Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Keluarga Lalai Pasien DBD Meninggal

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – Isu DBD menjadi salah satu topic hangat yang didiskusikan dalam Media gathering Pemerintah Kota Kupang, Rencana Kerja Strategis dan Program Pro Rakyat tahun 2020 di Hotel Aston Kupang Selasa (11/2). Walikota Kupang Dr. Jefri Riwu Kore ditanya wartawan mengenai 3 kasus meninggalnya pasien DBD di Kota Kupang yang terjadi beberapa hari lalu.

“Kematian pasien DBD terjadi karena kelalaian keluarga”, demikian ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang drg. Retnowati saat diberi kesempatan untuk menjelaskan, tentang sebab musabab kematian pasien DBD.

Ia mengatakan, Pemerintah tidak melarang masyarakat memanfaatkan jasa dokter special, namun sebaiknya pemeriksaan Pasien DBD dilakukan di Pusat kesehatan masyarakat, sehingga penanganannya lebih intensif.

“Sesuai pantauan saya selama ini tidak ada yang meninggal, karena biasanya pada hari pertama kedua, setelah diketahui positif DBD dan trombositnya di bawa 100 pasien pasti diopname”, tegasnya.

Dokter Retno menjelaskan, pemeriksaan pasien DBD akan dilakukan terus menerus selama 1 x 24 jam ketika trombosit sudah di bawah 100.

“Nah ini yang lalai dari keluarga”, ucap dia.

Menurut dia, setelah memasuki hari ketiga dan keempat pasien DBD baru ditangani maka dipastikan meninggal satu dua jam kemudian.

Ia mengatakan, lingkungan ikut berkontribusi terhadap nyamuk DBD, karena itu masyarakat harus ikut menjaga lingkungan.

“Radius 200 meter itu apabila lingkungan tetangga kita tidak bersih juga menjadi sumber penularan virus DBD. Ini yang memang kesadaran dari masyarakat itu yang kurang”, jelasnya.

Menurut Retno, pihaknya sudah merangkul Gerakan Peduli Sampah (GPS) untuk mengatasi sampah di masyarakat.

“Setiap Sabtu kita akan menggempur setiap kelurahan bersama masyarakat”, pungkasnya. (Sintus)

 

  • Bagikan