MANILA, FLOBAMORA-SPOT.COM – Memang, sebenarnya ada St. Corona! Dan jenazahnya berada di Italia Utara (tempat lockdown Covid 19 pertama di Uni Eropa). Yang lebih menguatkan kita ditengah tersebarnya pandemik covid 2019 yang melanda seluruh bangsa, St. Corona dipandang sebagai salah satu santa pelindung pandemik. Dia menjadi martir bersama dengan Santo Victor, seorang prajurit Romawi. Jenasah mereka ditempatkan di sebuah basilika di Anzu, Italia Utara, tepat di tengah pandemik Coronavirus 2019. Jenasah Santo Victor dan Santa Corona telah dilestarikan sejak abad ke-9.
Meskipun sedikit saja yang diketahui tentang Sta. Corona dan St. Victor, keduanya hidup (dan mati) selama masa pemerintahan Marcus Aurelius dan bahwa mereka dihukum mati atas perintah seorang hakim Romawi bernama Sebastian karena menjadi orang Kristen.
Santa Corona yang berusia 16 tahun kemudian menikah dengan seorang prajurit Romawi yang tidak tahu bahwa dia adalah seorang Kristen. Dia datang ke istana dan menyatakan secara terbuka bahwa dia datang untuk menyelamatkan Victor yang sedang disiksa di depan umum dengan cara dicambuk yang praktis merobek kulitnya.
Dia berlutut dan mulai berdoa untuknya, meyakinkan Viktor tahu bahwa Corona ada di sana untuknya. Sebastian memerintahkan penangkapan dan penyiksaan terhadap Corona. Mereka mengikat kedua kakinya serta kedua tangannya diikat dengan tali yang diikatkan di antara dua pohon palem yang tertekuk ke tanah. Ketika telapak tangan dilepaskan, dia terkoyak. Menurut Martyrologi Romawi, ini terjadi di Suriah.
Pada tahun 1943 dan sekali lagi pada tahun 1981, jenasah kedua orang suci diperiksa, dan tulang-tulang itu memang berasal dari laki-laki dan perempuan. Dalam pemeriksaan tahun 1981, mereka menemukan serbuk sari cedar, yang merupakan tanaman khas dari selat Mediterania pada saat itu. Para arkeolog mengkonfirmasi bahwa serbuk sari ini hanya ada di Suriah dan Siprus.
Menurut Aleteia, “Santo Victor dan Santa Corona adalah orang-orang kudus pra-jemaat yang berarti bahwa mereka diakui sebagai orang suci sebelum proses kanonisasi Gereja distandarisasi. (Orang suci pertama yang dikanonisasi oleh seorang paus adalah Ulrich, uskup Augsburg, yang wafat pada tahun 973. Ia dikanonisasikan sebagai orang kudus oleh Paus John XV pada Konsili Lateran tahun 993. Kanonisasi menjadi hukum umum gereja di bawah Paus Gregorius IX (1227- 41)”
St. Corona awalnya dipercaya sebagai pelindung bagi mereka yang berdoa melalui pengantaraannya bagi para pencari uang secara takhayul tetapi tidak ada bukti langsung mengenai hal ini. Hari ini, Santa Corona dihormati sebagai santa pelindung untuk epidemi dan pandemi.
Hari raya St. Corona, bersama dengan St. Victor, adalah 14 Mei. Kita berdoa bersama meminta bantuan serta pertolongan Allah melalui Santa Corona dan Santo Viktor agar melalui doa mereka berdua pandemik Covid 19 ini segera reda dan teratasi di seluruh bangsa.
Sumber: catholicpilgrimageph.com, judul: It’s true – There’s a St. Corona and she is the Patron Saint of Pandemics
Manila: 18-Maret-2020
Pater Tuan Kopong MSF
Kontak: redaksisocietasnews@gmail.com
societasnews.id
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.