Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Drh Melki: “Virus ASF Tidak Menular ke Manusia Tetapi Mematikan”

Peserta Pertemuan Bakohumas Provinsi NTT di Hotel Papa Jon's Jumat (13/3/20)

KUPANG, FLOBAMORA-SPOT.COM – “Kalo satu dua ekor tidak apa-apa tapi kalo 20-30 ekor pemiliknya bisa mati kan”.

Demikian diungkapkan drh Melki Angsar yang tampil sebagai Pemateri dalam Pertemuan Bakohumas provinsi NTT di Hotel Papa Jons Jumat (13/3/20).

Tanda klinis yang muncul pada babi mirip CSF / Hoc Colera tetapi tidak ada hubungannya dengan virus CSF (Demam Anoreksia, lesu, kemerahan pada kulit. “Virus ini belum ada obatnya”, kata dia.

Saat ini virus ASF sudah ada di 5 Kabupaten Kota dan UPT pembibitan ternak Tarus dengan kematian mencapai 4.888 ekor. “Kota Kupang 221 ekor, Kabupaten Kupang 1. 756 ekor, Kabupaten TTS 825 ekor, TTU 912 ekor, Belu 753 ekor, Malaka 49 ekor dan UPT Pembibitan Ternak Tarus 370 ekor”, jelasnya.

Menghadapi Virus ASF semua pihak khususnya Peternak harus melakukan pencegahan misalnya berikan pakan, sperma / semen dari sumber terpercaya, karantina ketat ketika memasukkan hewan baru dan cegah kontak dengan babi liar.

“Juga jangan memberikan makanan sisa, ganti pakaian dan sepatu di dalam dan di luar peternakan (jika memungkinkan mandi) disinfeksi pada titik masuk dan keluar pada peternakan (truk, mobil, pakan, peralatan), disinfeksi pada titik masuk dan keluar peralatan kandang dalam lingkungan kandang dan gunakan disfektan yang sesuai”, urainya.

Asisten Pemerintahan Sekda NTT Djamaludin Ahmad saat membuka kegiatan tersebut mengatakan, Kematian babi Akibat Virus ASF Berdampak Terhadap Kemiskinan

Pemerintah Provinsi NTT berupaya keras dalam mengatasi masuknya Virus Demam Babi atau African Swine Fever (ASF) ke NTT, karena dampaknya sangat besar terhadap konidis Ekonomi masyarakat.

“Di Kota Kupang ada 221 babi mati belum daerah lain, Kalo orang miskin yang piara babi lalu mati (babinya-red) bagaimana dampaknya. Kasihan itu dia tambah miskin jadinya”, sesal Asisten Pemerinahan Sekda NTT Djamaludin Ahmad dalam sambutannya.

Menghadapi kondisi ini (kematian babi) Pemerintah melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya adalah larangan suplai babi dr luar daerah. “juga pengiriman babi keluar daerah. Ini dilakukan untuk sementara selama kasus ASF merebak”, pungkas dia.

  • Bagikan