OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT — Bupati Kupang, Yosef Lede, dan Wakil Bupati Kupang, Aurum TItu Eki, akhir pekan lalu menghadiri Festival Budaya Anak Amfoang.
Festival digelar di alun – alun Lelogama, Kelurahan Lelogama, Kecamatan Amfoang Selatan.
Festival yang digelar 3 hari tersebut terselenggara atas kerjasama Yayasan Compassion Indonesia yang merupakan mitra Sinode GMIT dalam melaksanakan Pusat Pengembangan Anak (PPA) dengan GMIT Pniel Lelogama.
Yosef Lede dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan Festival Budaya Anak Amfoang sangat relevan dengan kondisi zaman sekarang.
Menurut dia, di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, budaya lokal sering terpinggirkan.
“Padahal budaya jati diri, akar, dan identitas yang membentuk kita sebenarnya”, ujar Yosef Lede saat membuka kegiatan itu Sabtu (21/6/25).
Dia melanjutkan, budaya amfoang yang kaya akan nilai – nilai adat, bahasa, tarian, music, pakaian tradisional, dan kearifan lokal, perlu dikenalkan kepada anak – anak. Bukan sekedar untuk dikenang, tetapi untuk dihidupkan dalam keseharian, dicintai dengan sepenuh hati, dan dilindungi dari kepunahan.
“Pemerintah Kabupaten Kupang dalam visi besarnya menuju Kabupaten Kupang Emas memberikan perhatian khusus kepada pelestarian budaya lokal. Kami percaya bahwa isvestasi terbesar bukan hanya pada infrastruktur, tetapi juga pada pembangunan karakter dan indentitas budaya generasi muda”, jelas Yos.
Yosef Lede melanjutkan, Pemerintah Kabupaten Kupang berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pelestarian budaya, pembinaan dan generasi muda. Serta membangun karakter anak – anak yang berakar pada nilai – nilai luhur budaya lokal, karena tidak ada kemajuan tanpa identitas, tidak ada masa depan tanpa warisan budaya.
Tanggungjawab, Pemerintah dan gereja bantu perkembangan anak.
Wakil Ketua Sinode GMIT, Pendeta Saneb Blegur mengatakan, adalah tanggung jawab Gereja dan Pemerintah untuk membantu perkembangan anak.
“Sehingga Sinode GMIT menyambut baik terselenggaranya Festival Budaya Anak Amfoang tersebut”, kata dia.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Kupang mampu menjalankan fungsinya tersebut dengan baik, sehingga Sinode GMIT memberi apresiasi terhadap hal tersebut.
“Festival Budaya Anak Amfoang ini adalah untuk anak – anak, oleh karena itu berilah kepada mereka kesempatan seluas – luasnya. Biarkan mereka berkreasi sesuai dengan kemampuan mereka sehingga potensi mereka bisa diketahui dan dikembangkan untuk kemajuan pribadi, daerah, Gereja, Bangsa dan Negara”, ujar Saneb Blegur.
Festival Budaya Anak Amfoang mengambil tema, “Mengenal, Mencintai, dan Melindungi Budaya Amfoang”.
Festival diikuti 452 anak, remaja, dan pendamping dari 11 Pusat Pengembangan Anak (PPA) Klaster Kupang Tenggara. (Tery).
Tetap Terhubung Dengan Kami:


CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.