Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Hati-hati Hog Colera

Jumat, 27 April 2018

Laporan : Ellena Christine

Kupang,flobamora-spot.com – Hog Cholera atau juga dikenal dengan sampar Babi merupakan salah satu penyakit ternak babi yang disebabkan oleh virus.

Dalam rilis yang dikeluarkan Para peserta Lokakarya di Hotel Silvia Kupang, Virus Hog Cholera menyebar dengan cepat dalam populasi ternak babi dan dapat menyerang segala umur dengan tingkat kesakitan dan kematian (mortalitas) mencapai 95-100%.

“Kematian ternak babi memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi peternak di daerah endemik hog colera”, demikian rilis tersebut.

Hal ini mendorong pemerintah untuk menetapkan penyakit Hog Cholera dalam penyakit hewan menular strategis yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 4026/Kpts/OT 140/4/2013 tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Menular strategis kementerian Pertanian, 2013).

Kasus Hog Cholera di Indonesia pertama kali ditemukan di Provinsi Sumatera Utara pada awal tahun 1994.

Kejadian wabah diduga disebabkan oleh masuknya babi pejantan dari Semenanjung Malaysia (BBPMsoH 2012, dalam Road Map Pengendalian dan Penanggulangan Hog Cholera, Dirjen PKH 2015).

Dari Sumatera Utara, penyakit Hog Cholera menyebar ke daerah lain di Indonesia seperti Sumatera Barat, DKI Jakarta, Riau, Jambi, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di NTT, kasus penyakit Hog Cholera pertama kali ditemukan di Tarus, Kabupaten Kupang pada tahun 1997 (Santia dkk, 2008).

Setahun kemudian Tahun 1998), penyakit ini telah menyebar ke beberapa kabupaten dan pulau di NTT temasuk Sumba, Rote dan 2002 penyakit ini menggerogoti Pulau Alor, Pantar dan Pura. Selanjutnya meluas ke pulau lembata (2011) dan Pulau Flores (2005.

Di Pulau Flores puncak wabah terjadi pada tahun 2017 dengan total kematian 10.000 ekor ternak babi (PRIsMA, 2017 Diperkirakan kerugian ekonomi yang dirasakan oleh peternak babi di Flores mencapai 25 miliar, sementara perusahan pakan mencapai 35 miliar karena kehilangan pangsa pasar.

Kerugian juga dialami oleh Pemerintah Pusat dan daerah Karena harus menyiapkan Dana investigasi dan vaksinasi sekitar 800 juta.

Penyebab utama meluasnya wabah penyakit Hoc Colera di NTT adalah karena pergerakan atau lalulintas ternak babi antar kabupaten dan antar Pulau yang belum terkontrol secara optimal (BBvet Denpasar, 2017).

Bersama informasi tersebut, Peserta Lokakarya dari Dinas Peternakan Kab/Kota Se-NTT membuat Road Map dan rencana aksi penanganan wabah penyakit Hog Cholera/sampar babi berupa Jadwal vaksinasi Ternak babi, bersama dinas Peternakan Provinsi di Hotel Silvia Kupang.

  • Bagikan