Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pater Paul Gootee, SVD, “Tidur” Sambil Peluk Kain Adat Biboki”

Jenazah P. Paul Gootee,SVD "tidur" sambil memeluk kain ada Biboki. Kenangan tak terlupakan.

ILLINOIS, FLOBAMORA-SPOT.COM – Misionarist Katolik dari Amerika Serikat Pater Paul Gootee, SVD meninggal minggu lalu dan baru dikebumikan Rabu (24/2/21) pagi Waktu Amerika atau jam 10 malam waktu Indoensia Tengah.

 

Pastor Barat ini sudah pergi tetapi ada kenangan yang tidak bisa dilupakan yakni kecintaanya pada budaya dan tanah Timor.

 

Hal ini sangat beralasan karena Almarhum bertugas di sana selama 55 tahun, sebuah rentang waktu yang cukup panjang.

Sr. Yulita Bere (3 dari kanan) memukul tambur (likurai Belu) saat pemakaman almarhum P. Paul Gootee di Pekuburan Santa Maria Techno, Illinois, USA Rabu (24/2) pagi.

Untuk memenuhi permintaan almarhum para Pastor asal Timor yang bekerja di AS menutup jenazah P. Gootee dengan selembar kain adat Biboki (TTU).

 

“Beruntung saya menyimpan kain Biboki. Satu lembar di atas jasad (dipeluk) almarhum”, demikian foto yang dikirim P. Matheus ke Media.

 

Selain itu, kata Pastor asal Biboki itu, saat pemakaman berlangsung Sr. Yulita Bere, SSpS dari Fatubenao (Belu) mengiringinya dengan menabuh likurai (tambur).

 

Pastor Matheus mengisahkan, pada 2011 lalu Pastor Gootee menulis sebuah surat Wasiat yang isinya meminta jika ia meninggal, pemakamannya dilakukan dengan tradisi Timor.

 

“P. Gootee minta. Saya minta anak Timor yang bekerja di US menguburkan saya seperti mereka menguburkan bapaknya sendiri. Itu sesuatu penghormatan bagi kami”, ujar P. Matheus Bitin Ro, SVD dalam wawancara on air bersama rekanita Jen Salem dari Radio Tirilolok Selasa (23/2).

Menurut dia. Menguburkan Almarhum secara adat Timor menunjukkan suatu kebanggaan bagi masyarakat dan Umat katolik di Timor.

 

“Ini menunjukkan suatu kecintaan, suatu dedikasi seorang misionarist yang begitu mencintai tanah Timor, adat dan budaya Timor, begitu dekat dengan umat dan masyarakat di TTU terutama. Ini juga penghormatan bagi kami anak Timor yang sedang bekerja di AS”, urai Pastor asal Biboki itu.

Sudah lebih dari 10 hari Pater Gootee meninggal dan selama itu jenazah almarhum disimpan dalam kulkas agar tetap awet.

 

Pastor Gootee memiliki 8 orang bersaudara dua diantaranya Biarawati, 5 dari mereka telah meninggal. Pater Gootee mulai sakit dan pulang AS untuk berobat pada 2011 dan tidak kembali lagi ke Timor hingga wafat.

 

Acara pemakaman dihadiri beberapa SSpS asal NTT masing-masing Sr. Rosalia, Sr. Yulita, Sr. Rosa Dacosta, Sr. Intan dan puluhan Imam yang juga asal NTT. (Jen)

  • Bagikan