Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pemkab Kupang, Intens Evaluasi Program percepatan Penurunan Stunting

Kontributor : NH_ Editor: redaksi
Wabup Jerry bersama Peserta diskusi Pemantauan dan evaluasi rincian output program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kupang Rabu (16/11/22)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Pemerintah Kabupaten Kupang terus melakukan evaluasi terhadap penanganan stunting di wilayah itu. Terbaru Pemerintah melakukan diskusi Pemantauan dan evaluasi rincian output program percepatan penurunan stunting.

 

“Program percepatan penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional yang mengamanatkan percepatan penurunan stunting dengan target prevelensi stunting sebesar 14% pada tahun 2024. Target RPJMD kab. Kupang pada tahun 2023 adalah 10% dan pada akhir periode RPJMD kab. Kupang pada tahun 2024 adalah 9,3%. Capaian saat ini di kab. Kupang, prevalensi stunting pada pengukuran Februari 2022 adalah 24,14 % atau 7.207 balita, sedangkan pada Agustus 2022 menjadi 19,88% atau 6.118 balita. Dalam upaya memenuhi target penurunan prevalensi stunting menjadi 9,3% pada tahun 2024 maka diperlukan penguatan pada intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif pada 1000 hari pertama kehidupan yang dilakukan secara konvergen dengan melibatkan multi sektor/LSM”, jelas Wabup Jerry Manafe saat membuka kegiatan FGD di Hotel Krystal Kupang pada Rabu, (16/11/2022).

 

Dalam pemaparannya Jerry Manafe menjelaskan, pada Februari tahun 2022, jumlah komulatif stunting sebanyak 7.207 (24, 14%) dengan 5 kecamatan prevalensi stunting tertinggi yaitu : Amfoang Barat Laut : 397 anak (44, 71%), Amarasi Timur : 294 anak (43, 24%), Amarasi Barat : 528 anak ( 49,46%), Amfoang Barat Daya : 177 anak (35, 83%) dan atuleu Tengah : 167 anak ( 35,38%).

 

Sedangkan pada Agustus 2022, jumlah komulatif stunting sebanyak 6.118 anak (19, 88%), dengan 5 kecamatan prevalensi stunting tertinggi yaitu : Semau Selatan: 205 anak (35, 96%), Amarasi Barat : 456 anak (34, 13%), Nekamese : 347 anak (33, 85%), Amfoang Selatan : 252 anak (32, 98%), Amabi Oefeto : 306 anak (32, 55%). Desa lokus penanganan stunting terintegrasi tahun 2022 sebanyak 100 desa/kelurahan. Pada tahun 2023 sebanyak 110 desa/kelurahan.

 

“Ada beberapa kendala kaitan dengan masih tingginya angka stunting yaitu kurangnya edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya PMT, ibu hamil kurang energi kronik (ibu hamil kek), tablet tambah darah, kelas ibu hamil ; kurangnya edukasi ke ibu tentang pentingnya inisiasi menyusui dini, ASI ekslusif dan MP-ASI ; serta kurangnya edukasi ke ibu tentang pentingnya posyandu. Baru 235 Posyandu yang memiliki alat terstandar. Masih ditemukan pengukuran tinggi badan dan panjang badan yang belum tepat oleh petugas. Masalah ketersediaan air bersih yang belum memadai serta masalah sanitasi yang tidak sehat”, tegas Wabup Jerry.

 

Dia berharap, semua kendala yang terjadi di lapangan, bisa diatasi dengan kolaborasi dinas terkait serta LSM, dimana tidak hanya mengatasi stunting, tapi juga mengatasi muntaber dan polio. “Berikan ide agar ide tersebut bisa disampaikan ke Pemerintah Pusat untuk membantu kita di sini”, tutup Wabup Jerry.

 

Turut mendampingi, Koordinator Gizi Kementerian PPN/Bapenas Sidayu Ariteja, Direktorat PABN Kemenkeu Fajar Sigit, Direktorat KIA Kemenkes Adil, perwakilan BKKBN Pusat, Kepala BKKBN Propinsi NTT, Plt. Kepala Bapelitbangda Propinsi NTT Alfonsus Theodorus, para Pimpinan OPD terkait Stunting, para Camat serta LSM/NGO.

  • Bagikan