Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Nae Soi:” Sektor Pariwisata Mulai Bangkit, Setelah Dihantam Pandemi Covid-19″

Kontributor : Av_Ellena Editor: Sintus
Wagub NTT Josep Nae Soi saat menyampaikan Pidato Radio Senin (15/8/22).

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur mengakui Sektor Pariwisata merupakan yang paling terdampak Pandemic Covid-19. Selama hampir dua tahun karena adanya pembatasan sosial, ekonomi pariwisata mengalami kemerosotan
tajam.

 

“Namun, seiring melandainya kasus covid-19, industri pariwisata mulai bergeliat.
Diharapkan tahun 2022 merupakan tahun pemulihan dan kebangkitan ekonomi
pariwisata”, ujar Wakil Gubernur NTT Josep Nae Soi dalam Pidato Radio di aula Fernandez Senin (15/8/22).

 

Ia menjelaslan, Selama tahun 2021, Pemerintah berupaya melakukan penataan kelembagaan dan melanjutkan penyelesaian pembangunan infrastruktur penunjang berupa home stay,
cottage, restauran, toilet, penyediaan air bersih, penyediaan listrik dan jaringan telekomunikasi pada tujuh lokasi pariwisata estate melalui kolaborasi dengan pelaku wisata terkait. Selain itu, Pemerintah juga berupaya untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia pelaku wisata pada daerah-daerah destinasi wisata.

 

“Selama tahun 2019 sampai dengan 2020, Pemerintah telah melakukan pelatihan dasar kepariwisataan terhadap 420 orang di tujuh lokasi Pariwisata Estate yang meliputi usaha pariwisata, kuliner, akomodasi wisata dan pemandu wisata. Pada tahun 2021, 50 sumberdaya manusia pengelola pariwisata
memperoleh sertifikat dalam bidang usaha perhotelan dan pemandu wisata. Dengan melihat dampak perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat besar, Pemerintah juga telah menyusun buku literasi destinasi wisata secara digital. Informasi pariwisata ini telah disebarluaskan secara on-line melalui berbagai media sosial untuk menarik minat masyarakat”, urainya.

 

Ia menambahkan, pada tahun 2021 juga telah dilaunching aplikasi Tourist Information Centre (TIC) dengan laman khusus yang berfungsi
sebagai pusat informasi pariwisata dan ekonomi kreatif NTT.

 

“Beberapa destinasi pariwisata NTT meraih penghargaan tingkat nasional dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2021, yakni: Telaga Nirwana di Kabupaten Rote Ndao, meraih Juara I untuk kategori Wisata Air Terpopuler. Kampung
Adat Lewokluok, Kabupaten Flores Timur, meraih Juara I untuk Kampung Adat Terpopuler. Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah
Selatan meraih Juara I Surga Tersembunyi Terpopuler. Galeri AkuSikka, Kabupaten Sikka meraih Juara II untuk kategori Destinasi Belanja Terpopuler. Tracking Bukit Wade, Kabupaten Lembata meraih Juara II kategori Olahraga dan Petualangan Terpopuler; Situs Gajah Mada, di Kabupaten Sabu Raijua, meraih Juara III kategori Situs Sejarah Terpopuler. Di Tahun 2021 juga, terdapat dua desa wisata di NTT yang memperoleh penghargaan dalam Ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia Tahun 2021, yaitu Desa Wisata Detusoko Barat, Kabupaten Ende, meraih Juara IV untuk kategori Desa Wisata Berkembang dan Desa Wisata Waerebo, Kabupaten Manggarai, meraih Juara 1 untuk kategori Desa Wisata Daya Tarik Wisata”, terangnya.

 

JNS menegaskan, berbagai penghargaan yang telah diraih tersebut memperlihatkan keunikan dan beragamnya pilihan destinasi pariwisata di NTT.

 

Dalam mengembangkan Pariwisata NTT, Pemerintah tidak hanya mengutamakan keuntungan ekonomis
tapi juga memperhatikan konservasi destinasi-destinasi pariwisata agar tetap berkelanjutan dan dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.

 

“Dalam kaitannya dengan ini, Pemerintah telah mengambil kebijakan dengan menetapkan Pulau Komodo dan Pulau Padar dalam Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai kawasan wisata konservasi. Komodo atau varanus komodoensis sebagai satu-satunya hewan purbakala di dunia, warisan dunia yang hanya ada di NTT yang wajib kita jaga dan lestarikan keaslian habitatnya sebagai binatang liar”, jelasnya.

 

Berdasarkan hasil penelitian Daya Dukung Daya Tampung (DDDT) yang dilakukan oleh tim dari Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia dan Universitas Nusa Cendana, ditemukan bahwa kunjungan wisatawan yang tidak terkontrol dapat berpotensi menurunkan daya dukung dan daya tampung ekosistem Komodo yang secara otomatis berpengaruh pada keberlangsungan hidup komodo. “Karena itu, perlu diterapkan manajemen wisata dengan membatasi jumlah pengunjung hanya 200.000 orang per tahun
untuk menjaga stabilitas lingkungan, memaksimalkan
pengawasan dan pengamanan, serta pada gilirannya akan
meningkatkan perolehan pendapatan negara dan pendapatan
daerah, masyarakat, penguatan kelembagaan (riset dan peningkatan kapasitas ranger), penyediaan sarana prasarana, penyediaan amenitas (pengelolaan sampah, air minum, wc/kamar mandi), promosi, biaya kesehatan, PNBP dan PAD Provinsi serta Kabupaten Manggarai Barat. Untuk memudahkan pengawasan
dan keamanan, dilakukan reservasi kunjungan melalui satu pintu secara on-line melalui aplikasi INISA. Untuk Pulau Rinca dan pulau-pulau lainnya di kawasan TNK tetap menjadi kawasan pariwisata massal yang tidak dibatasi”, terang dia.

 

Ia menjelaskan, tahun ini dan mendatang pariwisata NTT akan benar-benar pulih dan normal sebagaimana mestinya bahkan mengalami lonjakan.

 

 

“Untuk itu, saya mengharapkan Pemerintah Kabupaten/Kota bersama Pemerintah Provinsi NTT, melalui intervensi program dan kegiatan yang ada dapat menjamin ketersediaan rantai pasok yang menunjang pariwisata secara mandiri dengan mengurangi pasokan dari luar NTT”, kata dia.

 

“Kita harus mempersiapkan ketersediaan bahan baku, khususnya dari sektor
pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan yang berbasis industri dan perdagangan”, tambah Nae Soi.

 

Hal lainnya yang harus disiapkan dan dibenahi dalam mendukung pariwisata, yakni faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penciptaan keamanan dan kenyamanan, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana pendukung dari
segi hiegenis, seperti ketersediaan dan kelayakan toilet, air bersih
dan manajemen persampahan yang baik. Perbanyak atraksi atau festival yang disertai dengan narasi-narasi yang memikat wisatawan, serta hasilkan produk lokal setempat dengan kualitas terbaik, menarik dan memiliki cita rasa serta nilai ekonomi yang tinggi.

 

Selain Pariwisata ada 9 program lainnya yang diulas dalam pidato tersebut.

  • Bagikan