukung Pemerintah NTT dalam memulihkan sektor peternakan babi secara cepat.” tandas John Leigh, Direktur Program AIHSP.

 

“Kami sangat bahagia Petani skala kecil dan Pengusaha yang terlibat di sektor babi akan mendapatkan akses terhadap fasilistas pengujian penyakit hewan yang tersedia di Pulau Sumba, Flores dan Timor. Hal ini akan membuat ternaknya Petani aman dan pendapatannya terlindungi, selagi sektor babi ini pulih dari Virus Demam Babi Afrika” kata Nina FitzSimons, CEO, PRISMA.

 

Hadir dalam penyerahan tersebut adalah Bapak Viktor Bungtilu Laiskodat (Gubernur NTT), Ibu Lulu Wardhani dari Kedutaan Australia), Ibu Johanna Lisapaly (Kepala Dinas Peternakan-NTT), Ibu Nina FitzSimons (Chief Executive Officer-PRISMA), Bapak John Leigh (Direktur Program-AIHSP), dan Bapak Alfonsus Theodorus (Kepala Badan Penelitian, Perencanaan, dan Pengembangan Daerah-NTT) beserta pejabat lainnya.

  • Bagikan