Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

POTRET WISATA DI NEGERI TANAH TERJANJI (3)

 

wisatawan bersama Komodo

Menghapus Noda NTT dari – Nusa Terus Tertinggal

Minggu, 22 April 2018

Laporan : Yasintus Fahik

Kupang, flobamora-spot.com – NEGARA telah meletakkan arah dan tujuan pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan umum. Perwujudannya adalah dengan mengoptimalisasi dan memanfaatkan semua potensi yang ada dan dimiliki rakyat. Namun untuk memanfaatkan semua potensi yang ada itu diperlukan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga menjadi penopang bagi rakyat dalam menggapai tujuan kesejahteraan.

Adalah fakta jika Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya dan wilayah-wilayah Indonesia Timur umumnya yang juga menjadi bagian dari NKRI, selalu dianaktirikan dalam pemerolehan ‘kue’ pembangunan nasional. Karena kondisi ini sudah dibiarkan terlalu lama maka muncul plesetan-plesetan sebutan dari segelintir orang kalau NTT miskin dan minus sumber daya.

Padahal setelah menjejaki tapak kaki di bumi Flobamora baru terungkap fakta kalau NTT ini sesungguhnya negeri yang memiliki sejuta potensi. Hanya saja kue pembangunan nasional tidak terbagi secara proporsional. Atau dengan kata lain masih berkutat pada pola lama yakni pembangunan yang adil dan merata. Dan bukan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

Disadari bahwa NTT baru terasa ada geliat pembangunan sarana prasarana/Sarpras dasar seperti jalan dan jembatan, kelistrikan, juga air bersih, mulai pasca terlepasnya Timor Timur dari pangkuan pertiwi. Isu perbatasan menjadi nilai jual sekaligus memantik pemerintah pusat menggelontorkan anggaran triliunan rupiah untuk membangun Sarpras yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Jalan nasional dinaikkan statusnya ke jalan strategis nasional, panjang ruas jalan provinsi diperpendek sehingga menambah panjang ruas jalan nasional. Demikian juga status jalan provinsi dan jalan kabupaten/kota. Sama halnya juga dengan kelistrikan serta pembangunan bendungan untuk kebutuhan irigasi pertanian dan air baku masyarakat.

Dan kesemuanya ini lebih menyata lagi ketika era Presiden Joko Widodo. Pasca Timor Timur berdiri sebagai Negara Republik Demokratic Timor Leste (RDTL), barulah NTT dipandang sebagai garda terdepan NKRI dengan membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di tiga titik perbatasan darat di Pulau Timor wilayah Timor Barat. Bahwa NTT juga dari sisi kemaritiman (perbatasan perairan laut) adalah berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste dan negara Australia. Dengan pulau-pulau yang berbatasan langsung laut itu adalah Timor (Timor Barat), Alor, Sumba, Sabu dan Pulau Rote. Karenanya NTT itu kini secara nasional bukan lagi dipandang sebelah mata dalam penerapan pemerataan pembangunan yang berkeadilan. Bahkan ditambah lagi dengan satu sebutan ‘berkelanjutan’. Atau dengan presisi sebutan, pemerataan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan. +++(bersambung ke Bagian 4)

Sumber : Citra-news.com/ marthin radja

  • Bagikan