Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Waspada !! Ada 25 ODHA di Kabupaten Kupang Meninggal Dunia  

OELAMASI, FLOBAMORA-SPOT.COM – “Human Imunodeficiecy Virus (HIV) and Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan virus yang belum ada obatnya hingga saat ini. Di Kabupaten Kupang pengidap virus ini mencapai 276 dengan rincian HIV 165 dan AIDS 111. Saat ini yang meninggal 25 kasus sejak 1997 – April 2019”.

Demikian kata Pengelola Program KPAD Kabupaten Kupang Osni Nabunome kepada Flobamora-spot.com Rabu (4/12) di Oelamasi.

Menurut Osni, data HIV dan AIDS dihimpun dari 4 Rumah Sakit besar di Provinsi dan Kabupaten Kupang.

“Kita biasa update data per 6 bulan (1 semester). Data kita jemput di Rumah Sakit W.Z. Johanis, Rumah Sakit Titus Ully (Bhayangkara), Rumah Sakit Wira Sakti dan Rumah Sakit Naibonat.2020 RS Naibonat bisa jadi tempat pengobatan HIV. Sudah ada SK dari Kemenkes RI”, tambah Kasubag Potensi Kemasyarakatan KPAD Kabupaten Kupang Silas Baso.

Mengenai sejauhmana Penyampaian informasi HIV dan AIDS kepada masyarakat Osni Nabunome, Pengelola Program KPAD Kabupaten Kupang kembali menegaskan, pihaknya bekerja keras dalam upaya mencegah dan memberantas HIV dan AIDS di Kabupaten Kupang.

“Ada Sosialisasi di SKPD dan sekolah juga mobile VCT. Kita sudah lakukan sosialisasi sebanyak 13 kali. Setiap kali mobile VCT pasti kita dapatkan 1 orang Pengidap”, ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini ada 111Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA) dan untuk kembali ke status HIV sangat berat.

“Ada yang belum konsumsi obat karena jarak. Dinkes Kabupaten Kupang melalui RS Naibonat harus siapkan obat. Peran seluruh komponen sangat penting. Belum lagi Diskrimiasi masih tinggi. Anggaran kita hanya 376 juta rupiah melekat pada Bagian kesejahteraan Rakyat (Kesra) bukan hibah jadi kita tergantung pada Pemerintah”, ucap dia.

Saat ini pihaknya sedang berupaya membetuk kelompok Warga peduli AIDS (WPA) di tingkat Kecamatan, Kedesan dan Kelurahan.

“Wpa di 160 desa 17 kelurahan 24 kecamatan. Ini penting dalam mendukung KPAD. Dana desa bisa dialokasikan untuk membiayai WPA di desa dan kelurahan, dari pada fisik dibangun sementara SDMnya terpuruk”, tegasnya.

Peran WPA di tingkat bawah sangat penting dalam memerangi Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.

“Diskriminasi masih tinggi di Kabupaten Kupang karena itu WPA sangat penting karena di dalamnya ada berbagai komponen masyarakat. Pemuda, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat dan lainya”, ucap dia.

Disinggung mengenai kegiatan puncak perayaan Hari AIDS Sedunia 2019 ia mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan beberapa kegiatan dalam menyongsong perayaan puncak Hari AIDS.

“Hari AIDS jatuh pada 1 Desember setiap tahun ya. Di Kabupaten kita rayakan pada Minggu depan (Minggu ketiga Desember). Ada malam renungan menjelang puncak perayaan (satu hari sebelum hari “H”) melibatkan tokoh agama, populasi kunci dan testimoni dari Orang Terinveksi HIV dan AIDS (sebutan lain untuk Orang Dengan HIV dan AIDS – ODHA-red)”, pungkasnya.

 

 

  • Bagikan