HIV Masuk Pasar Oeba, Ini Strategi KPAD Kota Hadapi Situasi Itu !!

Reporter: TimEditor: Redaksi
  • Bagikan
Sekretaris HIV Kota Kupang Yosep Rera Beka saat memberikan ketrangan kepada Media Selasa (17/1/23).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Penularan Human Imunodeficiency Virus (HIV) di Kota Kupang kian cepat. Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu menyasar semua kalangan. Tak ketinggalan mereka yang di pasar Oeba kelurahan Fatubesi.

 

Menghadapi situasi ini Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Kupang pasang kuda-kuda.

 

“Jika sebelumnya (2022) hanya 2 Penjangkau yakni bar dan Karoke lalu Pitrad dan Spa. Tahun ini kita tambah yang pertama Penjangkau Kasih, Open BO dan Penjangkau kasus temuan di Pasar Oeba kelurahan Fatubesi”, ujar Kepala Sekretariat / Sekretaris KPAD Kota Kupang Yosep Rera Beka kepada Media ini Selasa (17/1/23).

 

Menurut dia, kasus inveksi baru itu ditemukan pada saat kegiatan menyambut Hari AIDS Sedunia 1 Desember 2022 lalu oleh KPAD Provinsi.

 

“Ditemukan 12 kasus HIV dengan beberapa kasus sipilis. Maka untuk tahun ini kita tambah satu Penjangkau di situ. Penjangkau Pasar.
Nanti staf satu di pasar. Kita turun untuk melakukan pendekatan pada orang-orang yang berkompeten di Pasar, Perusahaan daerah dan berbagai macam kegiatan yang ada di sana to”, jelasnya.

 

“Kemudian penjangkau Pelabuhan e. Selama ini sudah ada kita pertajam lagi. Kita fokuskan 1 orang yang menangani kasus-kasus yang muncul di sana, bisa teridentifikasi”, terangnya.

 

Mengenai jumlah kasus HIV ia menyebut saat ini kasus HIV sebanyak 1. 934 kasus dengan rincian 1.444 HIV dan AIDS 490.

 

Khusus 2022 terdapat 151 kasus dengan rincian 139 HIV dan AIDS 12 kasus.

 

“3 bulan terakhir (Oktober – Desember 2022) teridentifikasi 31 kasus baru. Cukup tinggi”, kata dia.

 

Ia menjelaskan saat ini kasus tertinggi di kalangan Swasta sebesar 20 %, IRT sebesar 13 %, PSK 10 %, disusul lain-lain 9 %, PNS 8 %, Mahasiswa 7 %, Sopir, Ojek, TNI – Polri, Buruh, Tani masing-masing 5 %. TKI dan Pelaut masing-masing 4 %.

 

Jika dilihat perkecamatan kata dia, kasus tertinggi di lecamatan Oebobo 22 persen, disusul Kelapa Lima 19 persen, Maulafa 18 persen, Alak 16 persen, Kota Lama 14 persen Kota Raja 11 persen.

 

“Kasus di kalangan Mahasiswa cukup tinggi yakni 7 persen. Makanya kita bandingkan Mahasiswa dengan ibu Rumah tangga cuma beda 6 persen pak. Makin naik. Selama ini kita identifikasi ibu rumah tangga naik. Tapi itu dibawa oleh suaminya. Ada juga pola hidup seorang ibu yang pengaruh gaya hidup”, kata dia.

 

Menurut dia, kondisi ini telah dilaporkan kepada Pj. Wali Kota Kupang.

 

“Saran pak Penjabat, tahun ini kita lakukan seminar di kampus. Untuk mengetahui apa persoalannya sehingga kasusnya tinggi di kalangan Mahasiswa. Apakah pengaruh ekonomi, atau karena pergaulan bebas yang tidak terkendali karena jauh dari orangtua. Itu yang perlu kita bicarakan dengan pihak kampus untuk dicarikan solusinya”, ucap dia.

 

Dia menyebut kedepan tantangan semakin berat dalam menyampaikan informasi HIV kepada masyarakat, agar kasus HIV ini bisa berkurang.

 

“Kita akan pake cara baru memanfaatkan jasa badut. Di depan kita tulis pesan-pesan menggugah masyarakat untuk melindungi keluarga dari HIV. Badut kita beli setelah dana bisa dicairkan”, kata dia.

 

Mengenai dana yang digelontorkan Pemerintah kepada KPAD mantan Birokrat Kota kupang itu menyebut tahun ini KPAD mendapat Rp. 500 juta untuk berbagai kegiatan dan program yang telah disiapkan.

 

“Ideal karena sesuai dengan kondisi keuangan daerah”, pungkasnya.

  • Bagikan